Bayam cabut
Bayam cabut daun merah Mira. Sumber: panahmerah.id

Bayam (Amaranthus spp. L) termasuk dalam keluarga Amaranthaceae.

Di Indonesia, bayam merupakan salah satu sayuran tropis terpenting. Sayuran yang banyak mengandung vitamin dan mineral ini biasa dikonsumsi sebagai sayuran hijau.

Terdapat tiga jenis bayam di Indonesia.

  1. Amaranthus tricolor. Bayam cabut yang banyak diusahakan petani. Batangnya berwarna merah (bayam merah) dan ada pula yang berwarna hijau keputih-putihan.
  2. Amaranthus dubius. Bayam petik ini pertumbuhannya lebih tegak, berdaun agak lebar sampai lebar, warna daun hijau tua, dan ada yang berwarna kemerah-merahan. Biasanya bayam ini ditanam di halaman rumah.
  3. Amaranthus cruentus. Bayam ini dapat ditanam sebagai bayam cabut dan bayam petik. Bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar, berwarna hijau keabu-abuan, dan dapat dipanen secara cabutan pada umur 3 minggu.

Persyaratan tumbuh

Bayam cocok ditanam pada hampir semua jenis tanah. Dapat tumbuh sepanjang tahun pada ketinggian sampai dengan 1.000 m di atas permukaan laut.

Waktu tanam bayam terbaik pada awal musim hujan, antara bulan Oktober – November. Atau awal musim kemarau, antara bulan Maret – April.

Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang gembur dan cukup subur dengan pH 6 – 7.

Pemilihan benih

Varietas bayam antara lain Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok, dan Cimangkok. Bisa juga menggunakan Mira, bayam tipe daun merah yang benihnya diproduksi oleh PT East West Seed Indonesia. Bayam Mira ini tergolong bayam cabut.

Tanaman bayam dikembangbiakan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus yang cukup tua, sekitar 3 bulan. Benih bayam yang cukup tua dapat disimpan sampai satu tahun. Benih yang muda tidak tahan disimpan lama dan daya kecambahnya menurun.

Benih bayam tidak memiliki masa dormansi (dalam keadaan dorman atau terhambatnya masa pertumbuhan sementara waktu).

Kebutuhan benih bayam sekitar 5 – 10 kg per ha atau 0,5 – 1 gram per m2.

Persiapan lahan

Pengolahan lahan dilakukan 3 – 4 minggu sebelum tanam. Pengolahan lahan dilakukan dengan membajak, membalikkan, atau mencangkul tanah dengan kedalaman 20 – 30 cm.

Pengolahan lahan ini untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah, mendekomposisi gulma, dan mempermudah membentuk bedengan.

Satu minggu kemudian membuat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur untuk mendapatkan cahaya penuh.

Lebar bedengan 150 – 200 cm, tinggi 20 – 30 cm, jarak antar bedengan 40 – 50 cm, dan panjang bedengan 1.800 cm. Jadi ukuran satu unit bedengan sekitar 150 cm x 1.800 cm.

Kemudian bedengan ditaburi pupuk dasar, yaitu pupuk kandang dan dolomit. Untuk setiap unit bedengan, dosis pupuk kandang 27 kg dan dolomit 2 kg.

Waktu penaburan pupuk kandang dan dolomit satu minggu sebelum tanam. Pupuk disebar secara merata di bedengan. Kemudian tanah digemburkan lagi dan disiram dengan air.

Penanaman

Penanaman benih bayam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu disebar langsung pada bedengan, disebar langsung pada larikan atau barisan, dan disemai sebelum ditanam.

  1. Cara disebar langsung biasanya untuk penanaman bayam cabut. Biji disebar langsung secara merata di atas permukaan bedengan. Kemudian ditutup tipis dengan tanah setebal 1 – 2 cm.
  2. Biji dapat juga disebarkan pada larikan atau barisan dengan jarak antar baris 10 – 15 cm. Kemudian ditutup tipis dengan lapisan tanah.
  3. Persemaian umumnya digunakan untuk bayam petik. Setelah benih semai tumbuh (kurang dari 10 hari), bibit dibumbun dan dipelihara sekitar 3 minggu sampai siap dipindahkan ke lapangan. Jarak tanam pada sistem ini 50 cm x 30 cm.

Pemeliharaan

Penyiangan dilakukan satu kali sampai panen atau sesuai dengan kondisi lahan.

Penyiraman rutin 2 kali sehari pagi dan sore bila kondisi kering. Tanaman bayam yang masih muda (sampai minggu pertama setelah tanam) memerlukan air sekitar 4 mm per tanaman atau 4 liter per m2 per hari. Menjelang dewasa memerlukan air 8 mm per tanaman atau 8 liter per m2 per hari.

Pemupukan pertama dilakukan pada umur 7 hari setelah semai (HSS) dengan urea sekitar 1 kg per bedengan (150 cm x 1.800 cm).

Pemupukan kedua dilakukan pada umur 15 HSS dengan urea + NPK Phonska (perbandingan 2:1) 1 kg per bedengan (150 cm x 1.800 cm).

Pemupukan dilakukan dengan cara ditebar langsung ke bedengan. Segera setelah pemupukan, dilakukan penyiraman agar daun tanaman tidak terbakar.

Pengendalian hama

Hama yang menyerang tanaman bayam antara lain ulat perusak daun (Plutella xylostella). Pengendalian ulat ini dapat dilakukan secara mekanis, yaitu sanitasi lahan.

Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Deltametrin, atau Sipermetrin seperti Decis dengan dosis 10 ml per 15 liter air.

Pengendalian penyakit

Penyakit yang menyerang tanaman bayam antara lain rebah kecambah, embun tepung (blorok) atau penyakit tepung, dan antraknosa atau patek.

Rebah kecambah (Phytium Sp)

  • Penyakit ini menyerang bayam di persemaian. Gejalanya, batang dan daun tanaman berwarna kuning kecokelatan sampai hitam. Kemudian membusuk.
  • Pengendalian. Dapat menggunakan fungisida berbahan aktif Mancozeb seperti Dithane dosis 10 – 20 gr per 15 liter air, atau  Preficure N.

Embun tepung atau blorok (powdery mildew)

  • Gejala. Daun bintik-bintik berwarna putih kecokelatan. Serangan tinggi terjadi pada musim hujan atau kelembapan tinggi.
  • Pengendalian. Menggunakan fungsida berbahan aktif Mancozeb seperti Dithane. Dosis 1 – 2 sendok makan per 15 liter air (10 – 20 gram per 15 liter air)

Antraknosa atau patek

  • Gejala. Daun berwarna kuning kecokelatan sampai hitam.
  • Pengendalian. Menggunakan fungisida berbahan aktif Propineb seperti Antracol dengan dosis 10 – 20 gram per 15 liter air.

Pemanenan

Bayam cabut biasa dipanen jika tingginya sudah mencapai sekitar 20 cm. Atau umurnya sekitar 18 – 25 hari setelah semai (HSS).

Bayam cabut
Bayam daun merah Mira. Sumber: panahmerah.id.

Cara penennya dengan mencabut tanaman beserta akar-akarnya. Dicuci. Diikat.  Setelah itu digulung. Satu gulungan sekitar 100 – 150 ikat.

Di sebagian daerah, ada juga pemanenan dengan cara dipotong pada bagian pangkal. Sekitar 2 cm di atas permukaan tanah.

Untuk bayam petik, biasanya mulai dipanen pada umur 1 – 2 minggu setelah tanam (MST) dengan interval pemetikan seminggu sekali.

Potensi produksi tanaman bayam yang dipelihara dengan baik dapat mencapai 5 – 10 ton per ha.

Penanganan pascapanen diarahkan untuk mempertahankan kesegaran bayam.

Tempatkan bayam yang baru dipanen di tempat berair. Rendam bagian akarnya.

Pengiriman bayam dilakukan secepat mungkin.

Referensi:

  1. http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/teknologi-detail-44.html.
  2. http://www.panahmerah.id/product/mira.