Eat Just Inc., produsen JUST Egg, telur yang terbuat dari protein kacang hijau (Vigna radiata) atau mung bean, bakal membuka pabrik di Singapura, untuk memperkuat pasar mereka di Asia.
Berpatungan dengan Proterra Investment Partners Asia Pte. Ltd., perusahaan investasi yang fokus di bidang pangan dan agribisnis, Eat Just mendirikan anak usaha Eat Just Asia. Proterra menginvestasikan dana US$ 100 juta dan Eat Just US$ 20 juta, sehingga totalnya US$ 120 juta.
“Kerjasama ini akan mempercepat Eat Just menjadi produsen telur (nabati) terbesar di dunia. Permintaan konsumen yang dipicu oleh kesehatan, ketahanan pangan, dan keamanan pangan, menciptakan lingkungan kesempatan yang luar biasa bagi kerjasama yang unik ini,” kata Josh Tetrick, Co-founder and CEO Eat Just, 20 Oktober 2020, ketika kerjasama itu ditandatangani.
Berbasis kacang hijau
Pada awalnya, perusahaan ini mendirikan pabrik pembuatan telur berbasis kacang hijau ini di Minnesota, Amerika Serikat. Ekspansi ke Jerman. Sekarang Eat Just ekspansi ke Asia dengan membangun pabrik di Singapura. Besarnya permintaan pasar, salah satu alasan ekspansi tersebut.
“Proterra senang mengumumkan kerjasama dalam bentuk aliansi strategis dengan Eat Just untuk Asia. Kita membantu konsumen di Asia mendapatkan produk telur berbasis tanaman melalui rantai pasok yang terpadu bersama Eat Just Asia,” kata Tai Lin, Managing Partner Proterra Asia.
“Penting bagi kami meningkatkan investasi di bidang teknologi pangan yang berkelanjutan seperti protein alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan pangan di masa mendatang,” kata Damian Chan, Executive Vice President Singapore Economic Developlement Board (EDB).
“Kerjasama Eat Just dan Proterra memperkuat ekosistem pangan berbasis pertanian Singapura dan akan membangun kapasitas inovasi dan produksi di sektor ini. Hal ini akan membuat kami bisa memenuhi kebutuhan pasar Asia, yang merupakan peluang bagi Singapura,” tambahnya.
Melalui EDB, Pemerintah Singapura sangat mendukung kerjasama ini. Begitu juga dukungan perusahaan distribusi di Asia antara lain SPC Samlip (perusahaan makanan Korea Selatan), Betagro (perusahaan makanan Thailand), dan melalui marketplace Tmall (Alibaba) dan JD.com.
Di Amerika Serikat, JUST Egg juga tersedia di perusahaan eceran, restoran, dan juga kerjasama dengan Michael Foods, anak usaha Post Holdings dan pengolahan telur yang terbesar di dunia.
Sampai sekarang Eat Just sudah menjual telur nabati setara 60 juta butir telur ayam. Dengan telur nabati sebanyak itu, Eat Just sudah bisa menghemat air 41,8 miliar liter, 8,7 juta kg CO2, dan 14 juta m2 lahan dibanding memproduksi telur ayam melalui peternakan ayam ras petelur (layer).
“Kami percaya kerjasama ini penting bagi ekosistem pangan berkelanjutan. Eat Just Asia akan mempercepat akses konsumen ke pangan sehat dan tangggung jawab sosial JUST Egg di Asia,” kata Keith Magnus, Co-Chairman Evercore Asia, penasehat keuangan Eat Just untuk kerjasama ini.
Daging kultur
Di samping kerjasama produksi JUST Egg, Eat Just Asia dan Proterra Asia sedang menjajaki untuk memproduksi dan memasarkan daging kultur (cultured meat, cleant meat, cultivated meat, in vitro meat, atau artificial meat). Daging ini dibuat melalui biopsi sel-sel punca (stem cell), misalnya daging sapi, yang dibiakan di laboratorium. Kemudian diperbanyak di bioreaktor.
Di dalam bioreaktor terdapat media tumbuh yang mengandung 50 – 100 macam zat seperti gula, garam, asam amino, mikronutrien, dan zat perangsang tumbuh. Setiap sel hewan membutuhkan media tumbuh yang berbeda-beda. Dari sejumput sel punca dapat dihasilkan 800 juta untaian jaringan otot. Dari 20 ribu untaian jaringan otot dapat dibuat satu burger dengan bobot seberat 140 gram.
Secara biologi, daging kultur ini mirip daging sapi konvensional. Pembuatannya tanpa rekayasa genetik, hanya memperbanyak jaringan otot di bioreaktor. Dari beberapa sel puncah, bisa dihasilkan sekitar 40 ribu burger, yang setiap dagingnya berbobot 140 gram. Jangan heran, dengan memproduksi daging kultur ini dapat menghemat lahan peternakan sapi potong 99%.
Sampai saat ini, diperkirakan ada 60 perusahaan start up (rintisan), termasuk Eat Just Inc., yang mengembangkan daging kultur ini. Di Asia, Eat Just akan bekerjasama dengan Proterra Asia.
Selain memproduksi dan memasarkan telur nabati JUST Egg di Asia, Eat Just juga menjajaki pengembangan daging kultur. Tentu ini menjadi pesaing peternak ayam layer dan sapi potong.
Syatrya Utama | syatrya_utama@yahoo.com.
Referensi:
- Rilis Media Eat Just & Proterra Asia Partner on JUST Egg Protein Facility & Expansion, tertanggal 20 Oktober 2020.
- https://www.ju.st/en-us/products/consumer/egg/folded. Diakses Kamis, 29 Oktober 2020.
- https://plantproteins.co/just-egg-plant-based-egg-everything-you-wanted-to-know/. Diakses Kamis, 29 Oktober 2020.
- https://food.detik.com/info-kuliner/d-4639446/nyamm-telur-dari-kacang-hijau-ini-bisa-jadi-menu-sarapan-sehat. Diakses Sabtu, 24 Oktober 2020.
- https://food.detik.com/info-kuliner/d-4926686/telur-berbasis-kacang-hijau-banyak-diminati-warga-china-sejak-virus-corona. Diakses Sabtu, 24 Oktober 2020.
- https://culturedbeef.org/what-cultured-meat. Diakses Senin, 26 Oktober 2020.
- https://www.newscientist.com/article/mg24032080-400-accelerating-the-cultured-meat-revolution/#ixzz6bwzbxY7E. Diakses Senin, 26 Oktober 2020.
- https://www.mosameat.com/technology. Diakses Senin, 26 Oktober 2020.
- https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fnut.2020.00007/full. Diakses Senin, 26 Oktober 2020.
- https://www.new-harvest.org/what_is_cultured_meat. Diakses Senin, 26 Oktober 2020.
- https://tirto.id/siapkah-anda-mengonsumsi-daging-bikinan-lab-yang-ramah-lingkungan-cN66. Diakses Senin, 26 Oktober 2020.