AGRIKAN.ID – Patut kita syukuri, kita telah sukses mendidik dan memberikan stimulus subsidi dan bansos (bantuan sosial).
Sebagai negara pertanian, Indonesia berhasil mendidik sejumlah negara di bidang pertanian. Contohnya:
- Malaysia
- Vietnam
- Ethiopia
Malaysia
Berkat belajar sawit di Indonesia, sudah sejak lama Malaysia tidak mengekspor minyak sawit mentah (crude palm oil, CPO) tapi justru mengekspor produk turunannya.
Bahkan saat ini bungkil sawit Indonesia banyak diborong, yang biasanya harga Rp 1.000/kg, saat ini Rp 2.600/kg karena jadi bahan baku kecap dan lainnya.
Produktivitas kopi di Vietnam
Berkat belajar riset dan pengembangan di Indonesia, saat ini produktivitas kopi di Vietnam sekitar 3 ton/ha/tahun, mampu menyalip Indonesia sebagai gurunya.
Sebagai guru, produktivitas kopi di Indonesia saat ini hanya sekitar 0,7 ton/ha/tahun. Produktivitas kopi di Indonesia kalah jauh dibandingkan dengan produktivitas kopi di Vietnam.
Lada di Vietnam juga hebat, hasilnya bisa lima kali lipatnya dibanding Indonesia. Vietnam sangat pesat mengembangkan tanaman bahan bumbu tersebut.
Bahkan Vietnam juga dikenal dunia sebagai pusat riset dan inovasi. Mengagumkan, indeks inovasi global dan kemudahan berusaha peringkat negara itu jauh di atas Indonesia.
Ethiopia lumbung pangan dunia berkelanjutan
Berkat kita memberi bansos saat Ethiopia kelaparan tahun 1980-an, kini salah satu negara di Afrika itu tampil menjadi swasembada pangan, bahkan lumbung pangan dunia berkelanjutan peringkat ke-12.
Hebatnya lagi, berkat adaptif membumi inovasi remediasi lahannya yang 65 persen tandus menjadi subur. Hal itu merupakan tantangan dan telah terbukti dapat solusi lalu jadi prestasi.
Nah, sekarang kita kembali ke dalam negeri. Di Indonesia, jumlah sarjana sekitar delapan juta lebih, tetapi sayangnya ada satu juta yang menjadi pengangguran.
Jumlah sarjana di Indonesia jauh di atas jumlah penduduk Singapura, yang hanya 5,7 juta. Tetapi herbatnya nilai ekspor Singapura jauh di atas Indonesia.
Wayan Supadno | Pak Tani