Bendungan Bener dapat mengairi lahan sawah
Peta administrasi Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Pembangunan Bendungan Bener di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sangat bermanfaat bagi petani padi, terutama lahan sawah.

Sebab, bendungan dengan anggaran Rp 2,06 triliun, itu dapat digunakan untuk mengairi lahan sawah sekitar 15.069 ha.

Meskipun bukan tanaman air, tetapi padi sangat memerlukan air untuk meningkatkan produktivitasnya.

Tentunya pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi bahan makanan pokok itu.

Selain sebagai sumber air irigasi, bendungan tersebut juga dapat mengurangi debit banjir 210 m³/detik, menyediakan pasokan air baku 1,60 m³/detik, dan menghasilkan listrik 6 MW.

Air baku dari bendungan tersebut antara lain digunakan untuk memasok kebutuhan air ke Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Bendungan yang direncanakan selesai tahun 2023 itu dapat juga dimanfaatkan untuk daerah destinasi wisata baru dan pengembangan budidaya perikanan air tawar.

Bendungan ini akan menjadi tertinggi di Indonesia dengan ketinggian waduk sekitar 159 m, panjang timbunan 543 m, dan lebar bawah 290 m.

Setidaknya ada delapan desa di Kabupaten Purworejo yang akan terdampak langsung dengan pembangunan Bendungan Bener ini.

  • Tujuh desa di Kecamatan Bener, yaitu Desa Wadas, Bener, Kedung Loteng, Nglaris, Limbangan, Guntur, dan Karangsari.
  • Satu desa di Kecamatan Gebang, yaitu Desa Kemiri.

Bendungan Bener ini berjarak sekitar 8,5 km dari pusat kota Purworejo. Kabupaten dengan luas sekitar 103.482 hektar ini berpenduduk sekitar 769,88 ribu jiwa.

Diperkirakan luas genangan waduk pada saat banjir sekitar 357 ha dan minimum 235 ha. Volume waduk pada saat banjir sekitar 86,49 juta m3.

Pengelola Bendungan Bener ini nanti adalah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Sumber air bendungan tersebut berasal dari Sungai Bogowonto, salah satu sungai besar di Jawa Tengah.

Pembangunan proyek Bendungan Bener ini dilakukan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu:

  • PT Brantas Abipraya (Persero).
  • PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
  • PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Sumber pendaaan pembangunan bendungan tersebut dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

Batu andesit untuk timbunan bendungan

Sebenarnya, sebagian besar masyarakat di Kecamatan Bener dan Kecamatan Gebang, cenderung menerima pembangunan proyek Bendungan Bener itu.

Apalagi bendungan tersebut merupakan proyek strategis nasional sehingga secara legal masyarakat cenderung menerima keberadaannya.

Tetapi yang rakyat pro-kontra adalah penambangan batu andesit seluas sekitar 145 ha di perbukitan di Desa Wadas. Jaraknya sekitar 12-13 km dari bendungan tersebut.

Batu andesit tersebut diperlukan untuk struktur luar yang memperkuat konstruksi bendungan tersebut.

Sebab dari hasil penelitian, struktur geologi di kawasan Bendungan Bener itu tidak cocok dengan desain bendungan beton sehingga diperlukan material penguat seperti batu andesit.

Batu andesit diperlukan sebagai batuan timbunan main dam (bendungan utama) Bendungan Bener. Kebutuhan timbunan batuan andesit sekitar 8,5 juta m3.

Dari hasil studi, kandungan batu andesit di perbukitan Desa Wadas sekitar 40 juta m3.

Pengelola proyek akan membangun jalur khusus untuk membawa batu andesit ke bendungan tersebut.

Pro-kontra penambangan batu andesit di Desa Wadas

Tetapi sebagian besar warga menolak penambangan terbuka batu andesit di perbukitan Desa Wadas.

Mereka berpendapat, penambangan batu andesit tidak hanya menghilangkan mata pencaharian mereka bertani, tetapi juga merusak lingkungan dan mengancaman keselamatan warga di Desa Wadas.

Pada saat aparat Badan Pertanahan Nasional (BPN), yang dikawal aparat Polri, untuk mengukur lahan penambangan batu andesit, Selasa, 8 Februari 2022, keributan dengan warga tidak terhindarkan.

Dari informasi di lapangan, banyak warga yang mendukung pembangunan Bendungan Bener. Tetapi yang banyak ditolak warga adalah penambangan batu andesit, bahan konstruksi bendungan tersebut.

Karena bagusnya manfaat Bendungan Bener, sebaiknya pemerintah melakukan pendekatan yang lebih baik dengan warga di Desa Wadas sehingga pembangunan bendungan dapat berjalan dengan lancar.

Desmond Junaidi Mahesa, Wakil Ketua Komisi III DPR, yang berkunjung ke Desa Wadas, Kamis, 10 Februari 2022, berharap permasalahan di desa ini perlu diselesaikan dengan baik.

Apalagi penambangan terbuka batu andesit di Desa Wadas itu tidak termasuk ke dalam proyek strategis nasional.

Desmond meminta agar warga yang pro dan kontra penambangan batu andesit itu kembali akur.

“Kalau secara hukum, kalau ini wilayah bendungan, maka ada peraturan yang posisinya masyarakat bisa menerima,” kata Desmond Junaidi Mahesa seperti dikutip detik.com.

Tetapi, “Di sisi yang luar bendungan, masyarakat untuk sementara ini bisa menolak karena tidak melanggar aturan apa-apa,” jelasnya.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. Dokumen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
  2. https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/10/051600878/apa-pentingnya-proyek-bendungan-bener-dan-mengapa-terjadi-kericuhan-di?page=all.
  3. https://purworejokab.go.id/web/read/1341/selain-penuhi-kebutuhan-air-pembangunan-bendungan-bener-akan-berfungsi-sebagai-pengendali-banjir.html.