Kelompok KTNA merupakan organisasi independen yang berorientasi pada pangawalan kegiatan sosial ekonomi pertanian.
Ilustrasi. Rembug Utama adalah forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi KTNA. Sumber: dokumentasi Majalah Agrina.

Hari ini, 23 September 2020, merupakan hari jadi ke-49 Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (Kelompok KTNA).

Kelompok KTNA lahir pada 23 September 1971 dalam acara Pekan Nasional (Penas) Pertemuan Petani, 18 – 25 September 1971, di Cihea, Cianjur, Jawa Barat.

Kelompok KTNA merupakan organisasi yang bersifat independen yang berorientasi pada pengawalan kegiatan sosial ekonomi pertanian dalam arti  luas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan) yang berbasis di pedesaan dan berwawasan lingkungan.

Organisasi ini merupakan kumpulan petani-nelayan yang terpilih mewakili unsur dewasa, wanita, dan taruna dengan kualifikasi sebagai ketua kelompok tani nelayan yang diandalkan atau ditokohkan dan ahli di bidangnya.

Tumbuh dari bawah

Organisasi petani ini tumbuh dari bawah. Kelompok tani-nelayan di desa atau kelurahan diwakili oleh ketua kelompok yang disebut dengan Kontak Tani Nelayan (KTN).

Para KTN di desa atau kelurahan ini memilih KTN yang diandalkan, yang sebut KTN Andalan (KTNA), sebagai wakil mereka di tingkat kecamatan. Kumpulan KTNA ini di sebut Kelompok KTNA kecamatan.

Kelompok KTNA tingkat kecamatan ini memilih wakil mereka untuk duduk di Kelompok KTNA tingkat kabupaten atau kota. Mereka ini disebut Kelompok KTNA kabupaten/kota.

Kelompok KTNA di tingkat kabupaten atau kota memilih wakil mereka untuk duduk di Kelompok KTNA tingkat provinsi. Mereka ini disebut Kelompok KTNA provinsi.

Kelompok KTNA selalu memberikan hal yang bermanfaat dan kebaikan menuju kesejahteraan petani dan nelayan se-Indonesia.
Ilustrasi. Salah satu kegiatan KTNA di Kota Pangkalpinang, Bangka-Belitung. Sumber: dokumentasi Majalah Agrina.

Kelompok KTNA di tingkat provinsi memilih wakil mereka untuk duduk di Kelompok KTNA di tingkat nasional. Mereka ini disebut Kelompok KTNA Nasional.

Sejak 1971 sampai tahun 2000, Oyon Tachyan selalu terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Kelompok KTNA Nasional.

Kemudian, sejak tahun 2000 Ir. Winarno Tohir selalu terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Kelompok KTNA Nasional sampai sekarang.

Pemilihan Ketua Kelompok KTNA Nasional dilakukan setiap lima tahun sekali.

Berdasarkan Akta Notaris Titiek Irawati S., SH dengan nomor 54 tertanggal 25 Agustus 2006 di Jakarta,  Kelompok KTNA yang semula sebagai organisasi sosial kemasyarakat yang non-formal berubah menjadi organisasi sosial ekonomi berbadan hukum.

Mitra pemerintah

Kelompok KTNA merupakan wadah belajar bagi para petani beserta keluarganya dalam mendukung pembangunan pertanian di Indonesia.

Pada masa Orde Baru, sebagai mitra pemerintah, peranan KTNA cukup dikenal dalam pembangunan pertanian. Terutama dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian secara massal seperti program intensifikasi pertanian. Jadi lebih fokus pada peningkatan produksi atau budidaya.

Tapi pada masa Orde Reformasi ini, yang kental dengan sistem demokrasi, setiap kelompok masyarakat bebas memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya, yang hampir dipastikan tidak selalu sama.

Pandangan terhadap pembangunan pertanian juga berbeda sesuai dengan kepentingan masing-masing.

Apalagi pembangunan pertanian tersebut tidak dapat lagi didominasi oleh pemerintah. Wakil rakyat di DPR atau DPRD juga mempunyai peranan cukup besar dalam menentukan arah pembangunan pertanian.

KTNA tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana.
Ir. H. Winarno Tohir (Ketua Umum) dan Ir. M. Yadi Sofyan Noor, SH (Sekretaris Jenderal). Sumber: KTNA.

Karena itu, para petani tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan kemitraan dengan pemerintah. Tapi harus mempunyai kekuatan untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya.

Dengan ungkapan “KTNA tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana” bermakna bahwa organisasi Kelompok KTNA tetap organisasi sosial ekonomi sehingga muncul ungkapan KTNA tidak ke mana-mana.

Tapi sebagai individu, anggota Kelompok KTNA bebas memperjuangkan aspirasi politiknya melalui partai politik mana pun sehingga muncul ungkapan KTNA ada di mana-mana.

Pada umumnya para anggota Kelompok KTNA yang duduk di DPR atau DPRD juga memperjuangkan kepentingan petani.

Kelompok KTNA terus berbenah. Sebagai organisasi sosial ekonomi, Kelompok KTNA selalu berusaha memberikan hal yang bermanfaat dan kebaikan menuju kesejahteraan petani dan nelayan se-Indonesia.

Dari orientasi budidaya ke agribisnis

Dengan perubahan situasi politik dan ekonomi pada masa Orde Reformasi ini, Kelompok KTNA tidak cukup hanya memperhatikan aspek usaha tani atau budidaya, tetapi juga seluruh aspek dalam sistem agribisnis.

Sebab, kesejahteraan petani-nelayan tidak lagi hanya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah di sektor pertanian dalam arti luas (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan) tetapi juga kebijakan sektor lainnya di luar sektor pertanian, yang kadang merugikan petani.

Kelompok KTNA selalu memberikan hal yang bermanfaat dan kebaikan menuju kesejahteraan petani dan nelayan se-Indonesia.

Sistem agribisnis terdiri atas industri hulu (seperti pupuk dan bibit), usaha tani atau budidaya, agroindustri (industri pengolahan hasil usaha tani), pemasaran, jasa penunjang (seperti perbankan dan pendidikan) dan lingkungan pemberdaya (infrastruktur dan regulasi seperti kebijakan fiskal dan moneter).

Di dalam sistem agribisnis ini terdapat pelaku usaha agribisnis, termasuk petani, baik yang menjadi anggota kelompok tani atau tidak. Dalam memperjuangkan kesejahteraan petani, Kelompok KTNA sebagai organisasi sosial ekonomi tidak lagi hanya berorientasi pada budidaya tetapi ke agribisnis.

Agrikan.id mengucapkan selamat hari jadi ke-49 Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (Kelompok KTNA) pada 23 September 2020 ini.

Maju dan sukses terus petani, pertanian, dan agribisnis Indonesia!

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com.

Referensi:

  1. Anonimous. Tanpa Tahun. Sekilas Kelembagaan KTNA.
  2. Anonimous. 2009. Kelompok KTNA. Jakarta: Bahan Leaflet, 9 November 2009.
  3. Anonimous. 2001. Kelompok Kontaktani-Nelayan Andalan (KTNA): Dapatkah Mewakili Kepentingan Petani? Depok: Bahan Presentasi pada Pertemuan FP3 di Wisma Hijau, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
  4. Pakpahan, Agus dkk. 2005. Membangun Pertanian Indonesia: Bekerja, Bermartabat, dan Sejahtera. Bogor: DPP Himpunan Alumni IPB.
  5. Sastraatmadja, Entang. 2008. Kebangkitan Petani. Bandung: Masyarakat Geografi Indonesia.
  6. Siregar, Hoky dan Krain, Eberhard. 2001. Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan: Dapatkah Mewakili Kepentingan Petani? Depok: Pertemuan Forum Peduli Penyuluhan Pertanian di Balai Diklat Bina Swadaya, Cimanggis, Depok, 6 – 9 Maret 2001.
  7. Soemintaredja, Samedi dkk. 2012. Salmon Padmanegara: Bapak Penyuluhan Pertanian Pengabdi Petani Sepanjang Hayat. Jakarta: PT Duta Karya Swasta.
Berkat pertanian, Wayan Supadno sukses bangkit dari kebangkrutan.