pemeriksaan mutu gabah di penggilingan padi
Pengujian mutu gabah di penggilingan padi modern.

AGRIKAN.ID – Mutu gabah sangat menentukan rendemen penggilingan gabah, yang biasa disebut rendemen beras pecah kulit (brown rice). Biasanya rendemen beras pecah kulit di penggilingan modern sekitar 77%.

Hal ini bisa dilihat dari komposisi gabah (paddy). Gabah tersusun dari 15-30% kulit luar (sekam), 4-5% kulit ari, 12-14%  bekatul (bran), 65-67% endosperm (beras putih), dan 2-3% lembaga (embrio).

Dari komposisi gabah tersebut, dengan melakukan penggilingan, diperoleh rendemen beras pecah kulit sekitar 77%. Setelah dibuang kulit ari (dedak kasar), bekatul (dedak halus), dan embrio melalui penyosohan beras pecah kulit, diperoleh beras putih (polished rice atau white rice) sekitar 68%.

Baca juga: Fase pertumbuhan tanaman padi

Berasnya berbentuk beras utuh (whole kernel) berukuran 8/8, beras kepala (head rice) 6/8-7/8, patahan besar (large broken) 3/8-5/8, patahan kecil (small broken) 1/8-2/8, dan menir (chips) berukuran di bawah 1/8. Di Indonesia, beras utuh dan beras kepala digolongkan beras kepala.

Bagi perusahaan penggilingan modern, mutu gabah sangat penting untuk menghasilkan beras yang berkualitas. Karena itulah, mereka selalu menguji mutu gabah kering panen (GKP) maupun gabah kering giling (GKG) yang mereka beli. Jika mutunya rendah akan ada rafaksi (pemotongan harga).

Komponen mutu gabah yang diperiksa

  1. Kadar air. Untuk gabah kering giling (GKG) kadar airnya 14% dan gabah kering panen (GKP) sekitar 25-27%. Dengan mengetahui kadar air GKP ini, perusahaan penggilingan mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeringkan GKP menjadi GKG.
  2. Gabah hampa. Gabah hampa merupakan gabah yang isinya kosong atau kurang. Standarnya 1-3%. Dengan mengetahui kadar gabah hampa, penggilingan padi bisa mengetahui kadar gabah bernasnya. Semakin rendah kadar gabah hampa semakin bermutu gabah tersebut.
  3. Gabah muda (butir mengapur). Standarnya 1-10%. Dengan adanya gabah muda ini, yang dihasilkan adalah beras yang berwarna putih mengapur dan lunak seperti kapur (chalky). Semakin rendah kadar gabah muda, semakin baik gabah tersebut.
  4. Butir rusak (kuning). Standarnya 2-7%. Dengan adanya butir rusak ini bisa menghasilkan beras yang berwarna kuning. Semakin rendah kadar butir rusak semakin baik gabah tersebut.
  5. Butir merah. Standarnya 1-4%. Dengan adanya gabah ini bisa menghasilkan beras yang berwarna merah karena sifat varietas asli padinya. Konsumen kurang menyukai adanya beras berwarna merah ini. Semakin rendah kadar butir merah semakin baik gabah tersebut.
  6. Benda asing. Standarnya 0-4%. Benda asing ini antara lain debu, butir-butir tanah, butir-butir batu, potongan kayu, potongan besi, biji-bijian, tangkai padi, dan sebagainya. Semakin rendah atau nol kandungan benda asing semakin baik gabah tersebut.
  7. Gabah varietas lain. Standarnya 2-10%. Semakin rendah kadar gabah varietas lain semakin baik gabah tersebut. Biasanya pencampuran varietas baru dilakukan untuk perdagangan beras.

Baca juga: Budidaya padi di lahan berpirit

Mesin penggilingan padi modern

Setelah menguji gabah, baik GKP maupun GKG, perusahaan penggilingan modern mengeringkan gabah sesuai dengan standar GKG, yaitu 14%. Gabah tersebut bisa langsung digiling atau disimpan dulu sebelum digiling.

Berikut beberapa mesin yang biasanya terdapat di penggilingan modern.

  1. Mesin pengering gabah (paddy dryer). Mesin ini untuk mengeringkan gabah kering panen menjadi berkadar air 14%. Bisa juga mengeringkan gabah kering giling (GKG), yang kadar airnya belum 14%. Kadar air 14% merupakan kadar air optimal gabah untuk digiling karena menghasilkan beras pecah atau patah paling rendah atau paling sedikit.
  2. Mesin pembersih kotoran gabah (paddy cleaner). Mesin ini berfungsi memisahkan kotoran atau benda asing yang tercampur dengan gabah.
  3. Mesin pengupas kulit gabah (paddy husker). Mesin ini berfungsi mengupas kulit gabah sehingga menghasilkan beras pecah kulit (brown rice) dan sekam (husk atau hull).
  4. Mesin pemisah gabah yang tercampur dengan beras pecah kulit (separator). Biasanya masih ada gabah yang belum terpisah kulitnya setelah melewati mesin pengupas kulit. Separator berfungsi memisahkan gabah dan beras pecah kulit tersebut. Gabah yang dipisahkan itu kembali digiling di mesin pengupas kulit gabah.
  5. Mesin pemisah batu (de-stoner). Mesin ini berfungsi memisahkan batu yang tercampur dengan beras pecah kulit.
  6. Mesin pemutih tipe batu (abrassive). Mesin ini berfungsi sebagai prapoles (pre-cleaner), yaitu memisahkan kulit ari yang menempel di beras pecah kulit. Di sini dihasilkan beras putih yang masih mengandung bekatul (bran) dan kulit ari (dedak kasar). Di mesin ini juga terjadi pemisahan lembaga atau embrio yang belum terpisah.
  7. Mesin pemutih tipe besi (friction). Mesin ini berfungsi membersihkan bekatul yang masih menempel di beras putih. Hasil mesin ini adalah beras putih (polished rice) dan bekatul. Di mesin ini juga terjadi pemisahan lembaga atau embrio yang belum terpisah.
  8. Mesin pengilap atau mesin poles air atau kebi (rice fine polisher). Proses kerja mesin ini mirip dengan mesin pemutih tipe besi, tapi disertai dengan menyemprotan air bertekanan tinggi yang menyerupai kabut. Mesin ini membersihkan bekatul yang masih menempel di beras putih sehingga berasnya mengilap (bening kaca). Konsumen sangat menyukai beras bening kaca ini.
  9. Mesin pemilah warna (color sorter). Mesin ini berfungsi memisahkan beras bening kaca dengan beras berwarna lainnya seperti beras kuning dan beras mengapur. Pada umumnya, beras yang melalui proses pengilapan dan color sorter ini disebut beras premium, sedangkan yang diolah sampai mesin pemutih tipe besi disebut beras medium.
  10. Mesin pemisah menir (rice sifter). Mesin ini berfungsi memisahkan kandungan menir yang tercampur dengan beras utuh, beras kepala, dan beras patah.
  11. Mesin pemisah beras kepala dan patah (rice grader). Mesin ini berfungsi untuk memisahkan beras utuh dan beras kepala dengan beras patah.

Baca juga: Pengolahan beras ke beras

Nah, demikianlah informasi mengapa mutu gabah sangat menentukan rendemen penggilingan gabah. Semoga informasi ini beramanfaat.

Syatrya Utama | Jurnalis dan Alumni IPB University | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. Tanpa tahun. Inovasi Unit Penggilingan Padi untuk Meningkatkan Mutu Beras.
  2. Sri Lestari dan Fajar Kurniawan. 2021. Pemutuan Fisik Gabah dan Beras Menurut Standar Nasional Indonesia. Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No. 2 Hal 159-168, September 2021.
  3. https://bbppbinuang.bppsdmp.pertanian.go.id/standar-mutu-gabah/.
  4. https://agris.fao.org/agris-search/search.do?recordID=DJ20220754213