Geotextile dapat digunakan untuk mengendalikan erosi pada pinggir tambak atau kolam.
(Kiri-kanan) geotextile woven, geotextile non-woven, dan geotextile bag (geobag).

Geosintetik merupakan material buatan manusia yang digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan bumi atau tanah. Tetapi pada tulisan ini berkaitan dengan akuakultur.

Yang termasuk geosintetik antara lain geomembrane HDPE (high density polyethylene), geotextile woven, geotextile non-woven, geotextile bag (geobag), dan geotextile tube (geotube).

Akuakultur merupakan istilah budidaya perairan, baik di air tawar, air payau, maupun air laut.

Pada air tawar, yang dibudidayakan antara lain lele, mas, dan nila. Pada air payau, yang banyak dibudidayakan antara lain udang vaname. Pada air laut, yang dibudidayakan antara lain kerapu.

Pada tulisan ini, Agrikan.id akan menceritakan kegunaan geosintetik pada industri akuakultur.

Geomembrane HDPE pada akuakultur

Geomembrane HDPE (High Density Polyethylene) adalah plastik lembaran yang terbuat dari HDPE. Plastik yang biasanya berwarna hitam ini sangat kuat, fleksibel, kedap air, tahan suhu tinggi, tahan bahan kimia berbahaya, kepadatan tinggi, dan resisten terhadap sinar ultraviolet.

Di bidang akuakultur, plastik polietilene tersebut banyak digunakan sebagai pelapis tambak udang intensif. Geomembrane tersebut dapat melindungi tambak dari berbagai gangguan.

Geotextile woven pada akuakultur

Geotextile (geotekstil) adalah lembaran sintetik yang berpori sehingga tembus air dan fleksibel.

Biasanya geotekstil ini banyak digunakan untuk stabilisasi tanah dalam pekerjaan teknik sipil.

Geotekstil ini terbuat dari bahan dasar polypropylene (PP) atau polyester (PET atau polyethylene terephthalate).

Geotekstil ini terbagi dua jenis, yaitu geotextile woven dan geotextile non woven.

Geotextile woven (geotekstil dianyam dan ditenun) ini berupa lembaran. Bentuknya mirip  anyaman karung beras. Bedanya, geoteksil dianyam ini kuat tarikan, tusukan, dan sobekan.

Geoteksil dianyam ini banyak digunakan pada perkuatan konstruksi jalan, landasan bandara, jalan akses perkebunan, stabilisasi lahan gambut, perkuatan lereng, penahan longsoran, dan reklamasi pantai.

Pada akuakultur, geotekstil digunakan sebagai pengendalian erosi pada tepi tambak.

Geotextile non-woven pada akuakultur

Geotextile non-woven merupakan salah satu jenis geotekstil yang berbentuk lembaran dan tidak dianyam (non-woven).

Lembaran geotekstil tidak dianyam ini terbuat dari serat-serat polimer yang berbahan dasar polipropilen atau poliester. Bentuk geoteksil ini mirip dengan karpet kain.

Geotekstil yang tidak dianyam ini banyak digunakan untuk pemisah (separator), perkuatan, drainase, filter, proteksi, pengontrol erosi, dan sebagainya.

Dalam industri akuakultur, geoteksil yang tidak dianyam ini dapat digunakan untuk mengendalikan erosi pada pinggir tambak atau kolam.

Geotextile bag pada akuakultur

Geotextile bag atau geobag (kantong geotekstil) merupakan salah satu produk geosintetik dari geotekstil berupa lembaran kantong. Volume kantong sekitar 0,6 – 3 m3.

Dalam penggunaannya, kantong diisi tanah setempat untuk menggantikan batuan proteksi pada pantai atau danau.

Kantong geotekstil ini diproduksi dengan mesin canggih dan dijahit sangat kuat. Bahannya dari geotextile woven (dianyam dan ditenun) atau non-woven (tidak dianyam dan tidak ditenun).

Geotextile bag (kantong geotekstil) bermanfaat memperbaiki eutrofikasi dan mengelola limbah.

Eutrofikasi adalah pemupukan berlebihan pada danau dengan nutrisi seperti nitrogen dan fosfat yang berdampak negatif terhadap biosfer (lingkungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan).

Kelebihan nitrogen dan fosfat tersebut dapat masuk ke saluran air sehingga bisa mempengaruhi kolam akuakultur atau lahan pertanian lainnya. Aplikasi kantong geotekstil ini dapat menangani remediasi (proses perbaikan) dan pembuangan limbah itu supaya tidak mencemari lingkungan.

Geotextile tube pada akuakultur

Geotextile tube atau geotube atau sarung geosintetik merupakan salah satu produk geosintetik yang berupa lembaran kantong panjang dan besar dengan diameter tertentu.

Biasanya, panjang geotube 10 – 30 m dengan diamater 3 – 30 m. Pada jarak tertentu diberi corong pipa inletnya.

Sarung geositentik ini diisi dengan pasir atau material padat bercampur air atau lumpur. Material ini didorong dengan pompa. Cairan akan keluar melalui pori-pori sarung geosintetik, sedangkan material padat tertinggal dalam bantalan geotube. Terbentuk bahan solid besar dan memanjang.

Geotube biasa digunakan sebagai pelindung pantai untuk mengendalikan penggerusan partikel atau pasir dari gelombang air laut atau arus. Selain itu dapat juga digunakan mengendalikan limbah.

Pada akuakultur, geotube digunakan untuk mengendalikan erosi pada pinggir tambak.

Demikianlah penjelasan sederhana manfaat geosintetik pada akuakultur (perikanan budidaya).

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com