Kata ‘petani’ pada judul tulisan ini menyimbolkan agribisnis.
Menurut Bungaran Saragih, agribisnis merupakan cara baru melihat pembangunan pertanian dalam arti luas, yang meliputi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan), kehutanan, dan perikanan.
Sebagai kelanjutan pembangunan pertanian primer (on-farm agribusiness) adalah pembangunan agroindustri (industri pengolahan hasil pertanian primer).
Pertanian primer, menurut guru besar agribisnis IPB University, itu tidak akan berkembang dengan baik jika tidak didukung oleh industri hulu seperti benih, pupuk, pestisida, pakan, vaksin, obat-obatan, serta alat dan mesin.
Industri hulu, pertanian primer, dan agroindustri tidak akan berkembang jika tidak didukung oleh pemasaran dan jasa penunjang (seperti industri perbankan, asuransi, dan kebijakan pemerintah).
Pembangunan secara simultan dan harmonis ini disebut dengan pembangunan sistem agribisnis.
Jadi, sistem agribisnis terdiri atas subsistem pertanian primer (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan) yang didukung secara terpadu oleh subsistem input, subsistem agroindustri, subsistem pemasaran, dan subsistem jasa penunjang.
Di dalam sistem agribisnis terdapat pelaku usaha agribisnis (skala mikro, kecil, menengah, dan besar) sehingga disebut sistem dan usaha agribisnis. Kata ‘petani’ menyimbolkan pelaku usaha agribisnis di industri hulu, pertanian primer, pengolahan, pemasaran, dan jasa penunjang. Pada pertanian primer, kata ‘petani’ ini meliputi petani, pekebun, peternak, petambak, dan nelayan.
Jika dilihat dari lapangan usaha Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bengkulu pada Triwulan III 2020, kontribusi on-farm agribusiness (Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan) sekitar 28,10%, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sekitar 15,18%, serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sekitar 10,00%.
Jika kita gabung dengan Industri Pengolahan, Transportasi, dan Pergudangan, Jasa Keuangan dan Asuransi, dan lain-lain yang hanya khusus terkait dengan agribisnis, maka diperkirakan kontribusi agribisnis terhadap PDRB Provinsi Bengkulu sekitar 55%. Jadi betapa pentingnya agribisnis dalam pembangunan perekonomian propinsi yang berpenduduk sekitar 2 juta jiwa itu.
Berdasarkan konsep di atas, Agrikan.id menyajikan program calon gubernur yang pro-agribisnis.
Mengapa mesti pro-agribisnis? Karena hampir sebagian besar perekonomian Propinsi Bengkulu ini digerakkan oleh agribisnis. Dengan menjadikan agribisnis sebagai pemimpin di dalam pembangunan perekonomian Bengkulu, maka diharapkan dapat menyejahterakan masyarakat.
Tiga Pasangan Calon
Ketiga pasangan yang bertarung untuk menjadi Gubernur Bengkulu 2021 – 2025 adalah Helmi Hasan – Muslihan Diding Sutrisno dengan nomor urut 1, Rohidin Mersyah – Rosjonsyah Sahili dengan nomor urut 2, dan Agusrin Maryono Najamuddin – Imron Rosyadi dengan nomor urut 3.
Senin, 9 Nopember 2020, ketiga pasangan calon gubernur mengikuti debat yang diadakan KPU Provinsi Bengkulu di Hotel Mercure, Kota Bengkulu. Temanya, pertama, strategi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat; kedua, memajukan Propinsi Bengkulu; ketiga, mencegah dan menanggulangi Covid-19; dan keempat, tentang perempuan dan anak-anak.
Dalam tulisan ini, Agrikan.id hanya menyajikan poin-poin program kerja ketiga pasangan calon terkait dengan pembangunan agribisnis dalam menyejahterakan masyarakat Propinsi Bengkulu.
Helmi Hasan – Muslihan
- Meningkatkan daya saing Propinsi Bengkulu dari sisi pertanian (dalam arti luas).
- 100% jalan di Propinsi Bengkulu mulus.
- Pemerintah akan memberikan 100.000 ha lahan produktif untuk petani. Di sini dibutuhkan intervensi pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
- Bantuan 100.000 ekor sapi, kerbau, dan kambing ke desa-desa untuk rakyat.
- Menyediakan 100.000 lapangan kerja.
- Terwujudnya transportasi udara antar kabupaten kota di Provinsi Bengkulu.
- Mengadakan pabrik pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.
- Bantuan kapal dan alat tangkap bagi nelayan.
- Hasil pertanian dari masyarakat kecil dibeli pemerintah melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Hari ini orang bertani kopi, karet, dan sawit, tetapi pada saat panen harganya tidak membuat petani bahagia karena pemerintah tidak hadir dan memandang usaha masyarakat sebelah mata. Dengan kehadiran pemerintah dapat mengubah profesi petani menjadi cita-cita.
- Bantuan benih padi, benih sayur, bibit buah, pupuk, dan hand tractor (traktor tangan).
- Menyediakan lampu jalan di setiap desa.
- Menyediakan Wifi (untuk akses internet) gratis di setiap desa.
Rohidin – Rosjonsyah
- Pengadaan alat dan mesin pertanian gratis untuk petani berupa hand tractor (traktor tangan), cultivator (alat bajak dorong, biasanya dipakai untuk menanam sayuran), mesin air, power thresher (mesin perontok padi), dan hand sprayer (alat gendong penyemprot pestisida).
- Menjaga stabilitas dan meningkatkan harga komoditas perkebunan terutama karet, kopi, dan sawit.
- Membeli dan menampung hasil produk pertanian dengan harga yang layak pada saat panen berlimpah dan harga di pasar murah. Selain itu membuat gudang di seluruh kabupaten kota se-Propinsi Bengkulu.
- Menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani.
- Penurunan status kawasan hutan menjadi hutan sosial kemasyarakatan dan hutan adat untuk para petani-pekebun Propinsi Bengkulu.
- Membangun pelabuhan perikanan, pabrik es, pemberian izin usaha, dan alat tangkap gratis.
- Membangun konektivitas melalui pembangunan jalan tol, pengelolaan Bandara Fatmawati oleh Angkasa Pura II, dan pengembangan Pelabuhan Pulau Baai untuk kemajuan perekonomian Propinsi Bengkulu.
- Mengadakan pusat tongkrongan atau semacam kafe kecil di beberapa desa, yang dipadukan dengan kewirausahaan, fasilitas internet gratis, dan usaha-usaha online (daring). Pusat tongkrongan ini dikelola oleh anak-anak muda (milenial).
Agusrin – Imron
- Prioritas perut rakyat Propinsi Bengkulu kenyang dengan merancang program surplus beras.
- Bantuan 10.000 hand tractor (traktor tangan) untuk petani.
- Harga pupuk harus turun.
- Bantuan bibit unggul dan pupuk yang dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
- Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit minimal Rp 2.500 per kg.
- Harga kopi di tingkat petani sekitar Rp 25.000 per kg.
- Harga karet di tingkat petani sekitar Rp 15.000 per kg.
- Stabilitas harga komoditas lainnya.
- Menyediakan mesin mini untuk mengolah TBS menjadi CPO (crude palm oil atau minyak sawit kasar) di setiap desa.
- Sembilan bahan pokok (menurut Permendag No. 27 Tahun 2017, bahan pokok ini meliputi beras, jagung, kedelai, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, daging sapi beku dan segar, daging ayam ras, dan telur ayam ras) di Bengkulu harus murah dan gampang didapat.
Dari informasi yang dihimpun Agrikan.id, ketiga pasangan calon Gubernur Bengkulu tersebut mempunyai program pembangunan agribisnis. Silakan rakyat memilih salah satu pasangan calon yang mempunyai semangat yang tinggi untuk menyejahterakan masyarakat Propinsi Bengkulu.
Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com