teknologi pengolahan beras ke beras
Teknologi pengolahan beras ke beras (rice to rice).

AGRIKAN.ID – Teknologi pengolahan beras ke beras (rice to rice) merupakan pengolahan beras pecah kulit (BPK) dan atau beras asalan menjadi beras berkualitas medium atau premium.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), beras premium mempunyai derajat sosoh 100%, jumlah beras kepala minimum 95%, dan kadar air maksimum 14%.

Sementara beras medium mempunyai derajat sosoh minimum 80-95%, beras kepala minimum 60-78%, butir patah maksimum 20-35%, benda asing maksimum 0,02-0,2%, dan kadar air maksimum 14-15%.

Menurut SNI, mutu beras dikatakan baik jika memiliki persentase beras utuh dan beras kepala yang tinggi.

Berikut ini beberapa istilah yang terkait dengan mutu beras, sesuai dengan SNI:

  • Beras utuh merupakan butir beras yang tidak patah sama sekali.
  • Beras kepala merupakan butir beras dengan ukuran lebih besar atau sama dengan 80% bagian butir beras utuh.
  • Beras patah merupakan butir beras dengan ukuran antara 20-80% bagian butir beras utuh.
  • Beras menir merupakan butir beras dengan ukuran kurang dari 20% bagian dari butir beras utuh.
  • Butir beras merah merupakan beras berwarna merah akibat faktor genetik.
  • Butir beras kuning merupakan butir beras berwarna kuning kecokelatan akibat proses penanganan atau aktivitas serangga.
  • Butir beras mengapur merupakan butir beras yang berwarna seperti kapur (chalky) dan bertekstur lunak yang disebabkan oleh faktor fisiologis.
  • Butir beras rusak merupakan semua butir beras yang berwarna putih bening, putih mengapur, kuning, dan merah dengan banyak bintik (noktah) yang disebabkan oleh proses fisik, kimiawi, dan biologi. Beras dengan bintik kecil tunggal tidak termasuk butir rusak.

Di Indonesia, porsi penggilingan padi kecil (PPK) sekitar 94%, yang berkapasitas di bawah 1,5 ton/jam, dan penggilingan padi menengah (PPM) sekitar 5%, yang berkapasitas 1,5-3 ton/jam.

Sementara itu penggilingan padi besar (PPB) sekitar 1%, yang berkapasitas di atas 3 ton/jam.

Dengan industri penggilingan padi tersebut di atas, jangan heran jika yang dijual di pasar kebanyakan beras kualitas rendah dari penggilingan padi skala kecil.

(Yuk, belanja beras kepala slyp super Bunga, di sini: https://tokopedia.link/m4aeyDsKJqb).

Teknologi pengolahan beras ke beras Perum Bulog

Untuk itulah Perum Bulog mengembangkan teknologi pengolahan beras ke beras untuk menghasilkan beras yang lebih berkualitas. Beras yang diolah tersebut berasal dari penggilingan padi skala kecil.

Bulog mempercayakan pelaksanaan pekerjaan Proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Pembangunan Infrastruktur Pascapanen Rice to Rice berkapasitas 6 ton/jam kepada PT Boma Bisma Indra (BBI).

Menurut Arie Safitri, Sekretaris Perusahaan PT BBI, teknologi rice to rice tersebut untuk mengolah beras pecah kulit (BPK) dan atau beras asalan menjadi beras kualitas medium atau premium.

Pembangunan infrastruktur rice to rice tersebut sudah dilakukan di tujuh lokasi, yaitu Jakarta, Indramayu, Sidrap, Sukoharjo, Sidoarjo , Lombok Timur, dan Makasar.

Selama ini Bulog juga membeli beras yang diproduksi penggilingan skala kecil, yang kebanyakan mempunyai dua mesin, yaitu husker atau huller (mesin pengupas) dan polisher (penyosoh).

Teknologi di penggilingan padi skala kecil ini menghasilkan beras yang derajat sosohnya tidak bisa tinggi, sehingga beras yang dihasilkan bermutu rendah.

Dengan menggunakan teknologi rice to rice, untuk menghasilkan beras bermutu tinggi, selain mesin husker dan polisher, diperlukan juga mesin atau alat berikut ini:

  • Mesin destoner (memisahkan batu) dan mesin paddy separator (memisahkan gabah), yang masih terdapat di dalam beras hasil penggilingan padi skala kecil.
  • Mesin pemutih (rice withening) untuk menyosoh dan mesin pengilap (shinning machine) atau kibi untuk mengilapkan beras. Setiap tahap melewati proses pemutihan dilakukan pemisahan menir dengan mesin pengayak (rotary shifter).
  • Mesin color sorter untuk memisahkan beras butir merah, butir kuning, dan butir yang mengapur.
  • Mesin length grade untuk memisahkan beras utuh, beras kepala, dan beras patah.
  • Alat atau mesin timbangan dan pengarungan sesuai dengan kualitas beras yang dihasilkan.

Nah, begitulah teknologi rice to rice Bulog yang sudah dibangun di tujuh lokasi untuk mengolah beras pecah kulit dan atau beras asalan untuk menghasilkan beras medium atau premium.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com

(AGRIKAN.ID merupakan media online pangan dan agribisnis. Terima kasih mendukung pengembangan media independen ini, dengan memberikan donasi melalui Bank BCA).

Referensi:

  1. Rokhani Hasbullah dan Tajuddin Bantacut. 2007. Teknologi Pengolahan Beras ke Beras (Rice to Rice Processing Technology). Artikel di Jurnal Pangan, Edisi No. 48/XVI/Januari 2007.
  2. Winarno Tohir. 2019. Pertanian Presisi untuk Mensejahterakan Petani. Jakarta: Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).
  3. https://www.republika.co.id/berita/oudk1r284/pakar-ipb-kenalkan-teknologi-pengolahan-beras-premium.
  4. http://www.bulog.co.id/2022/03/11/wapres-puji-peningkatan-fasilitas-teknologi-pangan-milik-bulog/.
  5. https://ptbbi.co.id/berita/detailBerita/136.