Bendungan irigasi meningkatkan kesejahteraan petani padi
Bendungan Pidekso di Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Sumber: solopos.com/Rudi Hartono.

Bendungan irigasi sangat diperlukan sebagai sumber air untuk mengairi lahan sawah. Di Jawa Tengah, luas lahan baku sawah (LBS) sekitar 0,98 juta hektar atau 13,80% dari total LBS nasional.

Keberadaan bendungan irigasi bukan hanya dapat meningkatkan produktivitas dan produksi padi, tetapi juga kesejahteraan petani.

Sebab, dengan ketersediaan air sepanjang tahun, petani dapat meningkatkan siklus produksi dan produksi padi.

Pada tahun 2021, siklus produksi padi di Jawa Tengah sekitar 1,74 kali/tahun. Lebih tinggi dari siklus produksi padi nasional yang 1,45 kali/tahun.

Perlu diketahui, satu siklus produksi padi rata-rata 3 bulan. Jika petani dapat meningkatkan siklus produksi sampai 2 kali/tahun, akan meningkatkan produksi padi nasional.

Siklus produksi dapat dihitung dari luas panen padi terhadap luas lahan baku sawah.

Di Jawa Tengah, pada tahun 2021, luas panen padi sekitar 1,71 juta ha dengan produksi padi sekitar 9,77 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara beras 5,59 juta ton.

Boleh dikatakan Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi lumbung pangan nasional. Kontribusi produksi berasnya sekitar 17,63% dari total produksi beras nasional.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021, luas panen padi nasional sekitar 10,51 juta ha dengan produksi sekitar 55,27 juta gabah kering giling (GKG) atau setara beras 31,69 juta ton.

Menurut Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 399 Tahun 2018 tertanggal 8 Oktober 2018, total luas lahan baku sawah nasional sekitar 7,11 juta ha.

Dari luas bahan baku sawah irigasi tersebut, menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, baru sekitar 11% yang mendapat pasokan air irigasi dari bendungan.

Karena itu, secara nasional Presiden Jokowi berusaha membangun 65 bendungan, termasuk di Jawa Tengah.

Keberhasilan pembangunan bendungan tersebut, diharapkan luas lahan baku sawah irigasi yang mendapat pasokan air dari bendungan meningkat menjadi sekitar 20%.

Dengan demikian, dapat meningkatkan siklus produksi, produksi, dan kesejahteraan petani padi.

8 Bendungan irigasi di Jawa Tengah

Yang ditulis di sini adalah bendungan yang sudah beroperasi atau sedang dibangun sejak tahun 2014 sampai tahun 2024.

Berdasarkan riset AGRIKAN.ID, ada 8 bendungan baru untuk memasok air irigasi sawah di Jawa Tengah.

  • Bendungan Logung di Kabupaten Kudus.
  • Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo.
  • Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora.
  • Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar.
  • Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar.
  • Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri.
  • Bendungan Jragung di Kabupaten Demak.
  • Bendungan Matenggeng di Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) dan Ciamis (Jawa Barat).

Bendungan Logung

  • Berkapasitas tampung air sekitar 20,15 juta m3 dengan luas genangan sekitar 144,6 ha.
  • Bendungan dapat digunakan untuk menambah pasokan air irigasi sawah dari semula untuk 2.200 ha menjadi sekitar 5.355 ha, mengurangi banjir sekitar 30%, menyediakan air baku 200 liter/detik untuk Kota Kudus dan sekitarnya, serta menghasilkan listrik 0,5 MW.
  • Bendungan berpotensi untuk tempat wisata dan budidaya perikanan air tawar.
  • Pembangunan bendungan ini dimulai tahun 2015 dan mulai beroperasi tahun 2018.

Bendungan Bener

  • Berkapasitas tampung air sekitar 86,49 juta m3. Luas genangan minimum sekitar 235 ha dan pada saat banjir sekitar 357 ha.
  • Bendungan dapat digunakan untuk memasok air irigasi sawah sekitar 15.069 ha, mengurangi debit banjir 210 m3/detik, menyediakan air baku 1,60 m3/detik, dan menghasilkan listrik 6 MW.
  • Air baku antara lain digunakan untuk memasok kebutuhan air ke Bandara Yogyakarta International Airport (YAI) di Kulon Progo, D.I Yogyakarta.
  • Bendungan berpotensi untuk tempat wisata dan budidaya perikanan air tawar.
  • Pembangunan bendungan ini dimulai tahun 2018 dan ditargetkan beroperasi tahun 2023.

Bendungan Randugunting

  • Berkapasitas tampung air sekitar 14,43 juta m3 dengan luas genangan 187,19 ha.
  • Bendungan dapat digunakan untuk memasok air irigasi sawah sekitar 630 ha, mengurangi banjir 81,42 m3/detik, serta menyediakan air baku untuk Kabupaten Blora 100 liter/detik, Kabupaten Pati 50 liter/detik, dan Kabupaten Rembang 50 liter/detik.
  • Bendungan berpotensi untuk tempat wisata dan budidaya perikanan air tawar.
  • Pembangunan bendungan ini dimulai tahun 2018 dan ditargetkan beroperasi tahun 2022.

Bendungan Jlantah

  • Berkapasitas tampung air sekitar 10,97 juta m3.
  • Bendungan dapat digunakan untuk memasok air irigasi sawah sekitar 1.493 ha, menyediakan air baku 0,15 m3/detik, dan menghasilkan listrik 0,625 MW.
  • Bendungan berpotensi untuk tempat wisata dan budidaya perikanan air tawar.
  • Pembangunan bendungan ini dimulai tahun 2020 dan diharapkan selesai tahun 2022.

Bendungan Gondang

  • Berkapasitas tampung air sekitar 9,15 juta m3 dengan luas genangan 36,10 ha.
  • Bendungan dapat digunakan untuk memasok air irigasi sawah sekitar 4.680 ha, menyediakan air baku 100 liter/detik untuk Kabupaten Karanganyar dan Sragen, mengurangi debit banjir 8% dari semula 503 m3/detik menjadi sekitar 462 m3/detik, menghasilkan listrik 0,327 MW serta untuk konservasi air (ground water recharge), dan kawasan konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garuda.
  • Bendungan berpotensi untuk tempat wisata dan budidaya perikanan air tawar.
  • Pembangunan bendungan ini dimulai tahun 2014 dan beroperasi tahun 2019.

Bendungan Pidekso

  • Berkapasitas tampung air sekitar 25 juta m3 dengan luas genangan 232 ha.
  • Bendungan dapat digunakan untuk memasok air irigasi sawah sekitar 1.500 ha dan menyediakan air baku 300 liter/detik.
  • Bendungan berpotensi untuk tempat wisata dan budidaya perikanan air tawar.
  • Pembangunan bendungan ini dimulai tahun 2015 dan mulai beroperasi tahun 2021.

Bendungan Jragung

  • Berkapasitas tampung air sekitar 90,4 juta m3 dengan luas genangan sekitar 503,1 ha.
  • Bendungan dapat digunakan untuk memasok air irigasi sawah sekitar 4.528 ha dan menyediakan air baku 1 m3/detik.
  • Bendungan berpotensi untuk tempat wisata dan budidaya perikanan air tawar.
  • Pembangunan bendungan ini dimulai tahun 2020 dan diharapkan rampung tahun 2023.

Bendungan Matenggeng

  • Berkapasitas tampung air sekitar 486 juta m3. Luas genangan minimum sekitar 138 ha dan pada saat banjir 200,53 ha.
  • Bendungan dapat digunakan untuk memasok air irigasi sawah sekitar 27.934 ha, menyediakan air baku 1,1 m3/detik, dan menghasilkan listrik 27 MW.
  • Bendungan berpotensi untuk tempat wisata dan budidaya perikanan air tawar.
  • Pembangunan bendungan ini dimulai tahun 2019 dan diharapkan selesai tahun 2024.

Keberhasilan pembangunan 8 bendungan tersebut di atas diharapkan dapat memasok air irigasi sawah sepanjang tahun sehingga dapat meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani padi.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. https://pu.go.id/berita/pembangunan-bendungan-logung-kudus-rampung-siap-digenangi-air-pada-akhir-november-2018.
  2. https://simantu.pu.go.id/content/?id=428.
  3. https://sda.pu.go.id/balai/bbwsbengawansolo/portal/index.php/tag/bendungan-jlantah/.