menggerakkan pertanian terpadu di KBA Suntenjaya
Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto (kiri) dan penggerak KBA Suntenjaya Gunawan Azhari (kanan) menanam kopi arabika. Sumber: PT Astra International Tbk.

Buruh tani, petani, dan peternak merupakan mata pencaharian utama warga di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Desa seluas sekitar 1.167 hektar dan berpenduduk sekitar 8.500 jiwa itu berada di ketinggian sekitar 1.290 meter di atas permukaan laut.

Tidak sedikit investor yang tergiur meramu desa tersebut menjadi tempat wisata sebagaimana di kawasan lainnya di Lembang. Tapi tokoh masyarakat Gunawan Azhari, 41, dan warga menepisnya.

“Kami tidak mau hanya menjadi penonton dan pemuda di sini hanya jadi satpam,” kata Gunawan.

Aktivis lingkungan itu bersama pemerintah desa dan warga berkolaborasi memilih hidup bersahabat dengan alam serta menghargai dan menjaga kelestarian desa itu. Meskipun sudah dikategorikan desa wisata sejak 2018, warga ingin membuat Desa Suntenjaya produktif sekaligus terawat alamnya.

Gunawan, yang berperawakan kecil, itu berandil besar menggerakkan masyarakat untuk melakukan pertanian terpadu yang mengarah ke prinsip-prinsip pertanian tanpa limbah (zero waste) di sana.

Bersama motor bebek tuanya, setiap hari ia semangat merayapi desa itu, misalnya di Kampung Pasir Angling, di kaki Gunung Bukit Tunggul, mengajak warga mempraktikkan pertanian berkelanjutan.

Berkat kegigihan Gunawan, pemerintah desa, dan warga, tahun 2018 Desa Suntenjaya menjadi salah satu Kampung Berseri Astra (KBA) Hijau atau biasa juga disebut Program Kampung Iklim (Proklim). Proklim merupakan program nasional yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Program CSR Astra

KBA merupakan program corporate social responsibility (CSR) PT Astra International Tbk. Program CSR tersebut mengajak masyarakat berinisiatif melakukan perubahan bersama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan kewirausahaan.

“(Sebagai) salah satu KBA Hijau, KBA Suntenjaya menjadi kampung dengan pengembangan program dalam bidang kelestarian lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan kampung yang asri, sehat, dan tangguh terhadap perubahan iklim,” jelas Riza Deliansyah, Chief of Corporate Affairs Astra.

“Dengan adanya pembinaan dari Astra, warga mulai memahami dan mempraktikkan cara menghasilkan kebutuhan dasar dalam menjalankan usaha pertanian dan peternakan yang berkelanjutan dengan sistem pertanian terintegrasi,” kata Gunawan, penggerak KBA Suntenjaya.

Bentuk dukungan Astra, menurut Boy Kelana Soebroto, antara lain pelatihan, pembagian alat-alat, dan pemantauan agar program-program KBA yang dilakukan masyarakat terus berlanjut. Tetapi, “Yang paling penting adalah pembinaan,” tambah Head of Corporate Communications Astra itu.

Penerapan pertanian terpadu

Dengan memanfaatkan atap dan lahan pekarangan rumah, warga Suntenjaya membudidayakan tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran (pakcoy, tomat, selada, bayam jepang, cabai, wortel, kol, dan kentang), buah-buahan (stroberi, markisa, dan pisang), dan tanaman hias (anggrek dan tulip).

Selain tanaman hortikultura, warga juga menanam tanaman perkebunan seperti kopi arabika.

Tetapi kebanyakan warga menanam sayuran hijau yang umur panennya sekitar 3-5 bulan. Selain digunakan untuk kebutuhan sendiri, hasil panennya juga dijual ke pengepul untuk mengantongi pendapatan. Limbah pertaniannya dimanfaatkan untuk pakan hijauan ternak domba dan sapi perah.

Di Desa Suntenjaya terdapat sekitar 2.000 ekor sapi perah yang menghasilkan susu murni sekitar 15.000 liter/hari. Setiap tahun desa itu juga memasok domba sekitar 200 ekor ke Kota Bandung.

Nah, kotoran hewan (kohe) domba dan sapi perah itu diolah menjadi pupuk organik yang berkualitas dengan metode vermicomposting. Pupuk organik itu dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman.

Vermicomposting merupakan metode pengomposan kohe dengan membudidayakan cacing tanah di kohe tersebut. Pengomposan dengan menggunakan cacing tanah membutuhkan waktu sekitar 1-3 bulan, lebih cepat dibandingkan pengomposan secara alami yang menelan waktu sekitar 5-8 bulan.

Bahan-bahan organik dari kohe yang masuk ke sistem pencernaan cacing tanah, yang banyak mengandung aktivitas jasad renik, mempercepat dekomposisi bahan-bahan itu. Cacing tanah yang biasa digunakan dalam vermicomposting antara lain Lumbriccus rubellus dan Eudrilus eugeniae.

Output dari vermicomposting adalah biomassa cacing tanah sebagai sumber protein hewani dan kascing (bekas cacing). Kascing, yang merupakan feses cacing tanah, inilah dijadikan pupuk organik.

Biasanya domba membuang feses atau tinja sekitar 2 kg/ekor/hari dan sapi sekitar 10 kg/ekor/hari. Bayangkan, betapa banyak pupuk organik yang bisa dihasilkan dengan metode vermicomposting itu.

Pupuk organik dari pengomposan kohe dengan cacing tanah itu sangat bagus memperbaiki aerasi dan struktur tanah sehingga lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman lebih baik.

Begitulah penerapan pertanian terpadu di KBA Suntenjaya. Semua limbahnya termanfaatkan.

Penghematan biaya

Dengan mempraktikkan pertanian terintegrasi, petani menghemat biaya pupuk karena dari pengomposan kohe, sedangkan peternak menghemat biaya pakan karena dari limbah pertanian. Alhasil mereka meraih keuntungan relatif bagus. Di sisi lain, karena zero waste, lingkungan kian asri.

Selain budidaya, warga juga mengolah produk segar menjadi produk olahan seperti salai pisang, keripik bayam, yoghurt (dari susu), permen karamel (berbahan susu), dan kopi. Dengan pengolahan dapat meningkatkan nilai tambah produk sehingga pendapatan yang dikantongi warga lebih baik.

Astra tidak hanya membina di tingkat produksi, tetapi juga pemasaran produk segar dan olahan. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di KBA Suntenjaya.

Pemanenan air hujan

Selain membantu produksi produk segar, pengolahan, dan pemasaran, Astra juga membina warga Desa Suntenjaya memanen air hujan. Dengan menggunakan tandon berkapasitas 5.000 liter yang terletak di luar rumah, warga dapat memanfaatkan air hujan tersebut untuk menyiram tanaman.

Selain untuk menyiram tanaman di musim kemarau, pemanenan air hujan juga dapat menekan aliran permukaan tanah yang terlalu besar, yang berpotensi memicu terjadinya erosi dan banjir.

Jadi, semangat Astra menggerakkan KBA Suntenjaya menjadi kampung yang berseri, hijau, dan produktif dengan dukungan tokoh masyarakat, pemerintah desa, dan warga, sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa dan mendukung Sustainable Development Goals Indonesia.

Sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian lingkungan hidup, Sabtu, 26 Nopember 2022, Astra menggelar Workshop Lingkungan 2022 bersama wartawan dan bloger dengan mengunjungi KBA Suntenjaya. Dengan begitu diharapkan kiat melestarikan lingkungan hidup di sana lebih kesohor.

Kegiatan Astra mendorong penerapan pertanian terpadu melalui program KBA, bukan hanya dapat melestarikan lingkungan hidup, tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan keluarga di Indonesia. Bahkan aktivitas itu sekaligus menyejahterakan masyarakat seperti yang terlihat di KBA Suntenjaya.

Syatrya Utama