Produktivitas tanaman ubi kayu varietas Darul Hidayah sekitar 100 ton per hektar.
Ilustrasi. Tanaman ubi kayu varietas unggul Darul Hidayah. Sumber: singkong-darulhidayah.blogspot.com. Diakses Sabtu, 19 September 2020.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai pemimpin pelaksanaan program lumbung pangan nasional berencana menanam ubi kayu (singkong atau ketela pohon) sekitar 60 ribu hektar.

Dengan produktivitas sekitar 100 ton per ha (varietas unggul Darul Hidayah), setiap tahun bisa dihasilkan 6 juta ton umbi segar ubi kayu.

Rencananya, sekitar 30 ribu hektar ditanam di Provinsi Bengkulu. Antara lain di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kaur, Seluma, Lebong, dan Rejang Lebong.

Dengan harga yang menguntungkan dan pasar yang pasti, tentu tidak sulit menggaet petani untuk menanam ubi kayu.

Di sini Agrikan.id memaparkan pohon industri, varietas unggul yang sesuai untuk bahan baku pangan dan industri, fase pertumbuhan, dan pamanenan ubi kayu.

Pohon industri

Ubi kayu (Manihot esculenta  Crantz) merupakan tanaman multiguna. Umbi, batang, dan daunnya bermanfaat.

Di pedesaan, batang muda dan daun banyak dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak.

Batang ubi kayu kering biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk menanak nasi.

Sebagai sumber protein, mineral serta vitamin A dan C, daun muda ubi kayu juga dimasak sebagai sayur.

Umbi ubi kayu bermanfaat untuk bahan pangan dan industri. Bagian kulit umbi dan limbah industri pati (onggok) digunakan sebagai bahan pakan ternak.

Umbi ubi kayu dapat digunakan sebagai bahan baku pangan dan industri.
Pohon industri tanaman ubi kayu. Sumber: Pedoman Budidaya Ubi Kayu di Indonesia (2016).

Sebagai sumber karbohidrat, umbi ubi kayu dapat diolah menjadi glukosa, dektrosa, sorbitol, bioetanol, lem, bahan kertas, dan sebagainya.

Sebagai bahan pangan, umbi ubi kayu dapat direbus sebagai makanan sehingga dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.

Selain itu, umbi ubi kayu untuk pangan dapat diolah menjadi keripik dan makanan lainnya.

Varietas unggul

Varietas merupakan kelompok tanaman dalam jenis atau spesies tertentu yang dapat dibedakan dari kelompok lain berdasarkan suatu sifat atau sifat lainnya.

Pemilihan varietas unggul ubi kayu yang akan dibudidayakan tergantung pada tujuan penanaman.

Jika untuk bahan pangan (dikonsumsi langsung atau diolah), pilih yang rasanya enak (tidak pahit, kadar HCN atau asam sianida di bawah 40 mg/kg umbi segar) dan daging umbi lembut.

Selain pahit, umbi ubi kayu dengan kadar HCN yang tinggi (di atas 40 mg/kg umbi segar) dapat menyebabkan keracunan bagi manusia dan hewan yang mengonsumsinya secara langsung.

Untuk industri pangan yang berbasis tepung atau pati ubi kayu, sebaiknya memilih varietas yang daging umbinya putih serta kadar bahan kering dan pati tinggi.

Untuk keperluan tepung tapioka dan pati, umbi dengan kadar HCN tinggi tidak menjadi masalah karena kadar asam sianida tersebut akan hilang selama proses pengolahan.

Varietas unggul ubi kayu yang sesuai untuk pangan dan industri.

Varietas unggul yang sesuai untuk bahan baku pangan (dikonsumsi langsung atau diolah) antara lain Adira-1, Malang-1, Malang-2, dan Darul Hidayah.

Masyarakat juga suka menaman ubi kayu varietas Ketan dan Mentega untuk direbus atau diolah menjadi penganan lainnya.

Sementara varietas unggul yang sesuai untuk bahan baku industri antara lain Adira-2, Adira-4, Malang-4, Malang-6, UJ-3, UJ-5, dan Litbang UK-2.

Fase pertumbuhan

Pertumbuhan ubi kayu berjalan lambat pada tiga bulan pertama. Meningkat cepat pada dua bulan berikutnya. Setelah itu menurun lagi.

Fase pertumbuhan ubi kayu sejak penanaman stek (bahan tanaman) sampai panen melalui lima fase.

  • Fase pertumbuhan awal
  • Fase awal pertumbuhan daun dan perakaran
  • Fase pertumbuhan batang dan daun
  • Fase translokasi karbohidrat ke umbi
  • Fase dormansi

Fase pertumbuhan awal

  • Pada 5 – 7 hari setelah tanam (HST) muncul akar adventitious di permukaan dasar stek (bahan tanaman). Akar halus tumbuh dari tunas di bawah permukaan tanah.
  • Pada 10 – 12 HST tumbuh tunas baru dan daun muda.
  • Pada 15 HST semua mata pada stek telah bertunas.

Fase awal pertumbuhan daun dan perakaran

  • Pada 15 – 30 HST terjadi pembentukan daun dan calon umbi. Pertumbuhannya tergantung pada cadangan makanan pada bahan tanaman (stek).
  • Pada 30 HST daun membesar. Daun ini berfungsi melakukan fotosintesis. Tanaman menggunakan fotosintat (hasil fotosintesis) untuk pertumbuhan tanaman.
  • Pada 30 – 40 HST umbi mulai terbentuk.
  • Akar serabut dan umbi terbentuk selama 3 bulan pertama dan merupakan saat yang tepat untuk melakukan pemupukan.

Fase pertumbuhan batang dan daun

  • Pada 3 – 6 bulan setelah tanam (BST) pertumbuhan batang dan daun mencapai maksimum.
  • Pada 4 – 5 BST merupakan periode fotosintesis maksimum. Sebagian besar fotosintat untuk perkembangan daun dan umbi. Periode ini merupakan pertumbuhan vegetatif paling aktif. Gangguan akibat hama, penyakit, hara, dan air pada periode ini dapat mengakibatkan kerugian hasil.

Fase translokasi karbohidrat ke umbi

  • Pada 6 – 9 BST merupakan periode perkembangan umbi.
  • Laju akumulasi bahan kering tertinggi pada umbi.
  • Mulai terjadi proses penuaan daun sehingga daun mulai gugur.

Fase dormansi

  • Hal ini terjadi pada 9 – 12 BST. Pembentukan daun berkurang, sebagian besar daun gugur, dan pertumbuhan bagian tanaman di atas tanah terhenti.
  • Translokasi gula dan perubahannya menjadi pati di umbi terus berlangsung hingga panen.

Pemanenan

Pada umumnya, ubi kayu tipe genjah dipanen pada umur 6 – 8 BST, tipe sedang dipanen pada umur 8 – 10 BST, dan tipe dalam dipanen pada umur 10 – 12 BST.

Karena berkorelasi dengan kadar air dan kadar pati, maka penentuan umur panen tersebut sangat penting.

Dengan semakin tua umbi, kadar air berkurang. Sebaliknya, kadar pati meningkat dengan bertambahnya umur tanaman.

Pada perkebunan rakyat, pemanenan dilakukan manual dengan mencabut atau menggunakan pengungkit jika kondisi tanah relatif keras.

Pada perkebunan perusahaan besar, pamanenan dilakukan dengan mesin pemanen (harvester).

Paling lambat tiga hari setelah panen, umbi segar harus segera diproses atau dimanfaatkan.

Jika lebih lama dari tiga hari, umbi rusak menjadi poyok akibat perubahan psikologis yang ditandai dengan warna biru pada daging umbi.

Pada umbi yang luka saat dipanen, keterlambatan pemrosesan dapat menyebabkan umbi rusak dan busuk karena rentan terserang jamur Aspergillus spp., Penicillium spp., dan Mucor spp.

Nah, sahabat Agrikan.id, demikianlah pohon industri, varietas unggul, fase pertumbuhan, dan pemanenan ubi kayu.

Referensi:

  1. Saleh, Nasir dkk. 2016. Pedoman Budidaya Ubi Kayu di Indonesia. Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) Press.
  2. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Tanpa Tahun. Deskripsi Varietas Unggul Ubi Kayu 1978 – 2016. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.
  3. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. 2011. Ubi Kayu. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.
  4. https://kumparan.com/kumparanbisnis/prabowo-mau-tanam-singkong-60-ribu-hektar-ini-pengakuan-yang-siapkan-lahan-1uCqWDfQ6Om. Diakses Jumat, 18 September 2020.
Berkat pertanian, Wayan Supadno sukses bangkit dari kebangkrutan.