Kelompok Tani Desa Sejahtera Astra Al-Barokah, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, berhasil mengekspor beras organik di tengah pandemi.
Di tengah pandemi Covid-19, pasar domestik beras organik sedang melemah. Salah satu terobosan yang dilakukan Al-Barokah adalah mencari pasar baru di luar negeri.
Dengan dukungan program Desa Sejahtera Astra (DSA), Kelompok Tani DSA Al-Barokah berhasil mengekspor 15 ton beras organik/bulan ke Yordania dan Qatar.
“Masuknya Astra ke desa kami telah memberikan dampak positif karena Astra memberikan jalan meningkatkan ekonomi rakyat kami,” kata Mustofa, Ketua Kelompok Tani DSA Al-Barokah.
“Selain pendapatan yang meningkat dan target pasar meluas, jumlah desa yang terpapar program DSA pun bertambah. Awalnya hanya 4 desa, sekarang bertambah menjadi 20 desa,” tambahnya.
DSA Al-Barokah merupakan salah satu dari 194 DSA yang berhasil menembus pasar ekspor.
Selain itu tercatat 20 desa yang tergabung dalam DSA Indragiri Hilir, Riau, yang mengekspor 26 ton kopra/bulan dengan tujuan pasar di India, Pakistan, dan Uni Emirat Arab.
Sebanyak 20 desa yang tergabung dalam program DSA Kendal, Jawa Tengah, juga mengekspor 10 ton essential oil/bulan ke Amerika Serikat, China, Belgia, Perancis, dan El Salvador.
DSA Lombok dan Bima berhasil mengekspor sorgum olahan 2.000 potong ke Taiwan dan Asia Tenggara, sementara DSA Buton mengekspor 20 ton buah mete ke Vietnam.
Kisah tersebut di atas hanya beberapa kesuksesan dari 74 produk ekspor UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di 194 DSA dengan nilai transaksi sekitar Rp3,4 miliar sepanjang 2021.
Keberhasilan mendorong UMKM di DSA tersebut merupakan bagian dari pendampingan dan pembinaan yang dilakukan Astra bekerja dengan berbagai pihak:
- Kementerian Koperasi & Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia;
- Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia;
- Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Rasio kewirausahaan di Indonesia
Dalam webinar 28 Juli 2021, “Melaju Bersama Produk Anak Bangsa”, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan bahwa rasio kewirauhaan di Indonesia baru sekitar 3,47%.
Masih jauh dibandingkan Thailand 4,26%, Malaysia 4,74%, Singapura 8,76%, dan negara maju lainnya 12%. Untuk menjadi negara maju diperlukan rasio kewirausahaan paling tidak 4%.
Untuk mencapai target rasio minimal 4% tersebut dibutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan melalui sinergi dan kolaborasi.
“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Astra senantiasa hadir dan berdampingan dengan pemerintah dalam membina dan menumbuhkan UMKM,” kata Teten.
Untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia, menurut Direktur Astra Gita Tiffani Boer, Astra menjalankan program pendekatan berikut ini:
- Kewirausahaan berbasis supply chain dengan membina UMKM yang menjadi rantai pemasok Grup Astra di berbagai daerah;
- Kewirausahaan berbasis kawasan dengan membina UMKM di sekitar instalasi perusahaan Grup Astra di seluruh Indonesia;
- Kewirausahaan berbasis komunitas dengan membina UMKM yang tergabung dalam komunitas kewirausahaan binaan Astra.
Dalam upaya memperluas jaringan, Astra menambah 175 DSA dan 17 Kampung Berseri Astra (KBA) sehingga totalnya menjadi 930 DSA dan 133 KBA di 142 kabupaten dan 34 provinsi.
Penambahan DSA dan KBA diharapkan dapat memperluas jumlah UMKM dan penerima manfaat yang dibina oleh Astra.
Hingga saat ini Astra telah membina lebih dari 14.700 UMKM dengan masyarakat penerima manfaat mencapai lebih dari 195.900 orang.
Melalui pendampingan dan pembinaan Astra, diharapkan semakin banyak produk UMKM seperti beras organik Kelompok Tani DSA Al-Barokah yang dipasarkan di luar negeri.
Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com
Referensi:
Rilis Astra, 28 Juli 2021.