AGRIKAN.ID – Energi bersih merupakan sumber energi yang menghasilkan sedikit atau tanpa polusi dan emisi gas rumah kaca (GRK) saat digunakan. Energi bersih ini dihasilkan dari sumber daya alam terbarukan dan ramah lingkungan seperti tenaga matahari, angin, air, geotermal, dan biomassa.
GRK merupakan karbon dioksida (CO2), belerang dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metana (CH4), dan klorofluorokarbon (CFC). Sebagai pencemar udara, GRK antara lain dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak, batu bara, dan bahan bakar organik lainnya.
Karena kurang terserap oleh tumbuhan di darat dan perairan, GRK menjadi terakumulasi di lapisan atmosfer. Di sisi lain, paparan sinar matahari, terutama inframerah, tidak bisa terpantul ke luar atmosfer karena tertahan lapisan GRK yang menebal di udara, sehingga suhu bumi bisa meningkat.
Dengan memanfaatkan energi bersih dalam kehidupan sehari-hari, dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi dampak negatif terhadap iklim, dan menciptakan perekonomian berkelanjutan.
Salah satu sumber energi bersih adalah limbah cair pabrik kelapa sawit (palm oil mill effluent atau POME) dari pengolahan tandan buah segar (TBS) sawit menjadi crude palm oil (CPO) dan palm kernel oil (PKO). POME dikonversi menjadi biogas, yang kandungan energinya bisa diubah menjadi listrik.
Setiap satu ton CPO, bisa menghasilkan limbah POME 2,5-3,37 ton. Dengan produksi CPO nasional tahun 2023 sekitar 50,07 juta ton, maka potensi limbah POME 125,18-168,74 juta ton. Dengan demikian, POME merupakan sumber energi besar yang belum banyak dimanfaatkan di Indonesia.
Berdasarkan survei Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi energi listrik yang bisa dihasilkan dari POME sekitar 12.654 MW. Potensi terbesarnya di Sumatra 8.812 MW dan Kalimantan 3.384 MW.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan bauran energi dan menjalankan transisi energi untuk mendukung Indonesia dalam mewujudkan target net zero emissions (NZE) pada tahun 2060.
Proses pengolahan POME menjadi biogas
POME adalah cairan kental berwarna cokelat yang dihasilkan dari pengolahan TBS sawit menjadi CPO dan PKO. Dalam ekstraksi minyak sawit, terdapat tiga proses utama yang menghasilkan POME, yaitu sterilisasi TBS, penjernihan minyak sawit mentah atau CPO, dan pemerasan tandan kosong.
POME terdiri atas air limbah, sisa minyak, dan kandungan padatan. Limbah tersebut bersifat asam dan kaya zat organik. Sebagai produk samping industri pengolahan kelapa sawit, POME bisa diolah menjadi biogas, yang bisa digunakan untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg).
Teknologi pengolahan POME dilakukan secara anaerobik (tanpa oksigen) dengan memanfaatkan kemampuan alami mikroorganisme, dalam hal ini bakteri, untuk menguraikan limbah organik.
Penguraian anaerobik berlangsung dalam beberapa tahap. Beberapa kelompok mikroorganisme yang berbeda menguraikan zat organik dengan menggunakan ketersediaan energi yang terbatas.
Proses penguraian dimulai dengan hidrolisis yang memanfaatkan sejumlah enzim dari bakteri, yang memecah polimer rantai panjang tidak terlarut seperti karbohidrat, lemak, dan protein menjadi polimer rantai pendek yang terlarut seperti gula, asam lemak rantai panjang, dan asam amino.
Selanjutnya, bakteri asidogenik mengonversi gula, asam lemak, dan asam amino menjadi CO2, H2, NH3, dan asam organik. Lalu, bakteri asetogenik mengubah asam organik ini menjadi asam asetat. Akhirnya, bakteri metanogen mengubah produk ini menjadi biogas, yang sebagian besar berupa metana, dengan porsi 50%-75%. Selebihnya berupa karbondioksida dan sejumlah kecil gas lainnya.
Nah, biogas yang dihasilkan dari pengolahan POME inilah dimanfaatkan untuk bahan bakar PLTBg.
Sebagaimana kita ketahui, POME adalah sumber GRK terbesar kedua dalam industri kelapa sawit setelah emisi dari alih guna lahan. Degradasi kandungan organik pada POME menghasilkan metana yang bisa terlepas ke atmosfer. Kolam tertutup dalam proses anaerobik berfungsi menangkap gas metana sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi, salah satunya untuk bahan bakar PLTBg.
Kolaborasi pengembangan energi bersih melalui PLTBg
Kolaborasi merupakan proses individu atau institusi bekerja sama untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas bersama. Dalam hal ini, tujuan atau tugas tersebut adalah meningkatkan bauran energi dan menjalankan transisi energi untuk mencapai target NZE pada tahun 2060.
PLN merupakan salah satu BUMN menjalankan tugas tersebut. Tetapi PLN membutuhkan dukungan pemerintah, pemangku kepentingan, masyarakat, dan mitra kerja. Pengoperasian PLTBg berbasis POME adalah salah satu kolaborasi PLN menghadirkan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT).
Misalnya, PLN berkolaborasi dengan PT Pasadena Biofuels Mandiri (PBM) memanfaatkan biogas berbasis POME untuk menghasilkan energi bersih melalui PLTBg Pasadena berkapasitas 3×1 MW di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. POME-nya bersumber dari pabrik kelapa sawit PT Rohul Sawit Industri.
Keunggulan PLTBg Pasadena, menurut PLN, antara lain andal, ramah lingkungan, dapat beroperasi 24 jam, stabil, dan tidak dipengaruhi faktor cuaca sehingga listrik yang dihasilkan PLTBg tersebut lebih murah dibandingkan teknologi listrik berbasis bahan bakar minyak.
Sebagai perusahaan swasta, PBM berperan sebagai Independent Power Producer (IPP) dan PLN sebagai penyalur listrik yang dihasilkan PBM. Melalui penandatanganan Commercial Operation Date (COD) PLN dan PBM tahun 2023, PLTBg Pasadena bergabung ke dalam sistem distribusi PLN.
Bayangkan, jika PLN berkolaborasi dengan banyak IPP menghadirkan PLTBg berbasis POME, maka tidak sulit meningkatkan bauran energi dan menjalankan transisi energi untuk meningkatkan kualitas udara, mengurangi dampak negatif terhadap iklim, dan mewujudkan perekonomian berkelanjutan.
Inisiatif pengolahan POME yang semakin baik yang didorong oleh minat pabrik kelapa sawit untuk mengakses insentif, mematuhi persyaratan pemerintah, memenuhi standar legal atau sukarela, dan memenuhi permintaan konsumen, bisa membuat keberlanjutan industri minyak sawit cemerlang.
Kolaborasi memang diperlukan untuk menghadirkan energi bersih melalui PLTBg berbasis POME ini. Dengan kolaborasi antara BUMN, swasta, dan masyarakat di bawah payung pemerintah, diharapkan penyediaan energi bersih dari sumber daya alam terbarukan dan ramah lingkungan makin bersinar.
Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com
Referensi:
- Ade Sri Rahayu dkk. 2015. Buku Panduan Konversi POME Menjadi Biogas, Pengembangan Proyek di Indonesia. Jakarta: Winrock International.
- Doddy Rahadi dkk. 2021. Prosiding Seminar Industri Hijau 2021: Pembangunan Industri Berkelanjutan Melalui Penerapan Industri Hijau. Jakarta: Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
- Peter Oksen dkk. 2021. Pilihan Teknologi untuk Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (POME) di Indonesia. Jakarta: Winrock International.
- Riset informasi dari website perpustakaan.menlhk.go.id, sucofindo.co.id, bpdp.or.id, esdm.go.id, ebtke.esdm.go.id, web.pln.co.id, brin.go.id, unpar.ac.id, bspjipekanbaru.kemenperin.go.id, gapki.id, antaranews.com, dan zoho.com.
Lihat Ebook: Panduan Praktis Menulis Artikel