Penanganan pascapanen padi sangat penting. Penanganan yang baik dapat mengurangi tingkat penurunan hasil panen serta mempertahankan dan atau memperbaiki mutu gabah atau beras.
Proses pascapanen padi meliputi penentuan saat panen, pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan gabah, pengemasan dan penyimpanan gabah, penggilingan, serta pengemasan dan penyimpanan beras.
Penentuan saat panen padi
Penentuan saat panen padi dapat dilakukan melalui pengamatan visual dan pengamatan teoritis.
Pengamatan visual dilakukan dengan melihat tampilan fisik tanaman padi pada hamparan lahan sawah. Umur panen optimal jika 90 – 95% butir gabah pada malai padi sudah berwarna kuning keemasan.
Pengamatan teoritis dilakukan dengan melihat deskripsi varietas padi dan mengukur kadar air dengan moisture tester.
Biasanya, kadar air gabah mencapai 22 – 23% pada musim kemarau dan 24 – 26% pada musim hujan.
Pemanenan padi
Ketidaktepatan dalam memanen padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu hasil yang rendah.
Di sini akan dijelaskan tentang alat dan mesin panen padi, sistem panen padi, serta penumpukan dan pengumpulan hasil panen padi.
Alat dan mesin panen padi
Alat dan mesin padi ini meliputi ani-ani atau ketam, sabit bergerigi, reaper (pemotong padi), paddy mower (pemotong batang padi), dan stripper (mesin panen penyisir padi).
Sabit bergerigi
Sabit merupakan alat panen manual. Alat ini digunakan untuk memotong padi secara cepat. Sabit ini bisa berupa sabit biasa atau sabit bergerigi.
Reaper
Reaper merupakan mesin panen untuk memotong padi sangat cepat. Prinsip kerja reaper ini mirip dengan cara kerja sabit.
Reaper yang dikenal terdiri atas tiga jenis, yaitu reaper 3 row, reaper 4 row, dan reaper 5 row.
Paddy mower
Paddy mower sandang digerakkan oleh motor dua tak. Mesin ini berfungsi memotong batang tanaman padi dengan sistem potong bawah (potong panjang).
Dalam operasionalnya, operator paddy mower ini cukup dikendalikan oleh satu orang.
Salah satu manfaat menggunakan paddy mower adalah mengurangi biaya panen sampai 40%.
Stripper
Stripper merupakan mesin panen padi dengan cara menyisir tegakan tanaman padi yang siap panen, mengambil butiran padi dari malainya, dan meninggalkan tegakkan jerami di lapangan.
Penumpukan dan pengumpulan hasil panen padi
Penumpukan dan pengumpulan hasil panen padi harus dilakukan dengan baik.
Penggunaan alat pada penumpukan dan pengumpulan hasil panen dapat menekan kehilangan hasil panen 0,94 – 2,36%.
Perontokan padi
Ketidaktepatan dalam merontokkan padi dapat meningkatkan kehilangan hasil lebih dari 5%.
Perontokan padi dapat dilakukan dengan gebotan, pedal thresher, pedal thresher bermotor, power thresher, dan combine harvester.
Gebotan
Gebotan merupakan alat perontok padi tradisional yang masih banyak digunakan petani. Gebotan ini dilakukan dengan menggebot malai padi sehingga gabahnya terlepas dari malainya.
Pedal thresher
Pedal thresher merupakan alat perontok padi sederhana dan digerakkan dengan tenaga manusia. Penggunaan pedal thresher ini dapat menekan kehilangan hasil padi sekitar 2,5%.
Pedal thresher bermotor
Pedal thresher bermotor merupakan alat perontok padi yang digunakan untuk melepas butiran-butiran gabah dari tangkainya dengan menggunakan motor penggerak dalam operasionalnya.
Power thresher
Power threseher merupakan mesin perontok padi yang menggunakan sumber tenaga motor penggerak.
Kelebihan mesin perontok ini dibanding dengan yang lain adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja tinggi.
Perontok padi power thresher. Sumber: distan.bulelengkab.go.id.
Penggunaan power thresher dalam merontokkan padi dapat menekan kehilangan hasil padi sekitar 3%.
Seiring dengan perkembangan teknologi, dikembangkan juga power theresher bermotor.
Cara kerja mesin ini adalah mengumpankan padi yang akan dirontokkan. Tangkai padi bagian malai diletakkan di bawah atau di atas silinder perontok atau dengan melepas padi ke ruang perontok.
Combine harvester
Mesin combine harvester ini dapat memanen, merontokkan, memisahkan, membersihkan dan mengayak gabah dalam satu urutan yang mulus.
Mesin ini ideal untuk memanen padi dengan ketinggian 0,5 – 1,2 m. Diperlukan waktu sekitar 1 – 2 jam untuk memanen padi satu hektar.
Pengeringan gabah
Pengeringan gabah merupakan proses penurunan kadar air gabah sampai mencapai batas tertentu sehingga siap untuk diolah atau digiling atau untuk disimpan dalam waktu yang lama.
Pada saat dipanen, kadar air gabah sekitar 22 – 26%. Gabah basah ini dikenal dengan gabah kering panen (GKP).
Jika untuk digiling atau disimpan, biasanya kadar air gabah sekitar 14%. Gabah dengan kadar ini biasa disebut dengan gabah kering giling (GKG).
Pengeringan gabah dapat dilakukan dengan penjemuran dan pengering buatan.
Penjemuran dilakukan dengan memanfaatkan panas sinar matahari. Padi yang dijemur disebar di lantai semen atau alas dari terpal.
Pengeringan buatan dapat menggunakan flat bed dryer, flat bed dryer berbahan bakar sekam, bed dryer automixing, dan vertical dryer.
Flat bed dryer
Flat bed dryer merupakan alat pengeringan buatan yang sederhana. Alat ini terdiri dari kotak atau bak pengering, pemanas, dan kipas (blower).
Lantai kotak pengering terbuat dari baja yang berlubang-lubang kecil sehingga dapat dilalui udara pengering.
Flat bed dryer berbahan bakar sekam
Pengering ini menggunakan tungku berbahan bakar sekam untuk mengeringkan padi.
Tungku sekam mampu mengeringkan gabah berkadar air sekitar 25% berkapasitas hingga 10 ton sekali proses dalam waktu sekitar 8 – 10 jam.
Pada saat ini telah tersedia teknologi tungku sekam untuk pengeringan padi berkapasitas 3 ton, 5 ton, dan 10 ton.
Bed dryer automixing
Bed dryer automixing merupakan pengering dengan sistem pengacak atau pengaduk otomatis.
Dasar automixing adalah menggantikan peran manual pengacakan atau pengadukan yang sangat memegang peranan penting dalam kerataan pengeringan gabah.
Bed dryer automixing ini dapat mengatasi masalah yang terjadi pada tipe flat bed dryer yang memiliki kelemahan dalam kerataan tekanan di keempat sudutnya.
Penggunaan fungsi pengadukan dalam bed dryer ini membuat proses pengeringan gabah menjadi lebih efisien.
Vertical dryer
Mesin pengering gabah vertikal (vertical dryer) ini terdiri dari motor penggerak, ruang pengering, unit pemanas (burner), kipas (blower), bucket elevator, dan panel kontrol.
Pada panel kontrol terdapat tombol-tombol yang berfungsi mengatur mekanisme kerja dari tiap-tiap motor penggerak, mulai dari awal sampai selesai proses pengeringan dan pengontrolan suhu pengeringan.
Penyimpanan gabah
Penyimpanan gabah merupakan tindakan mempertahankan gabah agar tetap dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu.
Kesalahan dalam penyimpanan gabah dapat mengakibatkan respirasi, tumbuhnya jamur, serangan serangga, dan binatang pengerat yang dapat menurunkan mutu gabah.
Cara penyimpanan gabah dapat dilakukan melalui sistem curah dan penyimpanan dengan kemasan atau wadah seperti karung plastik, karung goni, dan lain-lain.
Dalam penyimpanan sistem curah, gabah yang sudah dikeringkan dicurahkan pada suatu tempat yang dianggap aman dari gangguan hama dan cuaca.
Penggilingan gabah
Penggilingan gabah merupakan proses mengubah gabah menjadi beras.
Proses penggilingan ini meliputi pengupasan sekam, pemisahan gabah dan sekam, penyosohan, pengemasan, dan penyimpanan.
Pengemasan beras
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengemas beras. Pertama, beras hasil gilingan sebaiknya tidak langsung dikemas sampai sisa panas akibat penggilingan hilang.
Kedua, jenis kemasan disarankan memperhatikan berat isinya.
Ketiga, faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kemasan adalah kekuatan kemasan, bahan kemasan (tidak korosif, tidak mencemari, dan kedap udara).
Keempat, label kemasan beras hendaknya mencantumkan nama varietas (untuk menghindari pemalsuan).
Penyimpanan beras
Penyimpanan merupakan tindakan mempertahankan beras agar tetap dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu.
Kesalahan dalam penyimpanan beras dapat mengakibatkan respirasi, tumbuhnya jamur, serangan serangga, binatang pengerat, dan kutu beras yang dapat menurunkan mutu gabah.
Cara penyimpanan gabah dapat dilakukan melalui sistem curah dan sistem kemasan. Pada sistem curah, beras dicurahkan pada suatu tempat yang dianggap aman dari gangguan hama dan cuaca.
Pada sistem kemasan, sebelum disimpan beras dikemas dalam kemasan atau wadah seperti karung plastik, karung goni, dan lain-lain.
Nah, sahabat Agrikan.id, begitulah pascapanen padi. Penanganan pascapanen yang baik dapat menurunkan kehilangan hasil dan mempertahankan atau memperbaiki mutu gabah atau beras.
Referensi:
- Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. Tanpa tahun. Teknologi Penanganan Pascapanen Padi.
- Tohir, H. Winarno. 2019. Pertanian Presisi untuk Mensejahterakan Petani. Jakarta: Kelopok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).