Busuk buah kakao
Penyakit busuk buah kakao. Sumber: Buku saku PT Syngenta Indonesia.

Busuk buah kakao merupakan salah satu penyakit utama tanaman kakao. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora.

Diagnosis

  • Penyakit ini menyerang buah kakao yang masih muda sampai dewasa. Tetapi persentase serangan lebih banyak pada buah yang sudah dewasa.
  • Buah yang terinfeksi menunjukkan gejala terjadinya pembusukan disertai bercak cokelat kehitaman dengan batas yang tegas.
  • Serangan biasanya dimulai dari ujung atau pangkal buah.
  • Perkembangan bercak cokelat cukup cepat, sehingga dalam waktu beberapa hari seluruh permukaan buah menjadi busuk, basah, dan berwarna cokelat kehitaman.
  • Pada kondisi lembap, pada permukaan buah akan muncul serbuk berwarna putih. Serbuk ini adalah spora Phytophthora palmivora yang seringkali bercampur dengan jamur sekunder (jamur lain).

Penyebaran

  • Penyakit ini menyebar melalui percikan air hujan. Menyebarkan spora dari buah sakit ke buah sehat atau spora yang berasal dari tanah ke buah.
  • Penyakit ini menyebar melalui hubungan langsung antara buah sakit dan buah sehat.
  • Penyakit ini menyebar melalui perantara binatang. Yang paling berperan dalam penyebaran penyakit adalah semut. Selain itu ada binatang penyebar lain seperti tikus, tupai, dan bekicot.

Kerusakan

  • Serangan penyakit Phytophthora palmivora pada buah muda akan menyebabkan busuk. Terjadinya serangan penyakit hanya berlangsung dalam beberapa hari hingga menyebabkan buah rusak dan tidak bisa dipanen.
  • Serangan penyakit Phytophthora palmivora pada buah dewasa menimbulkan kerusakan pada biji, tetapi buah masih bisa dipanen, meskipun kualitas biji kakao tidak bagus.

Pengendalian

  • Menggunakan Amistartop 325 SC dengan bahan aktif azoksistrobin 200 g per liter dan difenokonazol 125 gram per liter. Dosis yang dianjurkan 1-1,5 ml per liter air. Lakukan penyemprotan dengan volume tinggi.
Amistartop 325 SC.
Amistartop 325 SC. Sumber: Buku saku PT Syngenta Indonesia.
  • Menggunakan Revus 250 SC dengan bahan aktif mendipropamid 250 gram per liter. Dosis yang dianjurkan 0,5-1 ml per liter air.
Revus 250 SC
Revus 250 SC. Sumber: Buku saku PT Syngenta Indonesia.
  • Menggunakan Redomil Gold MZ berbahan aktif mefenoksam 4% dan mankozeb 64%. Dosis anjuran 2,5-5 gram per liter air. Penyemprotan sebelum ada gejala dengan interval 7-14 hari sekali. Disarankan penyemprotan dimulai pada saat buah kakao berukuran 7-10 cm.
Ridomil.
Ridomil Gold MZ. Sumber: Buku saku PT Syngenta Indonesia.

Referensi:

Saefudin, Edin dkk. 2009. Pengendalian Gulma, Hama & Penyakit Utama Tanaman Kakao. Serial Buku Saku. Edisi Revisi. Jakarta: PT Syngenta Indonesia.