Itik parent stock mojosari

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 2837 Tahun 2012 tentang Penetapan Rumpun Itik Mojosari bahwa itik mojosari merupakan salah satu rumpun itik lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Itik ini telah dibudidayakan secara turun-temurun.

Kemudian itik ini menyebar ke Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Balai Pembibitan Ternak Unggul Kambing Domba dan Itik, Kementerian Pertanian, Pelaihari, Kalimantan Selatan, ikut berperan serta mengembangkan kualitas bibit dengan melaksanakan program pemurnian itik mojosari dan menghasilkan itik parent stock (indukan) mojosari.

Itik mojosari dipelihara terutama sebagai penghasil telur. Itik ini dipelihara secara tradisional digembalakan maupun intensif terkurung.

Pusat pengembangan itik ini di Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Total populasi induk itik mojosari di desa ini sekitar 200 ribu ekor.

Seperti halnya dengan beberapa jenis itik lain yang ada di Indonesia, itik mojosari ini merupakan keturunan dari bangsa itik Indian Runner yang cukup terkenal keunggulannya.

Proses adaptasi ini cukup lama dan perkembangan geografis di sekitar daerah pengembangannya telah menghasilkan itik mojosari seperti terlihat sekarang ini.

Asal usul itik yang terlihat sekarang ini merupakan persilangan antara itik Jawa yang berasal dari Jawa dengan itik liar (mallard) di Desa Modopuro,Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.

Ciri-ciri itik mojosari

  • Warna bulu itik betina cokelat tua polos di seluruh permukaan tubuh, kadang-kadang dengan sedikit kombinasi putih, dengan warna paruh dan kaki hitam.
  • Warna bulu itik jantan agak berbeda dari betina. Warna bulu pada bagian kepala, leher, dan dada itik jantan cokelat gelap mendekati hitam, bagian perut agak keputihan, dan bagian punggung cokelat tua. Di bagian sayap ada beberapa bulu suri yang berwarna hitam mengkilap. Warna paruh itik jantan lebih hitam dari yang betina.
  • Bentuk badan langsing dan hampir tegak menyerupai botol, dengan bobot badan dewasa antara 1,4 – 1,7 kg.

Pemeliharaan di dataran rendah

Pada umumnya itik mojosari dipelihara di dataran rendah seperti di daerah persawahan atau di sepanjang pesisir pantai. Sumber pakannya tersedia secara lokal. Namun itik ini mampu beradaptasi dan berproduksi dengan baik di daerah yang lebih tinggi.

Rekomendasi kebutuhan nutrisi itik petelur berdasarkan umur

Sumber pakan utamanya adalah dedak padi, jagung atau menir sebagai sumber energi dan ikan segar atau tepung ikan sebagai sumber protein.

Dengan semakin terbatasnya lahan penggembalaan itik, para peternak semakin cenderung untuk memelihara ternaknya secara intensif. Untuk itu diperlukan efisiensi yang tinggi agar usaha taninya tetap menguntungkan, yaitu dengan perbaikan kualitas bibit dan peningkatan efisiensi pakan.

Kejadian rontok bulu yang tidak terkendali masih merupakan kendala utama dalam upaya intensifikasi itik petelur ini.

Produksi telur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa itik mojosari mempunyai potensi dan pola produksi yang cukup baik dengan rataan produksi telur per tahun sekitar 61% atau 223 butir.

Umur pertama itik ini bertelur sekitar 25 minggu dengan bobot telur pertama 56,5 gram. Puncak produksi telur 87,14 % dapat dicapai pada sekitar minggu ke-16 sejak bertelur pertama.

Namun demikian, variasi individu masih cukup besar dan masih sangat tergantung pada cara pemeliharaan dan pemberian pakan yang berkualitas.

Referensi:

  1. Brosur Itik Parent Stock Mojosari, Balai Pembibitan Ternak Unggul Kambing Domba dan Itik, Kementerian Pertanian, Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
  2. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2837/Kpts/LB.430/8/2012 tentang Penetapan Rumpun Itik Mojosari tertanggal 10 Agustus 2012.