Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) dapat menjadi andalan masyarakat meningkatkan daya tahan tubuh. Selama ini rimpang tanaman jahe sudah biasa digunakan sebagai bumbu masak dan bahan baku obat herbal tradisional (seperti jamu).
Rimpang merupakan bagian tanaman jahe merah bernilai ekonomi. Selain untuk bumbu masak dan bahan obat tradisional, rimpang jahe juga untuk rempah, makanan, minuman, dan parfum.
Jahe termasuk tanaman tahunan, berbatang semu, dan berdiri tegak dengan tinggi sekitar 75 cm.
Secara morfologi, tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang, batang, daun, dan bunga. Akar tumbuh pada bagian bawah rimpang, sedangkan tunas akan tumbuh pada bagian atas rimpang.
Batang tanaman jahe merupakan batang yang semu. Bagian luar batang berlilin dan mengilap, mengandung banyak air, berwarna hijau pucat, dan bagian pangkalnya biasanya berwarna merah.
Menurut penelitian, jahe merah di Indonesia hanya satu jenis. Tetapi di Bengkulu ditemukan jahe merah dengan rimpang berukuran sangat kecil dan sangat pedas. Karena itulah di Indonesia diduga terdapat dua jenis jahe merah, yaitu jahe merah berukuran rimpang besar dan yang kecil.
Sejak penanaman bibit jahe yang disemai (biasanya selama 1,5 – 2 bulan), jahe merah baru bisa dipanen pada umur sekitar 10 bulan. Karena itulah tanaman ini dikelompokkan ke dalam tanaman tahunan.
Tidak sulit untuk mengetahui mana jahe merah yang siap dipanen. Perhatikan penampilannya. Tanaman tua yang siap dipanen, daun dan batang berubah menjadi kuning dan sudah mengering.
Kandungan kimia rimpang jahe
Kandungan kimia rimpang jahe di sini berlaku untuk seluruh jahe (jahe merah dan jahe putih).
Rimpang jahe mengandung dua komponen utama, yaitu komponen volatile dan non-volatile.
Komponen volatile terdiri dari oleoresin, yang bertanggung jawab terhadap aroma jahe (minyak atsiri) dengan komponen terbanyak adalah zingiberen dan zingiberol.
Minyak atsiri (minyak eteris, minyak esensial, minyak terbang, atau minyak aromatik) merupakan kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang. Tetapi minyak atsiri tersebut mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas di ruangan.
Minyak atsiri jahe berwarna bening sampai kuning tua. Minyak ini bernilai ekonomi tinggi karena banyak digunakan dalam industri parfum, kosmetik, essence, farmasi, dan flavoring agent.
Komponen non-volatie jahe bertanggung jawab terhadap rasa pedas. Salah satu komponen non-volatile adalah gingerol.
Komponen gingerol ini mempunyai efek sebagai antiinflamasi (antiperadangan), antipiretik (penurun panas), gastroprotektif (perlindungan terhadap pencernaan), kardiotonik (kemampuan meningkatkan efisiensi dan kontraksi otot jantung), antihepatotoksik (untuk melindungi hati), antioksidan, antikanker, antiangiogenesis (obat penghenti tumor), dan antiarterosklerosis.
Selain komponen volatile dan non-volatile, jahe juga mengandung nutrisi seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat, dan lemak yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Immunomodulator rimpang jahe merah
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia, jahe merah memiliki efek immunomodulator. Gingerol dan shogaol adalah senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek tersebut.
Immunomodulator merupakan zat yang dapat memodifikasi (mengubah) respon (tanggapan) sistem kekebalan tubuh (imun) dengan cara mengaktifkan mekanisme pertahanan tubuh.
Misalnya mengembalikan ketidakseimbangan pada sistem kekebalan tubuh yang terganggu.
Immunomodulator tersebut bekerja dengan dua cara, yaitu sebagai immunostimulan dan immunosupresif. Immunostimulan berperan dalam meningkatkan respon imun terhadap infeksi.
Pada herbal seperti ekstrak ginseng, jinten hitam, kunyit, sambiloto, bawang putih, jahe, pegagan, temulawak, dan jahe merah banyak terdapat immunomodulator.
Pada jahe merah, imunomodulatornya bersifat immunostimulasi, antiradang, dan memelihara sistem pencernaan.
Sementara immunosupresif berperan menekan respon sistem imun. Biasanya untuk meredakan hiperinflamasi, mengatasi penyakit autoimun, dan mencegah penolakan terhadap transplantasi.
Dengan demikian, mengonsumsi rimpang jahe dalam bentuk jamu, minuman, makanan, bumbu, dan sebagainya dapat mencegah serangan penyakit melalui peningkatan daya tahan tubuh. Jadi sifatnya hanya meringankan gejala penyakit, bukan untuk membunuh virus penyebab penyakit.
Kelak, melalui uji klinis terhadap manfaat dan khasiat jahe merah diharapkan rimpang tanaman tahunan tersebut dapat menjadi andalan rakyat Indonesia untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Di tengah merebaknya pandemi Covid-19, masyarakat dapat mengonsumsi jahe marah agar dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Jahe merah tidak dapat menyembuhkan atau membunuh virus penyebab penyakit Covid-19, tetapi dapat membantu meringankan gejala penyakit tersebut.
Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com
Referensi:
- Kementerian Pertanian. 2011. Bunga Rampai Jahe (Zingiber officinale Rosc.): Status Teknologi Hasil Penelitian Jahe. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Balitbangtan, Kementerian Pertanian.
- Hardiman, Intarina dkk. 2020. 40 Resep Wedang Empon-empon: Penangkal Virus, Penambah Imun. Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB & Gagas Ulung. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.