Tentang Kami

AGRIKAN merupakan singkatan dari pangan (A), agribisnis (GRI), dan berkelanjutan (KAN).

AGRIKAN.ID adalah website berbagi kabar pangan dan agribisnis berkelanjutan.

Karena itulah website AGRIKAN.ID mempunyai tagline (slogan) Kabar Pangan dan Agribisnis Berkelanjutan (Sustainable Food and Agribusiness Information).

Sebagaimana kita ketahui, pangan terbagi dua kelompok, yaitu pangan nabati (bersumber dari tumbuhan) dan hewani (bersumber dari hewan).

Pangan nabati bersumber dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan kehutanan, sedangkan pangan hewani dari peternakan, perikanan, dan juga kehutanan.

Pangan yang bersumber dari tanaman pangan antara lain padi, jagung, kedelai, dan gandum. Pangan yang bersumber dari hortikultura antara lain sayuran dan buah-buahan.

Pangan yang bersumber dari perkebunan antara lain kelapa sawit, kelapa, tebu, kakao, kopi, dan teh.

Pangan yang bersumber dari kehutanan bisa berupa pangan nabati dan hewani yang dapat ditemukan antara lain dalam kegiatan wanatani (agroforestry), wanaternak (sylvopasture), dan wanamina (sylvofishery).

Pangan yang bersumber dari peternakan antara lain ayam, sapi, kerbau, kambing, dan domba. Pangan yang bersumber dari perikanan antara lain nila, lele, udang, bandeng, dan kakap.

Sistem dan usaha agribisnis

Agribisnis, menurut Prof. Bungaran Saragih, guru besar agribisnis IPB University, merupakan cara baru melihat dan membangun pertanian primer (produksi primer). Pertanian primer itu meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.

Agribisnis berasal dari kata agriculture dan business. Karena itulah, agribisnis sering disebut dengan bisnis pertanian. Dengan bisnis, pertanian bukan sekadar budidaya untuk dikonsumsi sendiri, tetapi juga sebagai usaha tani untuk dipasarkan sehingga bisa meraih keuntungan.

Sebagai kelanjutan pembangunan pertanian primer adalah pembangunan agroindustri atau produksi sekunder, yaitu industri yang mengolah hasil pertanian primer.

Pertanian primer tidak akan berkembang jika tidak didukung oleh industri hulu seperti pupuk, pestisida, pakan, obat, vitamin, mineral, vaksin, benih, bibit, alat, mesin, dan sebagainya.

Industri hulu, pertanian primer, dan agroindustri tidak akan berkembang jika tidak didukung oleh pemasaran, jasa penunjang (seperti perbankan, asuransi, penyuluhan, dan informasi), dan lingkungan pemberdaya (kebijakan ekonomi, infrastruktur publik, serta norma dan regulasi).

agrikan.id menggunakan sistem dan usaha agribisnis
Agribisnis merupakan cara baru melihat dan membangun pertanian.

Pembangunan secara simultan dan harmonis subsistem pertanian primer, subsistem industri hulu, subsistem agroindustri, subsistem pemasaran, subsistem jasa penunjang, dan subsistem lingkungan pemberdaya agribisnis ini disebut dengan pembangunan sistem agribisnis.

Karena di setiap subsistem agribisnis terdapat pelaku usaha mikro, kecil, menengah, dan besar, maka pembangunan agribisnis biasa disebut dengan pembangunan sistem dan usaha agribisnis.

Kontribusi agribisnis terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada tahun 2019, menurut Bungaran Saragih, sekitar 45%. PDB agribisnis itu bersumber dari enam subsistem agribisnis. Jadi, sebagian besar perekonomian nasional digerakkan oleh agribisnis.

AGRIKAN.ID menggunakan pendekatan pemikiran pembangunan sistem dan usaha agribisnis tersebut di atas dalam menyajikan konten kabar pangan dan agribisnis.

Agribisnis berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan pembangunan dalam kondisi keberlanjutan (sustainability) terus-menerus.

Dalam hal ekonomi termasuk agribisnis berkelanjutan, harus beroperasi dalam batas yang diperkenankan dan tidak melampaui batas kemampuan bumi.

Pembangunan agribisnis berkelanjutan harus menunjukkan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dengan tidak mengurangi kemanfaatannya untuk generasi yang akan datang.

Sementara itu, dalam hal pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui harus mempertimbangkan kondisi ambang batasnya sehingga penipisannya bisa diperlambat.

Dalam praktik berkelanjutan, perusahaan menggunakan konsep ESG (Environmental, Social, and Governance). Dalam kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis, perusahaan atau pelaku usaha wajib bertanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.

Kriteria lingkungan (environmental) akan menjadi pertimbangan utama perusahaan atau pelaku usaha, dalam hal ini agribisnis. Dengan kriteria tersebut, perusahaan melakukan kinerja yang baik dan operasi yang tinggi, namun tetap bersifat berkelanjutan dan tidak merusak alam.

Kriteria sosial (social) berusaha mendalami hubungan yang baik antara masyarakat luar dengan perusahaan, maupun antara pekerja, pemasok produk, pelanggan, komunitas, dan sebagainya.

Kriteria tata kelola (governance) membahas tentang kapasitas dan legitimasi perusahaan, hubungan internal, kontrol atau pengendalian internal, hak-hak investor, dan sebagainya.

Kriteria tata kelola perusahaan fokus pada proses pengelolaan yang baik dan berkelanjutan pada bagian internal sebuah perusahaan. Jika kriteria sosial fokus pada hubungan eksternal, maka kriteria tata kelola melihat manajemen internal di dalam menjalankan perusahaan.

AGRIKAN.ID selalu berusaha menyajikan kabar pangan dan agribisnis berkelanjutan dengan menggunakan pendekatan sistem dan usaha agribisnis serta memperhatikan praktik ESG.

Cakupan konten website AGRIKAN.ID

  • Menyajikan konten bisnis pertanian primer (on farm) penghasil pangan yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
  • Menyajikan konten agroindustri (pertanian sekunder), yaitu industri yang mengolah bahan baku pangan dari pertanian primer menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, baik produksi massal maupun kuliner.
  • Menyajikan konten bisnis dan industri makanan dan minuman produksi massal dan kuliner yang berbasis pertanian primer dan agroindustri.
  • Menyajikan konten bisnis dan industri hulu yang mendukung pertanian primer, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang agribisnis pangan.
  • Menyajikan konten pemasaran produk pertanian primer, agroindustri, industri hulu, dan jasa penunjang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri (ekspor).
  • Menyajikan konten bisnis dan industri jasa penunjang pertanian primer, agroindustri, industri hulu, dan pemasaran agribisnis pangan.
  • Menyajikan konten manfaat produk pangan segar dan olahan yang berdampak terhadap kesehatan, kebugaran, dan kecantikan.
  • Menyajikan konten properti yang memanfaatkan halamannya untuk menanam tanaman penghasil pangan serta memelihara peternakan dan perikanan penghasil pangan.
  • Menyajikan konten destinasi wisata alam yang relevan dengan agribisnis pangan dan juga destinasi wisata yang menjadi ikon suatu daerah atau negara.
  • Menyajikan konten kebijakan atau peraturan yang mendukung pertanian primer, agroindustri, industri hulu, pemasaran, dan jasa penunjang agribisnis pangan.

Visi AGRIKAN.ID

Pelaku usaha agribisnis bahagia, konsumen senang, masyarakat nyaman, dan regulator adil.

Misi AGRIKAN.ID

  1. Produsen agribisnis menghasilkan produk agribisnis berkualitas dengan produktivitas tinggi, efisien, menguntungkan, dan berkelanjutan.
  2. Konsumen memahami dan mendapatkan produk agribisnis yang berkualitas sesuai dengan standar nasional atau internasional dengan harga terjangkau.
  3. Pelaku usaha agribisnis, konsumen, dan masyarakat peduli pembangunan agribisnis berkelanjutan.
  4. Regulator berlaku adil untuk kepentingan produsen agribisnis, konsumen, dan masyarakat.

Navigasi Utama

Pada website atau blog, kategori yang menyajikan postingan disebut dengan Navigasi Utama.

Website AGRIKAN.ID membagi kategori postingan (posts) terdiri atas Ragam, Sarana, Produksi, Kuliner, Edusikan, Etalase, Data, Perusahaan, Wisata, dan Profil.

Ragam

  • Menyajikan kabar pemasaran dan jasa penunjang yang mendukung perkembangan agribisnis pangan.
  • Menyajikan kabar kebijakan ekonomi makro, kebijakan ekonomi mikro, kebijakan tata ruang, infrastruktur publik serta norma dan regulasi di bidang agribisnis pangan.
  • Menyajikan kabar agribisnis nonpangan yang masih relevan dengan agribisnis pangan.
  • Menyajikan kabar institusi yang mendukung perkembangan agribisnis pangan.

Sarana

  • Menyajikan kabar sarana (input) agribisnis pangan nabati seperti pupuk, pestisida, alat, dan mesin dalam mendukung perkembangan produksi primer.
  • Menyajikan kabar sarana (input) agribisnis pangan hewani seperti pakan, vitamin, mineral, vaksin, alat, dan mesin dalam mendukung perkembangan produksi primer.
  • Menyajikan kabar sarana (input) agribisnis pangan nabati dan hewani seperti alat dan mesin yang mendukung perkembangan agroindustri.

Produksi

  • Menyajikan kabar produksi primer pangan nabati dan hewani.
  • Menyajikan kabar produksi sekunder pangan nabati dan hewani (agroindustri) massal (diproduksi atau diolah massal dulu, baru kemudian dipasarkan kepada konsumen).

Kuliner

  • Menyajikan kabar makanan dan minuman serta proses pembuatannya yang bersifat kuliner (dipesan dulu oleh konsumen, baru kemudian diproduksi atau diolah).
  • Menyajikan kabar restoran, kafe, warung atau gerobak sebagai bagian dari industri kuliner.
  • Menyajikan kabar gastronomi, hubungan makanan dan budaya.

Edusikan

  • Edusikan merupakan singkatan dari Edukasi dan Agrikan.
  • Kategori Edusikan ini menyajikan kabar praktis tentang pangan untuk menambah wawasan konsumen, pelaku usaha, dan masyarakat.

Etalase

  • Menyajikan kabar dan ulasan produk segar pangan (yang dihasilkan dari produksi primer atau usaha tani).
  • Menyajikan kabar dan ulasan produk olahan pangan (yang dihasilkan dari industri pengolahan massal).

Data

  • Menyajikan kabar data yang bermanfaat bagi pelaku usaha, konsumen, masyarakat, dan pembuat kebijakan.
  • Kabar data yang disajikan meliputi data agribisnis dan umum yang berkaitan dengan agribisnis.

Perusahaan

  • Menyajikan kabar perusahaan agribisnis pangan skala besar, baik perusahaan publik maupun nonpublik.
  • Menyajikan kabar perusahaan atau usaha agribisnis pangan skala mikro, kecil, dan menengah.
  • Menyajikan kabar perusahaan atau usaha yang mendukung perkembangan agribisnis pangan.

Wisata

  • Menyajikan kabar destinasi wisata alam yang relevan dengan agribisnis.
  • Menyajikan kabar destinasi wisata yang menjadi ikon suatu daerah atau negara.
  • Menyajikan kabar pelaku usaha wisata alam yang relevan dengan agribisnis.

Profil

  • Menyajikan kabar pelaku usaha atau pengelola perusahaan di bidang agribisnis pangan.
  • Menyajikan kabar pembuat kebijakan di bidang agribisnis pangan.
  • Menyajikan kabar orang yang mendukung perkembangan agribisnis pangan.

Navigasi Kedua

Pada website atau blog, kategori yang memuat laman (pages) ini disebut Navigasi Kedua.

Website AGRIKAN.ID membagi kategori laman terdiri atas Tentang Kami, Kontak Kami, Pengelola, Kebijakan Konten, Kebijakan Iklan, Kebijakan Privasi, dan Pedoman Media Siber.

Pada Pedoman Media Siber ini disajikan Pedoman Pemberitaan Media Siber, Kode Etik Jurnalistik, Pedoman Hak Jawab, serta Penerapan Hak Tolak dan Pertanggungjawaban Hukum dalam Perkara Jurnalistik. 

Cara penyajian konten

  • Membuat alur konten yang mudah dipahami pembaca.
  • Menggunakan pilihan kata yang mudah dipahami pembaca.
  • Menggunakan pilihan kata kunci yang cocok dengan tema.
  • Mengombinasikan kalimat sederhana dan kalimat majemuk.
  • Ketebalan setiap paragraf sekitar 10 – 30 kata.
  • Menggunakan gaya bahasa yang relevan dengan tema.
  • Menggunakan senarai dalam menyajikan rincian.
  • Menggunakan visual yang relevan dan menarik.
  • Konten yang disajikan bersikap atau bernuansa positif.

Andre Indratama

Telah diperbarui beberapa kali. Terakhir, Rabu, 17 April 2024.