fitonutrien penting minyak makan merah
Minyak makan merah (refined palm oil atau red palm olein). Sumber foto: Dokumentasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

AGRIKAN.ID – Minyak makan merah (refined palm oil atau red palm olein atau RPO) diperoleh dari rafinasi (pemurnian) tanpa proses pemucatan (bleaching) dan deodorisasi, dan melalui fraksinasi (penyaringan) minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO).

Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor 5 Tahun 2023, minyak makan merah dapat digunakan sebagai minyak goreng, bahan baku pangan, ditambahkan pada pangan, dikonsumsi langsung, atau fortifikan minyak goreng sawit dan bahan baku nutrasetikal.

Sebagaimana kita ketahui, CPO diekstraksi dari daging buah sawit (mesocarp), yang berasal dari tandan buah segar (TBS), yang dipanen dari tanaman kelapa sawit.

CPO tersebut berwarna jingga kemerahan karena banyak mengandung betakaroten, salah satu jenis karotenoid dan sumber vitamin A.

Dalam proses pemurnian dan penyaringan terjadi pemisahan getah, asam lemak bebas, dan kotoran lainnya sehingga minyak sawit bersih dan berwarna cokelat kemerahan sehingga disebut minyak makan merah (refined palm oil).

Tonton juga: Fitonutrien minyak makan merah

Menurut PASPI (Pam Oil Agribusiness Strategic Policy Institute), kandungan betakaroten minyak makan merah sekitar 753 ppm (part per million atau bagian per sejuta), vitamin E 1.016 ppm, dan squalene 348 ppm.

Dengan tetap tingginya kandungan betakaroten menyebabkan minyak makan tersebut tetap berwarna merah. Di dalam tubuh, betakaroten akan berubah menjadi vitamin A.

Selain bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, memacu pertumbuhan hormon, dan meningkatkan pertumbuhan tubuh.

Vitamin E berfungsi memperbaiki sirkulasi darah, mendorong pertumbuhan jaringan, melindungi sel-sel dari kerusakan, serta membantu kesehatan mata, kulit, sistem kekebalan tubuh, dan pencernaan.

Lihat juga: Proses produksi minyak sawit

Sedangkan squalene berfungsi membantu pembentukan kolesterol baik sebagai faktor penting perkembangan otak serta membantu pembentukan asam empedu, hormon steroid, dan oksisterol

Betakaroten, vitamin E, dan squalene merupakan tiga elemen penting fitonutrien minyak makan merah sehingga minyak tersebut bisa berfungsi sebagai pangan fungsional.

Karena itulah, selain sebagai minyak goreng, minyak makan merah bisa juga langsung dimakan untuk mencegah stunting atau kekerdilan.

Pabrik minyak makan merah

Presiden Jokowi meresmikan pabrik pertama di Indonesia yang memproduksi minyak makan merah Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Kamis, 14 Maret 2024.

Pabrik minyak makan tersebut dikelola koperasi sebagai inisiatif Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui kemitraan antara Koperasi Pujakesuma dengan PT Perkebunan Nusantara II.

Teknologi pabrik berkapasitas 10 ton CPO dan bisa menghasilkan 7 ton minyak makan merah per hari tersebut dikembangkan PT Riset Perkebunan Nusantara dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Peresmian pabrik minyak makan merah tersebut menandai langkah maju dalam industri kelapa sawit nasional dan pemberdayaan petani.

Sebagaimana kita ketahui, dari 15,3 juta hektare lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, sekitar 40,5% atau 6,2 juta hektare adalah milik petani.

Kehadiran pabrik minyak makan merah tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi petani kelapa sawit.

”Kita ingin nilai tambah itu ada di dalam negeri. Oleh sebab itu, kita bangun pabrik minyak makan merah, ini yang pertama kali dan ini kita harapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi,” kata Presiden Jokowi.

“Hilirisasi kelapa sawit menjadi minyak makan merah oleh koperasi bertujuan memastikan agar petani semakin sejahtera, memastikan keberlanjutan pasokan minyak goreng sehat dengan harga terjangkau untuk masyarakat,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki.

Tonton juga: Produk turunan minyak sawit

“Jadi, harga TBS (tandan buah segar) tidak naik dan turun karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu minyak makan merah,” tutur Jokowi.

Rencananya, pembangunan pabrik minyak makan merah juga akan dilakukan di Kabupaten Tanah Laut (Kalimantan Selatan), Kabupaten Pelalawan (Riau), Kabupaten Sekadau (Kalimantan Barat), dan provinsi lainnya.

Diharapkan, setiap 1.000 hektare perkebunan sawit rakyat yang dikelola koperasi harus dilengkapi satu pabrik minyak makan merah sehingga harga TBS petani bisa terjaga dengan baik.

Minyak goreng komersial

Proses produksi minyak goreng komersial, yang selama ini kita kenal, tidak jauh berbeda dengan proses produksi minyak makan merah.

Untuk menghasilkan minyak goreng komersial, selain rafinasi (pemurnian) seperti halnya minyak makan merah, CPO juga mengalami proses pemucatan dan deodorisasi sehingga menghasilkan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan Palm Fatty Acid Destillated (PFAD).

Pada suhu kamar, PFAD merupakan bahan solid, yang antara lain untuk bahan produksi sabun, lotion, sampo, dan deterjen.

Lihat juga: 9 Istilah produk turunan sawit

Sementara RBDPO disaring (difraksinasi) sehingga menghasilkan Refined Bleached Deodorized Palm Olein (RBDPL) dan Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS).

Pada suhu kamar, RBDPL dalam fase cair dan RBDPS padat. RBDPS ini antara lain untuk bahan produksi margarin, shortening (mentega putih), sabun, dan lilin. RBDPL untuk minyak goreng.

Tetapi untuk menghasilkan minyak goreng yang baik, RBDPL diolah lebih lanjut. Antara lain dilakukan lagi proses penyaringan sehingga bisa menghasilkan minyak goreng yang jernih dan bening.

Karena melalui proses yang panjang, menyebabkan kandungan betakaroten, vitamin E, dan squalene minyak goreng komersial menjadi rendah.

Menurut PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute), kandungan betakaroten minyak goreng komersial sekitar 15 – 20 ppm, vitamin E 323 ppm dan squalene 128 ppm.

Karena itulah pemerintah mewajibkan produsen minyak goreng komersial melakukan fortifikasi (pengayaan) vitamin A dalam produk minyak gorengnya. Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang mudah larut di dalam lemak.

Minyak goreng Sunco, misalnya, dengan fortifikasi, kandungan vitamin A menjadi sebesar 2052 mcg (mikrogram) per 100 ml. Kandungan vitamin A minyak goreng Rose Brand 1776 mcg per 100 ml.

Keunggulan minyak makan merah

Baik minyak goreng komersial maupun minyak makan merah masing-masing mempunyai keunggulan.

Keunggulan minyak goreng komersial lebih jernih dan bening dengan kandungan vitamin A yang tinggi melalui fortifikasi. Karena proses produksinya panjang, tentu harganya relatif lebih mahal.

Keunggulan minyak makan merah, kandungan fitonutriennya tinggi sehingga selain sebagai minyak goreng, bisa juga sebagai pangan fungsional.

Karena proses produksinya lebih singkat, tentunya harga minyak makan merah relatif lebih murah dari minyak goreng komersial.

Keunggulan lain minyak makan merah, bahan baku CPO dari TBS milik petani sehingga bisa menjaga harga TBS petani dengan baik dan meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

Tetapi semua kembali kepada segmen masing-masing minyak makan. Masyarakat konsumen yang berwenang memutuskan, ingin membeli minyak makan merah atau minyak goreng komersial.

Syatrya Utama | Bloger, Jurnalis, dan Alumni IPB University | Email: konten.agrikan@gmail.com

Artikel ini diperbaiki terakhir Jumat, 29 Maret 2024.

Referensi:

  1. https://setkab.go.id/presiden-resmikan-pabrik-percontohan-minyak-makan-merah-pertama-di-indonesia/.
  2. https://palmoilina.asia/sawit-hub/minyak-sawit-merah/.
  3. https://iopri.co.id/news/detail/presiden-ri-meresmikan-pabrik-pertama-minyak-makan-merah-di-pagar-merbau-kabupatean-deli-serdang-sum.
  4. https://holding-perkebunan.com/menteri-bumn-tinjau-progress-pembangunan-pabrik-minyak-makan-merah-di-sumatera-utara/.
  5. https://ekonomi.republika.co.id/berita/sabwvv502/pabrik-minyak-makan-merah-yang-dikelola-koperasi-diresmikan.