Kultivator untuk pembajakan tanah dan pompa air untuk mengalirkan air dari sungai ke lahan petani.
Penyerahan kultivator dan pompa air secara simbolis di Simpang Empat, Banjar. Dari kiri ke kanan: Murjani, Djoko Handono Warih, Bambang, dan Yosafat Ary Suprihadi

Komunitas Petani Hortikultura Berkat Saraba Kawa (BSK) semringah. Komunitas Petani BSK di Harapan Masa, Kabupaten Tapin, dan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, itu menerima bantuan dua unit kultivator untuk mempercepat proses pembajakan tanah.

Sementara itu, komunitas petani BSK di Hiyung, Tapin, menerima bantuan empat unit pompa air portabel untuk mengalirkan air dari sungai ke lahan petani pada saat musim kemarau.

Bantuan dari Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) itu diserahkan secara simbolis pada Jumat, 24 Juli 2020 di salah satu lahan petani anggota Komunitas BSK di Simpang Empat, Banjar.

Penyerahan tersebut disampaikan Djoko Handono Warih, Koordinator Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Banua Prima Persada (Baprida) kepada Bambang, Ketua Komunitas Petani BSK.

Penyerahan itu disaksikan Yosafat Ary Suprihadi, Site Manager PT United Tractors Tbk Rantau, dan Murjani, HCGS & CSR Section Head PT Kalimantan Prima Persada Site Sungai Puting.

Hadir secara virtual dalam penyerahan bantuan tersebut adalah Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala, Sekretaris YDBA Ida R.M. Sigalingging, dan Bendahara YDBA Handoko Pranoto.

Bantuan kultivator dan pompa air portabel itu sebagai bentuk dukungan YDBA untuk Komunitas Petani Hortikultura Berkat Saraba Kawa.
Sigit P. Kumala. Sumber YDBA.

Menurut Sigit P. Kumala, penyerahan bantuan tersebut merupakan bentuk dukungan YDBA untuk memenuhi kebutuhan komunitas BSK yang telah menunjukkan kemajuan dalam menjalankan program agar petani mandiri, baik dari segi pemasaran maupun budidaya.

Sigit berharap kepada para petani anggota BSK agar terus bersemangat meningkatkan quality, cost, delivery (QCD) yang selama ini telah diterapkan petani, sehingga produk para petani anggota BSK tidak hanya dapat dipasarkan di luar Kalimantan, tetapi juga di luar Indonesia.

Komunitas Petani BSK

Untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tapin dan Banjar, YDBA bersama PT United Tractors Tbk, PT Pamapersada Nusantara, PT Kalimantan Prima Persada, dan PT Prima Multi Mineral mendirikan LBP Baprida pada 22 Maret 2012.

Tujuan pendirian LBP ini adalah untuk mengembangkan UMKM di berbagai bidang, baik pertanian, peternakan, perikanan maupun kuliner dengan niat memandirikan UMKM tersebut.

Komunitas Petani Hortikultura Berkat Saraba Kawa beranggotakan 28 petani di Tapin dan Banjar.
Anggota dan pengurus BSK. Sumber: YDBA

Pada 4 Februari 2019, LBP turut mendukung pendirian Komunitas BSK, yang beranggotakan petani binaan LBP. Komunitas yang beranggotakan 28 petani ini tersebar di Harapan Masa, Simpang Empat, dan Hiyung.

Di Hiyung ada 19 petani dengan komoditas utama Cabai Rawit Hiyung Tapin. Luas lahan mereka sekitar 6 ha.

Di Simpang Empat ada 4 petani dengan komoditas utama tomat, terong, dan timun. Luas lahan mereka sekitar 5 ha.

Di Harapan Masa ada 5 petani dengan komoditas utama tomat, terong, dan timun. Luas lahan mereka sekitar 1,5 ha.

Jadi, total luas lahan 28 petani anggota BSK adalah 12,5 ha.

Cabai Rawit Hiyung Tapin

Cabai Rawit Hiyung banyak ditanam di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Cabai ini diberi nama indikasi geografis Cabai Rawit Hiyung Tapin.

Berdasarkan topografinya, Kecamatan Tapin Tengah bertanah datar hingga bergelombang dengan kondisi lahan sebagian besar terdiri dari lahan gambut. Jika ditanam di tempat lain di luar Tapin, rasa Cabai Rawit Hiyung Tapin menjadi kurang pedas, bahkan cenderung tidak pedas.

Cabai Rawit Hiyung Tapin, yang banyak ditanam pada musim kemarau, telah dinobatkan sebagai cabai terpedas No. 1 di Indonesia karena lebih unggul dibanding cabai rawit biasa.

Kadar capsaicin dalam Cabai Rawit Hiyung Tapin adalah 2.333,05 ppm.
Cabai Rawit Hiyung Tapin. Kredit foto: Herman. Sumber: matabanua.co.id. Diakses Rabu, 29 Juli 2020.

Menurut Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, kandungan nutrisi Cabai Rawit Hiyung Tapin sebagai berikut:

  • Kadar lemak 5,80%,
  • Kadar protein 5,88%,
  • Karbohidrat 22,52%,
  • Energi 165,80 kkal per 100 gram
  • Vitamin A 11,35 ppm
  • Vitamin C 66,85 mg per 100 gram
  • Kadar capsaicin 2.333,05 ppm

Capsaicin adalah zat aktif dalam cabai yang menimbulkan rasa pedas dan panas. Dalam dunia medis, capsaicin memiliki efek antinyeri, antiradang, antibakteri, dan bahkan sebagai antikanker.

Dari beberapa publikasi disebutkan bahwa tingkat kepedasan Cabai Rawit Hiyung Tapin ini mencapai 17 kali tingkat kepedasan cabai rawit biasa lainnya.

Selain itu Cabai Rawit Hiyung Tapin ini memiliki keunggulan tahan simpan 10 – 16 hari pada suhu ruang. Dalam rentang itu, cabai rawit ini tidak mudah busuk seperti cabai rawit lainnya.

Petani mandiri

Pada saat ini, komunitas BSK membutuhkan kultivator untuk mempercepat proses pembajakan tanah dan pompa air portabel untuk mengalirkan air dari sungai ke lahan saat musim kemarau.

Bantuan YDBA membuat Komunitas Petani BSK kian semangat. Betapa tidak, mesin kultivator dan pompa air portabel dapat membantu kebutuhan mereka agar menjadi petani yang mandiri.

Referensi:

  1. Press Release YDBA, 24 Juli 2020.
  2. Berita Resmi Indikasi Geografis Seri-A. Oktober 2019. Cabai Rawit Hiyung Tapin. Direktorat Merek dan Indikasi Geografis, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.