fase vegetatif, reproduktif, dan pemasakan padi
Fase dan tahapan pertumbuhan tanaman padi.

Umur tanaman padi dikategorikan lima, yaitu dalam (di atas 150 hari setelah sebar atau HSS), sedang (125-150 HSS), genjah (105-124 HSS), sangat genjah (90-104 HSS), dan ultra genjah (di bawah 90 HSS).

Penghitungan umur tanaman padi tersebut dari penanaman benih sampai pemanenan gabah dengan pendekatan HSS.

Pendekatan HSS ini digunakan untuk metode tanam tabela (tabur benih langsung). Yang ditanam di lahan penanaman adalah benih sehingga umurnya dihitung berdasarkan HSS.

Untuk metode tapin (tanam pindah), dimulai dulu dengan penyemaian benih, biasanya selama 14-20 hari di lahan penyemaian. Dalam tulisan ini lama penyemaian 14 HSS.

Bibit padi hasil penyemaian dipindah tanam (transplanting) ke lahan penanaman. Pada waktu bibit tersebut dipindah tanam, umur padinya dihitung mulai 0 (nol) hari setelah tanam (HST).

Karena itulah, dalam penentuan umur tanaman padi dapat menggunakan pendekatan HSS atau HST.

Kalau HSS dihitung sejak penanaman benih, sedangkan HST sejak bibit padi dipindah tanam.

Dalam tulisan ini, umur tanaman padi dipilih yang genjah 120 HSS, yang merupakan umur tanaman padi di daerah tropis. Dengan lama penyemaian 14 HSS, maka umur panen padi adalah 106 HST.

Mulai dari penanaman benih sampai pemanenan, tanaman padi melalui fase vegetatif dan generatif.

Untuk fase generatif ini terbagi dua, yaitu reproduktif dan pemasakan (pengisian bulir atau gabah).

Karena itulah, dalam menyajikan fase pertumbuhan tanaman padi biasa menggunakan pendekatan tiga fase, yaitu vegetatif, reproduktif, dan pemasakan (ripening).

Fase vegetatif pertumbuhan tanaman padi

Fase vegetatif tanaman padi selama sekitar 55 hari. Bisa kurang atau lebih dari 55 hari, tergantung varietas tanaman padi. Dalam tulisan ini menggunakan data 55 hari.

Fase vegetatif ini melalui tiga tahap, yaitu tahap 1 perkecambahan (germination) 3-5 hari; tahap 2 pertunasan (seedling stage) 5-20 hari; dan tahap 3 pembentukan anakan (tillering stage) 30 hari.

Pada tahap 1, perkecambahan benih dipengaruhi kelembaban, cahaya, dan suhu. Tahap ini berakhir sampai muncul daun pertama.

Pada tahap 2, pertunasan dimulai saat benih berkecambah sampai menjelang muncul anakan pertama.

Pada tahap 3, tanaman mulai membentuk anakan berbarengan dengan pembentukan tunas baru, setelah muncul daun kelima. Anakan muncul dari tunas aksial pada buku batang.

Fase reproduktif pertumbuhan tanaman padi

Fase reproduktif tanaman padi berlangsung selama sekitar 35 hari. Bisa kurang atau lebih dari 35 hari, tergantung varietas tanaman padi. Dalam tulisan ini menggunakan data 35 hari.

Fase reproduktif ini melalui empat tahap, sebagai kelanjutan dari tahap 3 pada masa vegetatif, yaitu tahap 4 primordia atau inisiasi (pembentukan) malai (panicle initation), tahap 5 bunting (booting stage), tahap 6 pengeluaran malai (heading stage), dan tahap 7 pembungaan (flowering stage).

Pada tahap 4, muncul bakal malai berupa kerucut berbulu putih dengan panjang 1,0-1,5 mm. Bakal malai ini akan berkembang sehingga bentuknya terlihat dengan jelas.

Malai muda terus berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera (daun terakhir yang terbentuk) sehingga pelepah mulai menggembung.

Pada tahap 5, terjadi bunting yang ditandai dengan makin besarnya penggembungan pelepah daun bendera. Bunting pertama kali terlihat pada ruas batang utama.

Pada tahap 6, terjadi kemunculan ujung malai dari pelepah daun bendera. Malai terus berkembang sehingga keluar secara penuh atau utuh.

Pada tahap 7, terjadi pembungaan, yaitu kelopak bunga pada malai terbuka dan serbuk sari tumpah dan jatuh ke putik. Setelah proses penyerbukan ini, terjadilah pembuahan (pembentukan bulir padi).

Fase pemasakan bulir padi

Fase pemasakan atau pematangan bulir padi selama sekitar 30 hari. Bisa kurang atau lebih dari 30 hari, tergantung varietas tanaman padi. Dalam tulisan ini menggunakan data 30 hari.

Fase pemasakan atau pematangan bulir padi (gabah) ini terjadi empat tahap sebagai kelanjutan tahap 7 dari fase reproduktif, yaitu tahap 8 gabah matang susu (milk grain stage), tahap 9 gabah setengah matang atau masak kuning (dough grain stage), tahap 10 gabah masak penuh (mature grain stage), dan tahap 11 gabah masak mati.

Pada tahap 8, gabah mulai terisi dengan larutan putih seperti susu. Malai hijau dan mulai terkulai. Daun bendera dan daun-daun di bawahnya tetap hijau. Tahap ini paling disukai walang sangit.

Pada tahap 9, isi gabah yang berupa susu mulai menggumpal lunak, mengeras, tapi masih mudah dipecah dengan kuku. Gabah mulai menguning. Tanaman padi juga tetap terlihat menguning.

Pada tahap 10, gabah berkembang penuh, matang, keras, dan berwarna kuning. Isi gabah sudah sukar dipecahkan. Buku-buku sebelah atas bewarna kuning, sedangkan batang mulai kering.

Pada tahap 11, gabah masak mati. Isi gabah keras dan kering. Pada stadia ini, varietas padi yang mudah rontok, gabahnya mulai berjatuhan. Dalam kondisi ini tanaman padi harus segera dipanen.

Nah, demikianlah informasi 3 fase dan 11 tahapan pertumbuhan tanaman padi. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Syatrya Utama | Jurnalis dan Alumni IPB University | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. Tohir, Winarno (2019). Pertanian Presisi untuk Mensejahterakan Petani. Jakarta: Penerbit KTNA.
  2. http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-berita/tahukah-anda/klasifikasi-umur-tanaman-padi.
  3. http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/58992/FASE-PERTUMBUHAN-PADI-DAN-KEBUTUHAN-PUPUK-BERIMBANG-SETIAP-FASE-PERTUMBUHANNYA/.
  4. http://cybex.pertanian.go.id/artikel/92434/-fase-pertumbuhan-tanaman-padi/.
  5. https://www.dekikunanjar.my.id/2013/04/fase-pertumbuhan-padi.html.