Ekolabel sangat penting bagi konsumen agar bisa memilih minyak goreng sawit yang diproduksi secara berkelanjutan.
(Dari kiri ke kanan) Aditya Bayunanda (WWF), Dila Hadju (Tumbuhan Urban Hijau), Sri Nurvianti (PT Wahana Citra Nabati), Imam A. El Marzuq (RSPO), dan Arya Kusumo (Super Indo).

Minyak goreng sawit yang berekolabel berasal dari perkebunan kelapa sawit yang menerapkan standar-standar ramah sosial dan lingkungan. “Ekolabel sangat penting bagi konsumen agar bisa memilih minyak goreng sawit yang diproduksi secara berkelanjutan,” kata Imam A. El Marzuq.

Hal itu dikatakan Senior Manager Global Community Outreach & Engagement Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) itu dalam bincang virtual Konsumen Cerdas 2021 Beli yang Ekolabel: Mewujudkan Industri Sawit Berkelanjutan Melalui Gerakan Konsumen dan Pebisnis Lokal, Jakarta, Kamis, 22 April 2021. Diskusi ini diinisiasi Yayasan WWF Indonesia dan RSPO.

RSPO, yang didirikan 2004, merupakan organisasi keanggotaan nirlaba internasional yang menyatukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor industri kelapa sawit seperti produsen kelapa sawit, pengolah atau pedagang minyak sawit, produsen barang konsumen, retail, bank, dan investor serta lembaga non-pemerintah yang bergerak di bidang lingkungan dan sosial.

RSPO ini berkantor pusat di Zurich, Swiss. Sekretariatnya di Kuala Lumpur, Malaysia. Kantor satelitnya di Jakarta (Indonesia), London (Inggris), Zoetermeer (Belanda), Beijing (Tiongkok) dan Bogota (Kolombia). Visi RSPO menjadikan minyak sawit berkelanjutan sebagai norma.

Diskusi tersebut menghadirkan pewakilan industri kelapa sawit, perusahaan ritel, dan perwakilan konsumen. Inti diskusi: pentingnya ketersediaan ekolabel pada produk-produk yang mengandung minyak kelapa sawit berkelanjutan untuk mewujudkan industri sawit berkelanjutan di Indonesia.

Konsumen bersedia bayar lebih mahal produk sawit berkelanjutan

Pada tahun 2015, Daemeter melakukan survei. Hasilnya, sekitar 71 persen konsumen bersedia beralih mengonsumsi produk-produk yang mengandung sawit berkelanjutan. Dari jumlah itu, sekitar 27 persen di antaranya bersedia membayar lebih mahal produk sawit yang berkelanjutan.

Dari survei MarkPlus tahun 2020, jumlah konsumen yang bersedia beralih mengonsumsi produk-produk sawit berkelanjutan mencapai sekitar 82 persen. Bahkan konsumen bersedia membayar lebih mahal Rp 1.600 sampai Rp 6.700 untuk produk-produk minyak sawit yang berkelanjutan.

“Meningkatnya kesediaan masyarakat itu perlu dijawab pelaku industri dengan menunjukkan produk-produk yang menggunakan minyak sawit berkelanjutan, melalui penggunaan ekolabel. Sudah saatnya pelaku industri menjawab permintaan pasar akan produk sawit berekolabel,” kata Aditya Bayunanda, Head of Footprint and Market Transformation, Yayasan WWF Indonesia.

Super Indo tengah berupaya untuk meluncurkan sebuah varian produk minyak goreng yang berekolabel.
Buah dan minyak goreng kelapa sawit.

Yayasan WWF Indonesia merupakan organisasi masyarakat madani berbadan hukum Indonesia yang bergerak di bidang konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan. Misi WWF  adalah menghentikan penurunan kualitas lingkungan hidup dan membangun masa depan yang baik.

Peran perusahaan ritel dan konsumen

Perusahaan ritel yang memasarkan produk-produk berbasis kelapa sawit seperti minyak goreng kelapa sawit memilik peran dalam mewujudkan pola konsumsi cerdas, yaitu mengonsumsi produk-produk yang mengandung minyak kelapa sawit yang ditanam secara berkelanjutan.

“Sebagai salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia, Super Indo senantiasa bertransformasi dalam mendukung usaha-usaha yang mengedepankan prinsip-prinsip berkelanjutan,” kata Arya Kusumo.

“Kami tengah berupaya untuk meluncurkan sebuah varian produk minyak goreng yang berekolabel sebagai wujud komitmen kami dalam menjawab permintaan pasar serta mendukung konsumsi berkelanjutan,” tambah Sustainability Department Head, Super Indo, itu.

Kandungan minyak sawit banyak ditemukan pada berbagai produk yang dikonsumsi sehari-hari seperti alat kebersihan pribadi, makanan, kosmetik, sampai dengan perlengkapan rumah tangga.

Karena itu sudah sepatutnya perusahaan ritel mampu mendorong masyarakat untuk menyuarakan aspirasi mereka untuk dapat memilih produk-produk sawit berkelanjutan dengan mudah di pasar.

Dila Hadju, yang mewakili konsumen muda, mengajak masyarakat untuk meminta pelaku industri sawit untuk menyediakan pilihan produk-produk sawit berkelanjutan yang berekolabel.

“Konsumen cerdas dapat terwujud jika pilihan produk berekolabel sudah banyak ditemui di pasaran,” kata Founder Tumbuhan Urban Hijau itu.

“Menjadi konsumen cerdas juga berarti menyuarakan permintaan, baik secara langsung maupun tidak langsung atas kehadiran pilihan tersebut sehingga konsumsi produk-produk sawit berkelanjutan akan lebih mudah bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri,” tambah Dila.

Untuk mendorong konsumsi minyak sawit berkelanjutan, kampanye Beli Yang Baik berfokus pada pengarusutamaan informasi dan pemahaman praktik produksi kelapa sawit berkelanjutan dan aksi konsumsi bertanggung jawab dengan tagar #BeliYangEkolabel dan #BeriKamiPilihan.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com