Anda ingin tahu fase pertumbuhan tanaman padi, mulai dari penyemaian atau tabur benih langsung (tabela) sampai pemanenan?
Hasil panennya berupa gabah kering panen (GKP). Kemudian GKP dikeringkan menjadi gabah kering giling (GKG). Dari GKG diolah menjadi beras. Kemudian beras ditanak menjadi nasi.
Nah, proses pertumbuhan tanaman padi tersebut terbagi atas tiga fase, yaitu vegetatif (selama sekitar 55 hari), reproduktif (sekitar 35 hari) dan pemasakan (sekitar 30 hari).
Jadi, rentang waktu mulai dari penyemaian atau tabela sampai pemanenan sekitar 120 hari. Itulah lama waktu petani menunggu sampai panen.
Lama waktu budidaya ini bisa kurang atau lebih 120 hari, tergantung varietas padi yang ditanam.
Fase vegetatif
Fase vegetatif terdiri atas tiga tahap, yaitu bibit berkecambah (germination) sekitar 3-5 hari, pertunasan (seedling stage) sekitar 10-16 hari, dan pembentukan anakan (tillering stage) sekitar 34-42 hari.
Biasanya fase bibit berkecambah dan bertunas terjadi di tingkat persemaian selama 14-21 hari. Setelah itu tanaman semai dipindah ke lahan sawah.
Penanaman bisa secara manual (tanam mundur atau tandur) atau menggunakan mesin tanam (rice transplanter).
Karena itulah, dalam menentukan umur padi bisa menggunakan hari setelah tanam (HST) atau hari setelah semai (HSS).
HST dihitung sejak waktu pindah tanam padi dari persemaian. HSS dihitung sejak waktu semai atau sejak waktu tabela.
Fase reproduktif
Fase reproduktif terdiri atas empat tahap, yaitu primordia atau inisiasi bunga (panicle initiation), bunting (booting stage), keluar malai dari pelepah daun bendera (heading stage) dan berbunga (flowering stage).
Fase pemasakan
Fase pemasakan terdiri atas tahap masak susu (milk grain stage), masak kuning (dough grain stage), masak penuh (mature grain stage) dan masak mati (tahap siap panen).
Fase reproduktif dan pemasakan biasa disebut dengan fase generatif. Karena itulah ada yang membagi tahapan pertumbuhan padi menjadi dua, yaitu fase vegetatif dan generatif.
Padi yang sudah masak penuh atau masak mati, dipanen secara manual atau menggunakan combine harvester (mesin panen sekaligus perontok padi).
Bulir padi atau gabah yang telah dirontokkan dari malainya ini dinamakan gabah kering panen (GKP). Bisanya kadar airnya sekitar 18-25%.
Sebelum digiling, GKP dikeringkan dengan dijemur atau menggunakan mesin pengering (dryer) sampai kadar airnya menjadi sekitar 14% sehingga menjadi gabah kering giling (GKG).
Proses pengeringan bertujuan untuk membuat beras tidak pecah ketika digiling dengan mesin. Atau agar gabah tahan simpan sebelum digiling.
Dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, angka konversi pengeringan gabah dari GKP menjadi GKG sekitar 83,12%.
Sementara, angka konversi atau rendemen dari GKG menjadi beras sekitar 58%. Tapi ada juga para ahli yang menyatakan rendemen dari GKG menjadi beras sekitar 58,13%.
Demikianlah sahabat Agrikan.id, tiga fase pertumbuhan tanaman padi: vegetatif, reproduktif, dan pemasakan.
Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com
Referensi:
Tohir, Winarno. 2019. Pertanian Presisi untuk Mensejahterakan Petani. Jakarta: Penerbit Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).