Gulma Cyperus iria L. ini, di Indonesia dikenal dengan rumput menderong, dekeng wangin, djekeng, nyur-nyuran, rumput jekeng kunyit, dan umbung.
Dalam bahasa Inggris, gulma golongan teki ini disebut rice flat sedge.
Gulma ini banyak ditemukan di dataran rendah maupun dataran tinggi. Gulma ini masih bisa tumbuh pada ketinggian 1.200 di atas permukaan laut.
Lahan di dataran tinggi cenderung kering. Sesekali atau tidak pernah banjir.
Dataran rendah adalah sawah, sering tergenang dan secara teratur banjir selama musim pertanaman padi.
Gulma ini banyak ditemukan pada lahan padi yang ditanam secara tabela (tanaman benih langsung) kering atau basah. Juga ditemukan pada pertanaman padi dengan cara pindah tanam.
Tapi gulma ini lebih cenderung muncul pada pertanaman padi tabela kering.
Gulma ini senang tumbuh pada lahan lembab sampai basah. Waktu munculnya dalam waktu 7 hari. Masa tanaman dewasa paling sedikit 30 hari.
Keadaan fisik pertumbuhan
- Tegak
- Tumbuh dalam rumpun
- Tingginya sampai 0,8 m
Daya saing atau potensi rumput menderong ini mengurangi hasil panen padi pada kerapatan gulma tinggi adalah sedang. Kehilangan hasil berkisar 20% sampai 50%.
Siklus hidup gulma ini tahunan. Berkembang biak dengan biji. Dormansi atau masa istirahat biji sampai siap berkecambah dan tumbuh sekitar 75 hari.
Agar dapat tumbuh optimal, gulma ini memerlukan banyak cahaya atau sinar matahari.
Pengendalian secara budidaya
- Penggenangan lebih awal.
- Penyiangan dengan tangan.
Catatan penting
- Perkecambahan paling baik pada cahaya penuh.
- Tanaman C4.
- Dalam satu musim memungkinkan terdapat beberapa generasi.
- Lebih menyukai tumbuh di tempat dengan ketinggian rendah.
- Digunakan sebagai makanan ternak dan pembuatan tikar.
Referensi:
- Caton, B.P dkk. 2011. Panduan Lapang Praktis untuk Gulma Padi di Asia. Edisi Kedua (Bahasa Indonesia). Penterjemah: Diah Wurjandari, Entis Sutisna, dan Zulkifli Zaini. Los Banos (Filipina): International Rice Research Institute (IRRI).
- Tohir, Winarno. 2019. Pertanian Presisi untuk Mensejahterakan Petani. Jakarta: Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).