Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia sekitar 13%. Tetapi kalau dilihat secara agribisnis (pertanian dari hulu ke hilir), maka kontribusinya sekitar 45% pada tahun 2019.
Sebagai pelaku usaha tani, kadangkala petani terkendala dengan modal kerja. Tidak jarang mereka mengandalkan rentenir dan tengkulak sebagai sumber pembiayaan pertanian.
Crowde hadir sebagai sebuah start-up pertanian Indonesia yang menyediakan sistem pembiyaaan peer-to-peer (P2P) lending. Kehadiran platform ini bertujuan membantu para petani Indonesia.
Platform P2P lending ini merupakan pasar yang menghubungkan individu yang membutuhkan pinjaman dengan individu dan lembaga yang mau memberikan pinjaman.
Dengan sistem ini, memungkinkan pemilik modal dapat memilih proyek pertanian mana yang ingin mereka modali.
Di sini para pemodal harus memahami dengan benar jenis investasi yang dilakukannya agar uang yang mereka tanamkan dapat memberikan keuntungan.
Pemodal dan profit
Setiap warganegara Indonesia –pelajar, mahasiswa, pekerja, dan pensiunan– yang berusia 18 tahun ke atas dan mempunyai rekening bank yang valid dapat berinvestasi pada platform P2P lending ini.
Dengan mengunduh aplikasi dan klik Crowde melalui Google Play, Anda dapat mendaftar dan mengisi data agar Anda dapat menjadi pemodal pada platform (P2P) lending ini.
Setelah diverifikasi dan disetujui dalam 12-24 jam, Anda dapat masuk ke akun Anda secara online dan mulai memberi pinjaman dengan memilih proyek mana yang ingin Anda biayai.
Semua ini bisa Anda lakukan dengan modal awal Rp 10.000 tanpa kelipatan. Dengan demikian, Anda sudah bisa melakukan investasi di Crowde.
Crowde merupakan jenis investasi jangka pendek. Jangka waktunya 30-180 hari. Jangka waktu maksimal 180 hari karena proyek usaha tani tidak membutuhkan waktu lama untuk menghasilkan keuntungan.
Setelah jangka waktu maksimal 180 hari berakhir, Anda bisa langsung mendapatkan dana investasi Anda kembali plus profitnya.
Crowde menawarkan imbal profit sebesar 1% per 30 hari. Untuk profit per tahun, bisa berkisar antara 5%-6%. Imbal profit ini lebih besar dari investasi reksadana pasar uang, yang 0,55% per bulan.
Apa yang terjadi jika peminjam terlambat atau tidak membayar? Pada proyek pinjaman, pemodal dianggap telah menyetujui bahwa ada risiko keterlambatan pengembalian dana pinjaman.
Jika peminjam gagal membayar kembali pinjaman, maka Crowde akan melakukan upaya pemulihan dana permodalan dengan cara sesuai yang diatur dalam Perjanjian Permodalan.
Mitra Crowde
Selain bekerjasama dengan pemodal, Crowde juga bermitra dengan pembeli (produk pertanian) dan petani (pemasok produk pertanian). Dengan demikian, petani sebagai peminjam modal, sudah memiliki pasar yang pasti.
Untuk menjadi mitra Crowde, Anda harus memenuhi persyaratan seperti yang disebutkan di dalam Term of Payment (TOP).
Mitra pembeli dan pemasok mempunyai TOP masing-masing. Mereka melaksanakan pembayaran ke Crowde dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dan regulasi.
Biasanya, rentang waktu pembayaran tersebut terdiri atas tujuh hari, 45 hari, atau satu bulan.
Keuntungan menjadi mitra pembeli di Crowde:
- Harga kompetitif, sebab hasil panen langsung dari petani.
- Mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam program tanam jika telah berlangganan permintaan komoditas.
- Fleksibel untuk menyesuaikan TOP (Terms of Payment).
- Jaminan kualitas bahan baku sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
- Dapat turut menetapkan jenis komoditas.
Keuntungan menjadi pemasok (petani) di Crowde:
- Memperoleh jaminan pembelian hasil panen.
- Pembayaran dapat berbentuk tunai atau sesuai kesepakatan.
- Memperluas jaringan rantai pasokan.
- Memperoleh lebih banyak pelanggan.
- Memperoleh data perkiraan penanaman sesuai permintaan.
Kehadiran start-up Crowde ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia. Sebab, petani mendapat modal kerja dengan tarif pinjaman yang relatif murah.