Pemilihan dan penanaman varietas sorgum harus disesuaikan dengan maksud budidaya. Sebab, sorgum itu terdiri atas tiga jenis, yaitu sorgum pangan (grain sorghum), pakan (forage sorghum), dan manis (sweet sorghum). Struktur tanaman ketiga jenis sorgum ini berbeda satu sama lainnya.
Untuk sorgum pangan, yang utama dipanen itu bijinya, yang biasanya berwarna putih bersih. Biji ini mengandung karbohidrat, lemak, dan protein sehingga cocok diolah menjadi beras putih dan tepung sorgum. Ada juga beras merah sorgum, yang biasanya dipanen dari biji sorgum manis.
Biasanya, umur panen sorgum pangan ini 90 – 95 hari. Pada umur panen tersebut, warna batang dan daun masih hijau sehingga batang dan daun tersebut dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi.
Sementara sorgum pakan dipanen pada saat bijinya masak susu. Biasanya batang, daun, dan bijinya dicacah. Sebelum diberikan ke sapi, dapat difermentasi atau langsung diberikan ke sapi. Hewan tersebut sangat senang memakan biji sorgum yang masak susu ketimbang yang matang.
Untuk sorgum manis, pemanenan dilakukan menjelang terbentuknya biji. Pada umur tersebut, kandungan nira pada batang sorgum lagi tinggi-tingginya. Batang sorgum manis diperas menghasilkan nira, yang kemudian diolah manjadi gula pasir, nektar, kecap, dan bioetanol.
Tetapi ada juga sorgum manis yang dipanen sampai bijinya matang. Selain untuk benih, biji ini bisa diolah menjadi beras merah, sedangkan batangnya bisa diperas untuk menghasilkan nira. Atau bisa juga batang dan daun sorgum manis tersebut dicacah untuk pakan sapi.
Bagas atau ampas hasil perasan batang sorgum dalam bentuk selulosa dapat juga dikonversi menjadi bioetanol. Biji yang banyak mengandung pati, juga bisa dikonversi menjadi bioetanol.
Sesuai selera konsumen
Jika menanam sorgum untuk pangan, misalnya diolah menjadi beras sorgum dan tepung sorgum, sebaiknya memilih dan menanam varietas yang rasanya enak. Di lapangan, konsumen lebih suka mengonsumsi beras sorgum atau tepung sorgum dari varietas Pahat, hasil pemuliaan Patir-Batan.
Nenek moyang varietas Pahat ini adalah Zhengzu dari Cina. Benih sorgum Zhengzu ini diradiasi dengan sinar gamma dari Cobalt-60 dengan dosis 300 Gy. Dihasilkan sorgum mutan Zh-30. Setelah melalui uji multilokasi, sorgum Zh-30 dilepas tahun 2013 dengan nama varietas Pahat.
Selain itu, konsumen juga menyukai sorgum varietas Bioguma, hasil pemuliaan BB Biogen, Balitbangtan, Kementerian Pertanian. Varietas Bioguma ini sebenarnya tergolong sorgum manis, tetapi dipanen pada saat bijinya matang sehingga dapat diolah menjadi beras dan tepung sorgum.
Varietas sorgum Bioguma dilepas tahun 2019, yaitu Bioguma 1, Bioguma 2, dan Bioguma 3.
Bioguma 1 merupakan perbaikan varietas Numbu, yang tergolong sorgum manis. Perbaikan dengan menggunakan sinar gamma dosis 59 Gy pada eksplan mata tunas. Kemudian eksplan mata tunas ini diseleksi dan dimurnikan (homozigot) sehingga diperoleh varietas Bioguma 1.
Varietas Bioguma 2 juga merupakan perbaikan varietas Numbu dengan menggunakan sinar gamma dengan dosis 50 Gy pada eksplan mata tunas. Bioguma 3 juga merupakan perbaikan varietas Numbu dengan menggunakan sinar gamma dosis 70 Gy pada eksplan mata tunas.
Varietas Numbu ini dari galur IS 23509 dari SADC (South African Development Community).
Beras sorgum yang bebas gluten ini sangat cocok bagi orang-orang yang intoleransi gluten seperti penderita celiac. Pada penderita penyakit autoimun ini, jika mengonsumsi gluten, sistem kekebalan tubuhnya akan bereaksi yang dapat merusak lapisan usus halus dan menghambat penyerapan nutrisi. Akibatnya, penderita celiac akan mengalami diare, lemas, dan anemia.
Bagi penderita diabetes sangat cocok mengonsumsi nasi sorgum karena Indeks Glikemik (IG)-nya rendah. Dengan IG rendah, maka perubahan karbohidrat menjadi gula dan pelepasannya ke darah sedikit sehingga kadar gula darah tidak banyak meningkat seperti kalau memakan nasi.
Sorgum berkadar brix tinggi
Bioguma sebenarnya sorgum manis dengan kadar brix (zat padat terlarut di dalam nira, yang mengandung gula, pati, garam-garam, dan zat organik) sekitar 14,60 – 15,54%. Tapi kadar brix sebesar itu bagi pengusaha masih rendah. Pengusaha menginginkan kadar brix minimal 18%.
Jangan heran kalau ada pengusaha yang menggunakan galur sorgum yang belum dilepas sebagai varietas dengan kadar brix berkisar 18 – 24%. Galur sorgum manis ini hanya ditanam untuk kalangan sendiri. Tetapi buat petani, dapat menanam varietas Bioguma, Numbu, atau Kawali.
Dari perhitungan secara bisnis, pengusaha lebih menguntungkan mengolah nira, antara lain menjadi gula pasir, kecap manis, dan nektar sorgum ketimbang menjadi bioetanol. Dengan Indeks Glikemik (IG) rendah, gula pasir dan nektar sorgum sangat cocok bagi penderita diabetes.
Sementara kecap manis sorgum sangat cocok bagi penderita alergi kedelai, untuk mengganti kecap berbahan baku kedelai. Alergi ini terjadi karena tubuh mengenali protein kedelai sebagai zat berbahaya sehingga sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi imunoglobulin E (IgE).
Ketika penderita alergi kedelai ini kembali mengonsumsi kedelai, maka IgE ini memberikan sinyal kepada sistem imun untuk menghasilkan histamin dan zat kimia lainnya ke dalam darah. Akibatnya, antara lain penderita gatal-gatal dan kemerahan di kulit, mual, muntah, dan diare.
Kebutuhan benih sorgum
Dengan jarak tanam 40 cm x 60 cm dan setiap lubang tanam 2 – 3 benih sorgum, setiap hektar diperlukan benih sekitar 10 kg. Dari praktik di lapangan, sorgum yang dipanen bijinya, dapat diratun. Setelah batangnya ditebang, sorgum dapat tumbuh lagi tanpa penanaman kembali.
Tetapi kalau sorgum yang dipanen batangnya untuk menghasilkan nira, setiap setelah dipanen harus ditanam kembali. Dari praktik di lapangan, kalau sorgum manis yang dipanen batangnya diratun, maka kadar nira ratunnya lebih rendah dibandingkan kalau dilakukan penanaman baru.
Karena itu, untuk sorgum yang dipanen batangnya untuk mendapatkan nira selalu tanaman baru.
Nah, sahabat Agrikan.id, jika Anda ingin menanam sorgum, tanamlah varietas yang sesuai dengan tujuan budidaya. Jika untuk memanen biji untuk diolah menjadi beras dan tepung sorgum, sebaiknya menanam varietas yang laku di pasar, misalnya Pahat dan Bioguma.
Tetapi jika yang ingin dipanen batangnya, baik untuk diolah menjadi nira maupun untuk pakan ternak, silakan menanam varietas sorgum yang batangnya tinggi karena akan menghasilkan biomassa (batang, daun, dan biji) yang banyak, misalnya varietas Bioguma dan Numbu.
Tapi, semuanya kembali kepada petani. Meskipun ingin menanam varietas Pahat, Bioguma, atau Numbu, kadang kala tidak mudah mendapatkan benihnya. Sebaiknya, petani berkonsultasi kepada dinas pertanian setempat sebelum menanam sorgum.
Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com