Daging buah durian Bhinneka Bawor tebal, berwarna oranye, bijinya kecil , dan kulit buanya tipis.
Sarno Ahmad Darsono dan durian Bhinneka Bawor.

Daging buah durian Bhinneka Bawor tebal, berwarna oranye, bijinya kecil, dan kulit buahnya tipis. Rasanya legit, manis, dan bercampur pahit. Tekstur daging buahnya puket (manis, berlemak, dan beralkohol). Bagi sebagian penikmat durian, rasa pahit itu puncak cita rasa durian.

Daging buah durian Bawor ini tidak hanya berwarna oranye menyala, tetapi juga kuning. Pada durian Bawor berwarna kuning, duriannya tetap manis meski buahnya belum terlalu matang.

Sementara durian Bawor berwarna oranye menyala, rasa daging buahnya tawar pada saat belum terlalu matang. Tetapi, saat matang, rasa durian Bawor oranye menyala ini terasa lebih pahit lagi.

Semakin oranye warna duriannya, semakin tinggi kadar alkoholnya sehingga rasanya semakin pahit, lembek, dan manis. Rasa durian Bawor seperti inilah yang dicari para penikmat durian.

Sejarah penemuan durian Bawor

Kehadiran durian Binneka Bawor ini tidak lepas dari Sarno Ahmad Darsono. Sejak kecil, guru sekolah dasar di Alasmalang, Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah, itu sudah biasa menemani ayahnya mencari durian ke pelosok Kemranjen. Dari sinilah Sarno terobsesi dengan durian.

Dengan memegang dan menimbangnya, Sarno bisa mengetahui apakah durian itu sudah matang atau belum dan berkulit tebal atau tipis. Dengan melihat bijinya saja, ia sudah tahu jenis durian tersebut. Ketajaman penciumannya membuat Sarno mampu memilah durian puket atau bukan.

Pada tahun 1996, Sarno mengokulasi durian Montong oranye dengan durian lokal seperti Kuningmas, Sunan, Otong, Bluwuk, Cinimang, Oneng, Kereng, Kumbakarna, dan Petruk. Pohon-pohon durian tersebut dibagi menjadi pohon primer, pohon sekunder, dan pohon tersier.

Durian Montong oranye sebagai pohon primer (batang bawah) dilukai pada beberapa bagian. Ada 10 tunas pohon durian berkualitas dijadikan pohon sekunder diokulasikan pada pohon primer. Diperlukan waktu empat bulan agar pohon sekunder dapat melekat pada pohon primer.

Tekstur daging buah durian Bawor ini puket (manis, berlemak, dan beralkohol).
Daging buah, biji, dan kulit durian Bhinneka Bawor.

Setelah pohon sekunder melekat pada pohon primer, pohon sekunder dilukai lagi untuk diokulasi dengan tunas tersier. Dengan banyaknya pohon yang diokulasikan pada pohon primer membuat pertumbuhan pohon primer tumbuh seperti tanaman bakau, yaitu banyak akar keluar dari pohon.

Pada tahun 2000, pohon yang diokulasi tadi menghasilkan 30 – 40 buah durian, yang berbeda dari pohon primernya, durian Montong oranye. Buah hasil okulasi inilah disebut durian Bawor.

Sebagai penemu, Sarno menamai durian hasil okulasi tersebut dengan Durian Bhinneka Bawor (akrab disebut dengan durian Bawor). Bawor adalah nama lain sosok punakawan Bagong, saudara Petruk. Di Banyumas, Jawa Tengah, Bagong lebih populer disebut dengan Bawor.

Bobot matang buah durian Bawor sekitar 6 – 9 kg dengan bobot maksimal 15 kg per buah. Tetapi di dalam beberapa publikasi, disebutkan bobot rata-rata durian Bawor ini sekitar 3 kg per buah.

Durian Bawor mulai berbuah pada umur 3 tahun. Pada buah perdana, jumlah buahnya sekitar 30 per pohon. Tetapi pada usia 5 tahun, masa puncak, jumlah buahnya 80 – 100 buah per pohon.

Selain itu, durian Bawor ini berbuah sepanjang tahun sehingga dalam setahun bisa dipanen tiga kali. Bandingkan dengan durian biasa, waktu berbuahnya Nopember, Desember, dan Januari.

Pada musim panen, buah durian Bawor ini dihargai Rp 50 ribu per kg di Kemranjen, Banyumas. Durian ini dapat dijumpai di rumah Sarno Ahmad Darsono di Desa Alasmalang, Kemranjen. Rumah Sarno ini menjadi pusat informasi dan pemasaran buah dan bibit durian Bawor.

Kegigihan dan keberhasilan menghasilkan durian Bawor, akhirnya ia menerima Penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden sebagai Petani Penangkar Durian Unggul pada 2004.

Budidaya durian Bawor

Dari website durianbawor.com, dapat melihat perhitungan jika mau menanam durian Bawor.

Harga satu bibit durian Bawor unggul dan super Rp 150 ribu. Biaya pupuk kandang, pupuk organik, dan perawatan Rp 900 ribu per tahun. Hasil panen perdana pada usia 3 tahun sekitar 30 buah dengan bobot masing-masing sekitar 3 kg per buah. Total pendapatan sekitar Rp 4,5 juta.

Durian Bawor mulai berbuah umur 3 tahun.
Bibit durian Bawor dengan tinggi 75 – 100 cm.

Tetapi jika mau menanam satu hektar, jarak tanamnya 8 x 8 m dengan populasi tanaman durian Bawor 156 pohon. Pada panen perdana usia tiga tahun, pendapatan sekitar Rp 702 juta. Pada panen puncak, usia 5 tahun, jumlah buahnya sekitar 80 per pohon. Pendapatan Rp 1,87 miliar.

Durian, yang dikenal dengan King of Fruit atau Raja Segala Buah, mempunyai penggemar sendiri. Aroma dan rasa durian Bawor ini jauh mengalahkan aroma dan rasa durian Montong.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com