PEOC 2020 di Karachi, Pakistan.
(Ki-ka). Ketua Dewan Pengawas BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan) Kelapa Sawit Rusman Heriawan, Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sarjono, Wakil Ketua Umum GAPKI Togar Sitanggang dan Pakar komoditas dari LMC International UK James Fry. Dok. GAPKI.

Minyak kelapa sawit, menurut Togar Sitanggang, Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), merupakan bahan baku energi utama di masa mendatang. Pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan bakar energi baru dan terbarukan (biofuel) sudah tidak terelakan lagi.

“Kebijakan implementasi mandatori B30 adalah kebijakan yang tepat. Dengan memanfaatkan sawit sebagai energi, selain menghemat devisa negara juga akan meningkatkan kesejahteraan petani sawit,” kata Togar saat menjadi pembicara dalam PEOC (Pakistan Edible Oil Conference) 2020 di Karachi, Pakistan, Sabtu, 11 Januari 2020.

B30 merupakan bahan bakar yang terdiri atas campuran 30% biodiesel dan 70% solar (dari fosil). Di pasar, bahan bakar campuran ini biasa dikenal dengan biosolar.

Program mandatori biodiesel ini sudah dimulai sejak 2008 dengan kadar campuran biodiesel 2,5%. Secara bertahap meningkat menjadi 7,5% pada 2010. Pada periode 2011-2015 persentase biodiesel ditingkatkan dari 10% menjadi 15%. Selanjutnya, pada 1 Januari 2016, ditingkatkan menjadi 20% (B20).

B30 positif bagi petani dan buruh sawit

Sekarang pemerintahan menerapkan mandatori biodiesel B30. Pada peresmian implementasi program B30 di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, 23 Desember 2019, Presiden Jokowi mengatakan bahan bakar campuran solar dan minyak kelapa sawit ini akan melepaskan ketergantungan Indonesia dari bahan bakar fosil.

Selain itu, menurut Jokowi, penerapan mandatori B30 ini akan berdampak positif bagi jutaan petani dan buruh kelapa sawit di Indonesia. Paling tidak petani dan buruh sawit dapat menikmati perbaikan harga CPO.

Biodiesel merupakan bahan bakar nabati (biofuel) berupa ester metil asam lemak (fatty acid methyl ester atau FAME), yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi.

Untuk saat ini, di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO). Selain CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain.

SPBU yang menjual biosolor B30.
SPBU Margonda, Depok, Jawa Barat, yang menjual biosolar B30. Dok. Arif Mustofa, warga Depok.

Biodiesel digunakan untuk bahan bakar mesin atau motor diesel. Mesin diesel di Indonesia umumnya digunakan pada bus, truk, juga untuk keperluan industri rumah tangga. Jadi biodiesel dapat digunakan sebagai energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak fosil untuk jenis diesel atau solar. 

Togar mengatakan, dalam berbagai uji coba dengan berbagai merek kendaraan bermotor, tidak ada persoalan teknis apapun dengan penggunaan biodiesel dari sawit sebagai bahan bakar. Dalam hal ini bahan bakar campuran 30% biodiesel dan 70% minyak fosil.

Tetapi, “Kalau B100 (100% biodiesel tanpa dicampur dengan minyak fosil) tentu perlu kajian yang lebih dalam dengan melibatkan banyak ahli,” katanya.

Titik keseimbangan baru harga CPO

Togar mengatakan, mandatori biodiesel yang sudah berhasil dilakukan Indonesia akan ditiru oleh Malaysia dengan menerapkan program B20 (campuran 20% biodiesel dan 80% solar).

Ini menjadi sentimen positif di pasar sehingga harga minyak sawit sejak Oktober tahun lalu naik tajam.

Togar Sitanggang, Wakil Ketua Umum GAPKI.

Dengan mandatori B30 maka akan meningkatkan permintaan pasar CPO di dalam negeri. Secara agregat akan meningkatkan permintaan CPO di tingkat global. Akibatnya dapat meningkatkan harga CPO di dunia. Petani dan buruh kelapa sawit pun akan menikmati peningkatan harga CPO tersebut.

Pada Oktober 2019, Kementerian Perdagangan Indonesia menetapkan harga referensi CPO sebagai acuan Bea Keluar (BK) sebesar US$ 574,86 per ton. Pada Desember 2019, harga CPO di pasar dunia mencapai US$760 per ton. Harga ini sudah di atas rata-rata harga CPO tahun 2017 yang mencapai US$714 per ton.

Tapi harga tersebut masih di bawah harga rata-rata CPO tahun 2014 yang mencapai US$818,2 per ton.

Kenaikan harga CPO ini, menurut Togar, di luar perkiraan para analis komoditas global. Selain naik lebih cepat yaitu pada dua bulan terakhir 2019 (November-Desember), persentase kenaikannya sangat tajam.

“Namun kenaikan harga CPO itu masih  dalam range (rentang) yang wajar. Sehingga sampai saat ini kenaikan harga CPO tersebut belum sampai menekan ekspor sawit termasuk di pasar Asia Selatan,” kata Togar kepada wartawan yang meliput PEOC.

Togar mengatakan harga CPO akan menemukan titik keseimbangan baru. Pada saat tercapainya harga pada titik keseimbangan ini, maka harga CPO akan relatif stabil pada titik keseimbangan baru tersebut. 

Pada tahun 2015 rata-rata harga CPO US$614,20 per ton, lebih rendah dari harga rata-rata tahun 2014. Pada tahun 2016, rata-rata harga CPO meningkat menjadi US$700 per ton. Setahun berikutnya harga rata-rata CPO meningkat menjadi US$714 per ton. Pada tahun 2018 turun menjadi US$595,50 per ton.

Mungkinkah pada 2020 ini harga keseimbangan baru CPO mencapai harga CPO tahun 2014? Kita pantau pergerakan pasar selama semester satu tahun 2020 ini. Jika implementasi B30 di Indonesia berjalan dengan baik dan program B20 di Malaysia juga berjalan dengan mulus, harga tersebut bisa saja tercapai.

Malaysia agresif tingkatkan pasar di Pakistan

Terkait pasar minyak sawit di Pakistan, Togar mengatakan Indonesia masih menguasai 80 persen pasokan minyak sawit di negara Asia Selatan tersebut. Sisanya dari Malaysia. Sebagai gambaran, pada tahun 2018, ekspor CPO dan produk turunan sawit dari Indonesia ke Pakistan mencapai 2,48 juta ton.

Namun Togar melihat Malaysia tampak sangat agresif meningkatkan pasar minyak sawitnya di Pakistan, yang  berpenduduk sekitar 218 juta. Misalnya dalam PEOC 2020, Menteri urusan Industri Primer Teresa Kok langsung datang ke Karachi, Ibukota Pakistan, dan memberikan keynote speech pada acara tersebut.

(Syatrya Utama) (Email: syatrya_utama@yahoo.com)

Referensi:

  1. Press Release GAPKI, 12 Januari 2020. Togar Sitanggang: Sawit adalah Energi. Didistribusikan oleh Tofan Mahdi, Ketua bidang Komunikasi GAPKI.
  2. http://ebtke.esdm.go.id/post/2019/12/19/2434/faq.program.mandatori.biodiesel.30.b30