Edufarmers mendorong inovasi teknologi pertanian
Menteri Pertanian pada acara Agrinnovation Conference di Menara Mandiri, Jakarta.

AGRIKAN.ID – Edufarmers mendorong kolaborasi pengembangan inovasi teknologi pertanian dengan mengadakan Agrinnovation Conference. Acara di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu, 15 Maret 2023, dengan tema The Rise of Agritech to Enhance Food Security itu dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Agrinnovation Conference merupakan pertemuan sangat penting untuk menghubungkan berbagai pihak, terutama dalam membahas peluang, tantangan, hingga sumber daya yang ada,” kata Syahrul.

“Saya akan memberikan dukungan penuh untuk teman-teman. Presiden juga sudah memerintahkan untuk memfasilitasi dan memberikan ruang untuk saling berkolaborasi,” tambahnya.

Menurut Badan Pusat Statistik, pertanian merupakan salah satu sektor tumpuan ekonomi Indonesia. Tahun 2022, kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto sekitar 12,4%. Sektor Pertanian juga menyerap sekitar 38,7 juta tenaga kerja atau 28,6% dari penduduk berusia produktif Agustus 2022.

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2020-2024, Kementan menargetkan jumlah implementasi teknologi pertanian sekitar 70% pada 2021 dan 2022 serta 75% pada 2023 dan 2024.

Startup agritech, inovasi teknologi pertanian

“Tujuan diadakannya acara ini (Agrinnovation Conference) adalah to inspire, connect dan empower. Kami berusaha untuk menciptakan ruang untuk berkolaborasi dalam menghadapi tantangan yang ada pada sektor pertanian Indonesia,” kata Amri Ilmma, COO (Chief Operating Officer) Edufarmers.

“Secara keseluruhan, pasti ada tantangan yang dihadapi startup agritech di Indonesia,” kata Amri.

“Saya yakin ada peluang yang signifikan bagi startup ini untuk berkontribusi pada sektor pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien, meningkatkan ketahanan pangan, dan menciptakan peluang ekonomi bagi petani dan pemangku kepentingan lainnya,” tambahnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak startup muncul untuk mengatasi masalah di sektor agritech (teknologi pertanian) di Indonesia. Menurut Tech in Asia, minat investor terhadap startup agritech terus meningkat sejak tahun 2018, baik dari segi jumlah pendanaan maupun nilai kesepakatan.

Pada tahun 2021, nilai pendanaan yang diumumkan menembus US$204 juta (sekitar Rp3 triliun) dari 15 kesepakatan. Pertumbuhan nilai tersebut 3,5 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Selama Januari-Agustus 2022, sudah ada 20 kesepakatan pendanaan dengan nilai mencapai US$314,8 juta (sekitar Rp4,8 triliun).

Masih menurut Tech in Asia, pada saat ini terdapat sedikitnya 52 startup agritech yang telah mendapatkan pendanaan dari investor. Kebanyakan startup tersebut menyediakan layanan yang membantu mendistribusikan dan mengolah hasil pertanian.

Selain itu, ada juga beberapa startup agritech yang menyediakan layanan edukasi (pelatihan), akses pembiayaan hingga teknologi IoT (Internet of Things) dan software-as-a-service.

Konferensi dan pameran startup agritech

Dalam melaksanakan Agrinnovation Conferences, Edufarmers menjalin kerjasama dengan Tech in Asia, yang didukung Kementerian Pertanian, Google.org, Japfa, serta Kamar Dagang dan Industri.

Edufarmers, di bawah Yayasan Edu Farmers International, merupakan organisasi yang didirikan untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan mata pencaharian petani kecil di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, Yayasan memfokuskan perhatiannya pada anak-anak muda.

Sementara itu, Tech in Asia (YC W15) merupakan platform media digital berbahasa Inggris terbesar yang berfokus pada teknologi dan startup di Asia. Selain dalam bahasa Inggris, Tech in Asia juga menerbitkan konten editorial berkualitas dalam Bahasa Indonesia di situs Tech in Asia Indonesia.

Selama konferensi berlangsung, peserta mengikuti sejumlah diskusi panel yang melibatkan para ahli di sektor agritech. Yang hadir adalah ahli dari lembaga pemerintah, agritech, perusahaan modal ventura, dan pelaku startup. Mereka berbagi informasi teknologi, potensi bisnis, dan tantangannya.

Agrinnovation Conference juga diramaikan dengan pameran 30 startup agritech, yang menampilkan inovasi terbaru di sektor agritech. Mereka memperagakan produk dan layanan masing-masing.

Melalui pameran tersebut, diharapkan mampu mendorong terciptanya kolaborasi antarpelaku startup. Dengan berkolaborasi, startup dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.

Bukti nyata Edufarmers mendukung inovasi teknologi pertanian

Agrinnovation Conference ini bisa menjadi bukti nyata Edufarmers dalam memberikan dukungan terhadap perkembangan inovasi teknologi pertanian di Indonesia. Jangan heran jika banyak peserta diskusi dan pameran yang berharap agar acara seperti ini bisa terus dilanjutkan tahun demi tahun.

“Selama ini belum ada acara yang mewadahi para pelaku di sektor agritech untuk bertemu dan mendiskusikan peluang kolaborasi. Terlebih, sektor agritech punya masalah yang kompleks dan tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu pemain saja,” kata Aldi Adrian Hartanto, Partner at Arise.

“Saya berharap Agrinnovation Conference bisa menjadi katalisator untuk bisa terus mengakselerasi pertumbuhan industri,” tambahnya.

“Acara (ini) harus diselenggarakan lagi. Kita sudah mendengar dari presiden dan menteri kalau masalah pertanian di Indonesia bukan kecil,” kata Andrew Soeherman, Co-founder dan CEO Eratani.

“Sekalipun sudah ada banyak startup, kita masih butuh banyak kolaborasi. Salah satu tantangan di sektor agritech adalah penerimaan terhadap perubahan. Kita harus bergandengan tangan untuk membuat orang-orang yang bergerak di bidang pertanian bisa menerima perubahan,” tambahnya.

Dengan menggaet anak-anak muda, diharapkan Edufarmers dapat menjadi katalisator mendukung perkembangan inovasi teknologi pertanian di Indonesia. Selain itu juga dapat mengajak orang-orang yang bergerak di bidang pertanian menerima perubahan dengan adanya inovasi teknologi pertanian.

Syatrya Utama | Jurnalis dan Alumni IPB University | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

Rilis Edufarmers, 16 Maret 2023.