Kita membutuhkan para pejabat pemerintah yang peduli dengan pertumbuhan produk-produk agribisnis lokal.
Bipang Jangkar Pasuruan.

Promosi makanan khas Nusantara sangat diperlukan. Apalagi dilakukan presiden, gubernur, bupati, atau walikota, yang dapat dikatakan termasuk influencer (orang-orang berpengaruh).

Meski produksi dan distribusi fisik secara lokal, tetapi pada era media online dan sosial sekarang ini, makanan khas tersebut dapat menjangkau sekitar 65 juta rumah tangga di seluruh Indonesia.

Apalagi jika makanan tersebut mempunyai daya simpan sekitar 3 – 7 hari sehingga tidak rusak atau busuk selama pengiriman di seluruh wilayah Indonesia. Dengan dukungan sistem logistik saat ini, pasar makanan khas Nusantara bisa menjangkau pasar yang luas dan besar di Indonesia.

Pada hari Bangga Buatan Indonesia (BBI), Rabu, 5 Mei 2021, Presiden Jokowi mempromosikan makanan khas Nusantara seperti gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, dan Bipang (babi panggang) Ambawang (khas Pontianak, Kalimanatan Barat).

“Sebentar lagi Lebaran. Namun karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama. Nah, Bapak, Ibu, Saudara-saudara, yang rindu kuliner daerah atau mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online,” kata Jokowi.

“Yang rindu makan gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya tinggal pesan dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah,” lanjut Jokowi.

Secara konten, Presiden mengajak masyarakat memesan makanan khas Nusantara secara online.

Konteksnya terkait dengan BBI. Tetapi ada konteks lain, yaitu penyampaian konten (pesan tersebut) tersebut dilakukan pada bulan Ramadhan dan tujuh hari sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Karena Bipang Ambawang itu makanan haram, sebagian masyarakat menilai kuranglah elok dipromosikan pada bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri (Kamis, 13 Mei 2021).

Di sisi lain, sebagian masyarakat menilai promosi Bipang Ambawang itu hal yang wajar karena konteksnya Presiden Jokowi mengajak masyarakat Indonesia membeli makanan khas Nusantara secara online. Tentunya memesan makanan yang sesuai dengan aturan agama masing-masing.

Memang Kamis, 13 Mei 2021, juga hari Kenaikan Isa Almasih, bersamaan dengan Idul Fitri. Secara konteks, Presiden Jokowi dinilai tidak apa-apa mempromosikan Bipang Ambawang.

Begitulah pendapat masyarakat. Pro-kontra selalu terjadi. Apalagi pada era media sosial ini.

Tetapi, setelah promosi Bipang Ambawang itu viral, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi meminta maaf. Sesungguhnya, pesan yang ingin disampaikan Presiden Jokowi, yang bertepatan dengan hari BBI adalah mempromosikan buatan Indonesia, termasuk masakan khas Nusantara.

Pro-kontra ini justru membawa berkah bagi Juniarto, pemilik Bipang Ambawang dengan akun Instagram bipangambawang (Babi Panggang Ambawang). Resto ini terletak di Jalan Trans Kalimantan Km. 23 Pontianak. Jangan heran jika resto babi panggang ini kebanjiran pesanan.

Setelah promosi tersebut, pesanan Bipang Ambawang meningkat pesat, sampai lebih dari 100%. Selain pesanan meningkat, yang jelas Bipang Ambawang menjadi terkenal di seluruh Indonesia.

Bipang Jangkar Pasuruan

Berbeda dengan Bipang Ambawang, Bipang Jangkar memang bipang (puffed rice cake) yang terbuat dari beras dan jagung. Bipang Jangkar ini dirintis oleh Kwee Pwee Bhook pada 1949.

Kwee Ik Sam, anak Kwee Pwee Bhook, yang menambah kata “Jangkar” sehingga menjadi Bipang Jangkar. Merek Jangkar diambil karena dulu Pasuruan terkenal dengan Kota Pelabuhan. Dulu, banyak pelaut yang melakukan bongkar muat barang di salah satu kota di Jawa Timur itu.

Barangkali Khofifah Indar Parawansa, ingin memanfaatkan kondisi ramainya tentang bipang.

Minggu, 9 Mei 2021, Gubernur Jawa Timur itu bersama Walikota Pasuruan Saifullah Yusuf, berkunjung ke Bipang Jangkar, Jalan Lombok No. 36 Trajeng, Panggungrejo, Kota Pasuruan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa berpacu mempromosikan Bipang Jangkar Pasuruan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah).

“Kunjungan saya ke Bipang Jangkar ini sekaligus memastikan bahwa Bipang Jangkar berbeda dengan yang sedang viral yang berbahan baku tidak halal,” kata Khofifah seperti dikutip CNN Indonesia. “Bipang Jangkar produksi Pasuruan sudah berusia 72 tahun dan halal,” tambahnya.

Secara konten, Khofifah ingin menyampaikan kepada publik bahwa Bipang Jangkar sudah berusia 72 tahun dan halal. Secara konteks, Gubernur Jawa Timur itu tidak ingin ada persepsi publik bahwa Bipang Jangkar itu tidak halal gegara viralnya pro-kontro Bipang Ambawang.

Di dalam Instagramnya dengan akun khofifa.ip, Gubernur Jawa Timur itu menulis begini.

Kenalkan, ini Bipang Jangkar alias Puffed Rice Cake dari Jawa Timur. Salah satu kuliner legend khas Kota Pasuruan yang sudah ada sejak tahun 1949 silam. Terbuat dari Beras dan Jagung serta terjamin halal 100 persen. Pokoknya, belum ke Jawa Timur kalau belum merasakan cemilan wuueeenaak ini.”

Teksturnya renyah, rasanya manis, ada aroma wanginya, dan punya banyak pilihan rasa. Saya yakin siapapun bakal ketagihan sejak kali pertama mencoba. Buat yang penasaran, Bipang Jangkar ini juga sudah tersedia di Marketplace, jadi bisa dikirim ke seluruh Indonesia. Kuy, gaskeun.”

Bipang adalah salah satu produk olahan agribisnis berbahan baku beras dan jagung. Kita patut acungkan jempol kepada Gubernur Jawa Timur yang peduli dengan pasar produk agribisnis lokal. Dengan semakin larisnya Bipang Jangkar, dapat menjadi berkah bagi Kota Pasuruan.

Memang yang ramai Bipang Ambawang dan Bipang Jangkar. Padahal Presiden Jokowi juga mempromosikan Gudeg Yogya, bandeng Semarang, siomay Bandung, dan pempek Palembang.

Kita membutuhkan para pejabat pemerintah yang peduli dengan pertumbuhan produk-produk agribisnis lokal, yang produksi dan distribusinya lokal menjadi menasional, melalui promosi.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com