Kacang koro pedang dapat menghemat devisa
Menteri Koperasi dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah), Teten Masduki, didampingi Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, dan unsur Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah), menanam perdana kacang koro pedang. Sumber: sumedang.radarbandung.id.

Penggemar tahu tempe di Indonesia kian meningkat. Setiap tahun, Indonesia harus mengimpor kedelai, bahan baku tahu tempe, sekitar 2,5-3 juta ton.

Sebab produksi kedelai di Indonesia rendah dan cenderung turun. Tahun 2021 diperkirakan produksinya sekitar 0,61 juta ton.

Bahkan Kementerian Pertanian memperkirakan produksi kedelai tahun 2024 sekitar 0,56 juta ton.

Karena itulah, untuk menghemat devisa, Indonesia perlu menyiapkan pengganti kedelai untuk produksi tahu tempe.

Kacang koro pedang merupakan salah satu alternatif pemenuh atau pengganti (substitusi) kedelai, bahan baku tahu tempe.

Sebab, kandungan protein kacang koro pedang tidak jauh berbeda dengan kedelai. Coba perhatikan perbandingan berikut ini.

  • Kandungan protein kacang koro pedang biji putih (Canavalia ensiformis (L.) DC.) sekitar 27,4%. Kacang koro pedang biji putih ini biasa disebut koro dongkrak (jackbean).
  • Kandungan protein kacang koro pedang merah (Canavalia gladiata (Jack) DC ) sekitar 32,0%. Kacang koro pedang biji merah ini biasa disebut swordbean.
  • Kandungan protein kacang kedelai sekitar 35,0%.
  • Kandungan protein kacang tanah sekitar 23,1%

Kacang koro pedang biji putih dapat dipanen pada umur 9-12 bulan. Namun terdapat variasi umur genjah yang dapat dipanen pada umur 4-6 bulan.

Sementara itu, kacang koro pedang biji merah dapat panen pada umur 9-15 bulan. Hasil panennya sekitar 4-5 ton biji kering/ha.

Pemanfaatan kacang koro pedang untuk tempe

Menurut penelitian Prajna Cahyaning Kusumawardhani dan Muhammad Arpah, 2015, dari IPB University, bahan baku tempe dapat dicampur dengan kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) 25%.

Perlu diketahui, kacang koro pedang ini mengandung sianida (HCN). Direndam dengan kalsium klorida (CaCl2) 10% selama tiga hari, dapat mengurangi sianida sekitar 98,86%.

Kemudian baru diolah menjadi tempe. Yang bagus itu, menurut penelitian tersebut, konsentrasi substitusi kacang koro pedang di tempe kedelai sekitar 25%.

Penelitian tersebut menganalisis densitas, kekerasan, warna, rendemen, dan sifat sensorik tempe dengan bahan baku campuran kacang koro pedang 25% dan kedelai murni 75%.

Kemudian hasil analisis tersebut dibandingkan dengan tempe yang 100% berbahan baku kedelai murni.

Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan kacang koro pedang (yang sudah dikurangi sianidanya) pada tingkat 25% memiliki pemeriksaan fisik dan sifat sensori yang mirip dengan tempe kedelai murni.

Kacang koro pedang bahan baku tempe
Kacang koro pedang biji putih (jackbean). Sumber: Kementan/news.okezone.com.

Komposisi kimia tempe yang bahan bakunya campuran kacang kedelai 75% dan kacang koro pedang 25% sebagai berikut:

  • Kadar air 61,11% (wb atau wet basis atau berat basah)
  • Kadar abu 0,86%
  • Kandungan protein 21,88%
  • Kadar lemak 6,04%
  • Konten karbohidrat 10,11%

Jadi, dengan menggunakan campuran kedelai murni dan kacang koro pedang pada tingkat 25% dalam membuat tempe, dapat mengurangi impor kedelai sekitar 25%.

Diperkirakan total devisa untuk mengimpor kedelai selama ini sekitar Rp 16 triliun/tahun.

Dengan demikian, kita bisa menghemat devisa sekitar Rp 4 triliun jika bahan baku tempe dicampur dengan kacang koro pedang pada tingkat 25%.

Jika selama ini uang sekitar Rp 4 triliun itu dinikmati petani kedelai di luar negeri, mengapa tidak kita alihkan ke petani kacang koro pedang di Indonesia?

Kacang koro pedang dapat menghemat devisa

Presiden Jokowi, menurut Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM, sudah menikmati tempe yang diolah dari kacang koro pedang. Hal itu dikatakan Teten, Senin, 24 Januari 2022.

Untuk itu, Teten menjadikan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sebagai tempat proyek percontohan pengembangan kacang koro pedang.

Penanaman perdana kacang koro pedang dilakukan di lahan 5 ha di Desa Linggajaya, Kecamatan Cisitu, Sumedang, Senin, 24 Januari 2022.

Pada tahun 2022 ini, Teten menargetkan penanaman kacang koro pedang di Sumedang sekitar 100 ha. Tahun 2023 ditargetkan 1.000 ha.

“Jadi nanti setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang menjadi off-taker (pembeli siaga). Jadi ada kepastian bagi para petani bahwa yang mereka tanam akan terserap (pasar),” kata Teten.

Koperasi Paramasera salah satu off-taker kacang koro pedang yang ditanam petani. Pihak koperasi sudah mengadakan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Bank BNI.

Koperasi Paramasera juga bekerjasama dengan Kopti (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) dan Gakoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia).

Menurut Agus Soma, Ketua Koperasi Paramasera, kacang koro pedang ini dapat mengganti 50% kebutuhan kedelai di Indonesia.

Dengan demikian, menurut Agus, Indonesia dapat menghemat devisa impor kedelai sekitar Rp 8 triliun/tahun.

Pihaknya, menurut Dony Ahmad Munir, Bupati Sumedang, sedang memetakan lahan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kacang koro pedang.

“Ini merupakan langkah yang tepat untuk menyejahterakan petani,” kata Donny. “Kami sedang petakan lahan untuk pengembangan kacang koro pedang ini,” tambahnya.

Tahun ini dipetakan seluas 100 ha dan tahun depan sekitar 800 ha. “Kita ingin ubah lahan yang tidak produktif menjadi produktif dengan pengembangan ini,” kata Dony.

“Semoga kolaborasi yang sudah kita laksanakan ini, baik dari pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perbankan dan Koperasi beserta para petani anggota koperasi menjadi momentum penting untuk membangun ketahanan dan kedaulatan pangan kita,” kata Teten Masduki.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com