Rata-rata potensi hasil padi hibrida Sembada 188 sekitar 13 ton gabah kering giling (GKG) per hektar.
Padi hibrida Sembada 188.

Benih padi hibrida Sembada 188 merupakan produksi PT Biogen Plantation, Surabaya, Jawa Timur. Benih padi hibrida tersebut digemari para petani padi di Brunei Darussalam.

Varietas padi hibrida tersebut ditanam perdana di Kawasan Kemajuan Pertanian (KKP), Kandol, Brunei Darussalam, 28 Oktober 2019, oleh Sultan Brunei Darussalam, Haji Hassanal Bolkiah.

Sebelumnya, Pemerintah Brunei melakukan sejumlah uji coba penanaman varietas Sembada 188, Sembada B9, Sembada 168, Sembada 626, dan Sembada 989. Uji coba dilakukan sejak 2015.

Akhirnya Pemerintah Brunei memilih varietas padi hibrida Sembada 188 untuk ditanam di negara itu. Alasannya karena memiliki skor tertinggi berdasarkan kriteria masa tanam, tingkat produktivitas, kecocokan dengan lahan setempat, serta rasa dan tekstur nasi yang dihasilkan.

Nasi dari beras padi hibrida Sembada 188 sangat digemari rakyat Brunei Darussalam.
Keluarga Sultan Brunei sedang menanam padi hibrida Sembada 188.

Umur tanaman Sembada 188 adalah 115 hari setelah semai (HSS), tinggi tanaman 110 cm, potensi hasil 13 ton gabah kering giling (GKG) per ha, rata-rata hasil 11,2 ton GKG per ha, rendemen beras giling 70,4%, tekstur nasi pulen, kadar amilosa 13,53%, dan rasa enak sekali.

Kawasan Kemajuan Pertanian Brunei

Kawasan Kemajuan Pertanian (KKP), Kandol, baru dibuka oleh Pemerintah Brunei. Luasnya sekitar 500 hektar. Ke depan, KKP menjadi wilayah utama produksi beras nasional Brunei.

Paddyco, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Brunei yang ditunjuk mengelola KKP Kandol menggandeng PT Biogen Plantation sebagai konsultan teknis penanaman benih Sembada 188.

Pada musim tanam 2018/2019, Brunei memesan 2 ton benih padi hibrida Sembada 188. Beras varietas Sembada 188 sudah dipasarkan melalui jaringan distribusi nasional. Rakyat Brunei menyambut baik beras Sembada 188.

Keberhasilan pada musim tanam 2018/2019, mendorong Pemerintah Brunei mengimpor 15 ton benih padi hibrida Sembada 188 pada musim tanam 2019/2020.

Dengan menanam benih padi hibrida Sembada 188, produktivitas gabah yang dihasilkan sekitar 6 ton GKG per ha, dua kali lipat dibanding padi asli yang sebelumnya ditanam di Brunei.

Ketahanan pangan Brunei

Selain ditanam di KKP Kandol, benih padi hibrida Sembada 188 juga ditanam seluas 265 ha di Wassan Padi Field, Brunei Darussalam.

Dalam panen raya padi, Selasa, 12 Desember 2020, Sultan Brunei, Haji Hassanal Bolkiah, mengatakan, panen perdana padi asal Indonesia ini diperkirakan 5,5 – 6,5 GKG per ha.

“Alhamdulillah, hasil panen diperkirakan sesuai dengan harapan. Maka itu, ke depan kita akan kembali melakukan impor benih padi Sembada 188,” kata Sultan Brunai, Haji Hassanal Bolkiah.

Benih padi hibrida Sembada 188 disebarluaskan ke seluruh Brunei Darussalam.
Sultan Brunei Darussalam, Haji Hassanal Bolkiah (ketiga dari kiri), sedang meninjau panen raya padi Sembada 188.

Sultan mengatakan, sebaiknya benih padi hibrida Sembada 188 disebarluaskan ke seluruh Brunei Darussalam untuk meningkatkan ketahanan pangan. “Saya berharap segera disebarluaskan,” kata Sultan Brunei.

Dengan menanam benih padi hibrida Sembada 188 ini diharapkan dapat meningkatkan produksi beras nasional Brunei. Pada tahun 2017, produksi berasnya sekitar 2.349 ton. Pada tahun 2018 meningkat menjadi sekitar 3.000 ton. Dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 4.000 ton beras.

Kerjasama pertanian Indonesia dan Brunei

Keberhasilan penanaman benih padi hibrida Sembada 188 ini sebagai penanda suksesnya kerjasama Indonesia dan Brunei di bidang pertanian.

Luas Brunei Darussalam sekitar 576.500 ha. Tergolong kecil. Tetapi negara penghasil minyak ini termasuk dalam barisan negara terkaya di Asia Tenggara. Berada pada peringkat kelima dari 182 negara penghasil minyak bumi.

Jumlah penduduk negara yang terletak di Pulau Kalimantan ini sekitar 450.000 jiwa. Sekitar dua pertiga penduduknya orang Melayu. Etnis Tionghoa yang sekitar 15%, menguasai perekonomian Brunei.

Dengan berhasilnya Indonesia memasarkan benih padi hibrida Sembada 188, kesempatan ini dapat dimanfaatkan pengusaha Indonesia untuk memasukkan produk-produk penunjang pertanian seperti pupuk, pestisida, traktor pengolah lahan, dan mesin pemanen padi ke Brunei.

Memang produksi beras Brunei relatif kecil dibanding dengan produksi beras Indonesia, yang sekitar 34 juta ton per tahun. Tetapi, meski relatif kecil, keberhasilan memasarkan benih padi hibrida Sembada 188, bisa menjadi kesempatan untuk memasarkan sarana pertanian lainnya.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com