Masa produktif tanaman kelapa sawit sekitar 25 – 30 tahun.
Ilustrasi. Perkebunan kelapa sawit. Sumber: dokumen agrikan.id.

Perlu dijelaskan di sini, artikel ini ditujukan untuk masyarakat awam yang belum banyak mengetahui proses produksi minyak kelapa sawit sehingga ditulis sesederhana mungkin.

Sebagaimana kita ketahui, masa produktif tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis, Jacq) sekitar 25 – 30 tahun. Setelah itu dilakukan peremajaan (replanting).

Pada mulanya, benih kelapa sawit ditanam di lahan pembibitan selama 12 bulan. Kemudian bibit dipindah tanam ke lahan perkebunan.

Setelah bibit ditanam selama 30 bulan, kelapa sawit sudah berbuah dan siap dipanen. Siklus pemanenan setiap 7 – 10 hari.

Pemanenan dilakukan terus-menerus selama masa produktif atau sampai tanaman kelapa sawit diremajakan kembali.

Tandan buah segar

Buah kelapa sawit biasa disebut dengan tandan buah segar (TBS) atau fresh fruit bunches (FFBs). TBS dipanen menggunakan dodos atau pisau dengan tiang panjang.

Bagaimana mengetahui TBS siap panen? Buah kelapa sawit berwarna merah atau sudah ada 10 – 15 buah yang jatuh ke tanah.

Dengan menggunakan truk, TBS diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS) untuk disterilisasi dengan menggunakan uap. Hal ini dimaksudkan agar buah mudah terlepas dari tandannya.

Buah kelapa sawit disebut dengan tandan buah segar (TBS) atau fresh fruit bunches (FFBs).
Tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Sumber: catatanriau.com. Diakses Rabu, 26 Agustus 2020.

Selain itu, sterilisasi ini juga untuk mematikan enzim yang dapat menurunkan kualitas TBS.

Setelah buah terlepas dari tandannya, janjang kosong atau tandan buah kosong diolah menjadi kompos, yang dapat digunakan sebagai pupuk organik di kebun.

Pengolahan buah kelapa sawit

Setelah dilepas dari tandan, buah kelapa sawit diolah menjadi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang diekstrak dari daging buah (mesocarp atau reddish pulp) sawit.

Setelah daging buah diperas menghasilkan CPO, diperoleh cake (seperti bubur), yang terdiri atas campuran sabut daging buah dan inti buah sawit yang tertinggal di mesin pemerasan.

Untuk memisahkan sabut daging buah dan inti buah sawit, cake dimasukkan ke depericarper.

Kemudian inti buah sawit dipecahkan. Inti (kernel) dihancurkan untuk menghasilkan minyak inti sawit (palm kernel oil atau PKO) dan bungkil inti sawit (palm kernel expeller).

Perbedaan CPO dan PKO

Minyak sawit mentah (CPO) berwarna kemerahan karena banyak mengandung betakaroten, salah satu jenis karotenoid. Di dalam tubuh, betakaroten ini akan diubah menjadi vitamin A.

Minyak inti kelapa sawit (PKO) tidak memiliki karotenoid dan tidak bewarna merah sehingga minyak inti kelapa sawit ini terlihat lebih jernih dibandingkan dengan CPO.

Dari buah kelapa sawit dapat dihasilkan minyak kelapa sawit, minyak inti sawit, dan cangkang.
Minyak kelapa sawit (1), minyak inti sawit (2), dan cangkang sawit (3). Sumber: amj.co.id. Diakses Rabu, 26 Agustus 2020.

Komposisi asam lemak minyak inti kelapa sawit ini mirip dengan minyak kelapa (Cocos nucifera). Kedua jenis minyak ini dikenal dengan minyak laurat.

Setelah pemurnian (refinery), CPO diolah lebih lanjut menjadi minyak nabati dan bukan minyak nabati.

Dari minyak nabati dapat diolah lebih lanjut antara lain menghasilkan minyak goreng dan margarin. Dari bukan minyak nabati antara lain dapat diolah menjadi biodiesel dan sabun.

Setelah pemurnian, PKO juga dapat diolah lebih lanjut antara lain menjadi produk kosmetik dan produk obat-obatan.

Limbah proses produksi

Dari proses pengolahan inti kelapa sawit menjadi PKO diperoleh hasil samping berupa cangkang (palm kernell shell) dan bungkil inti sawit.

Cangkang dapat digunakan untuk bahan bakar hayati, sedangkan bungkil inti kelapa sawit dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Cangkang sawit merupakan bahan yang memiliki lignoselulosa berkadar karbon tinggi. Setiap kg cangkang dapat menghasilkan energi panas cukup tinggi, yaitu 20.100 KJ.

Buah kelapa sawit nihil limbah. Setiap bagian tanaman kelapa sawit ada manfaatnya.
Setiap bagian tanaman kelapa sawit ada manfaatnya, termasuk limbah dari pengolahan. Sumber: smart-tbk.com. Diakses Senin, 24 Agustus 2020.

Dari proses produksi CPO diperoleh hasil samping sabut daging buah. Sabut ini dapat diolah menjadi bahan bakar nabati (biofuel) untuk boiler (ketel uap) pabrik kelapa sawit.

Uap yang dihasilkan dari ketel uap digunakan untuk menggerakkan turbin, yaitu pembangkit tenaga listrik di pabrik kelapa sawit.

Air buangan dari pengolahan minyak sawit disebut limbah cair kelapa sawit (LCKS).

LCKS diolah di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk menurunkan kadar keasaman serta tingkat biochemical oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD).

LCKS yang telah diolah ini dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan lahan perkebunan.

Selain itu LCKS juga dapat digunakan sebagai energi biogas setelah diproses melalui teknik penangkapan gas metana.

Nah, sahabat Agrikan.id, demikian proses produksi minyak kelapa sawit. Salah satu produk turunan minyak kelapa sawit yang sangat dikenal masyarakat adalah minyak goreng.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com.

Referensi:

  1. https://amj.co.id/produk. Diakses Rabu, 26 Agustus 2020.
  2. https://www.asianagri.com/id/media-id/faqs/bagaimana-minyak-kelapa-sawit-dibuat. Diakses Senin, 24 Agustus 2020.
  3. https://www.smart-tbk.com/tak-ada-limbah-yang-dihasilkan-dari-buah-kelapa-sawit/. Diakses Senin, 24 Agustus 2020.
  4. Kementerian Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit. Jakarta: Sekretariat Jenderal, Kementerian Perindustrian.