Asian Agri meningkatkan kesejahteraan petani sawit
Petani mitra menimbang tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Sumber: Asian Agri.

Meningkatkan kesejahteraan petani sawit sudah komitmen Asian Agri, anak usaha Grup Royal Golden Eagle (RGE). Hingga saat ini, Asian Agri bermitra dengan 30 ribu petani mitra sawit.

Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memproduksi minyak sawit mentah (crude palm oil) sejak tahun 1979. Perusahaan dengan karyawan 20 ribu itu menjadi perintis program Pemerintah Indonesia untuk Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans).

Asian Agri telah ditunjuk sebagai tim Investasi Pertanian Bertanggung Jawab ASEAN (ASEAN RAI) sebagai salah satu perusahaan yang berkomitmen meningkatkan taraf hidup petani.

ASEAN RAI menerbitkan Program Mempromosikan Investasi Bertanggung Jawab di bidang Pangan, Pertanian, dan Kehutanan, yaitu kerangka kerja kontekstual regional yang memastikan investasi swasta mencapai target pembangunan sekaligus meminimalkan dampak negatif.

Pedoman tersebut diadopsi Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN (AMAF) pada tahun 2018.

Melalui publikasi studi kasus komitmen dan investasi, Asian Agri bersama dengan Grow Asia ingin berbagi pembelajaran dan penceritaan keberhasilan program kemitraan Asian Agri.

Grow Asia adalah platform multi-stakeholder (multi pemangku kepentingan) yang bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan dan pertanian yang berkelanjutan di kawasan ASEAN.

Meningkatkan kesejahteraan petani

Sorotan utama studi kasus investasi Asian Agri, yang mencapai target pembangunan sekaligus meminimalkan dampak negatif, adalah kemitraan sukses Asian Agri dengan petani mitranya.

Bukan hanya itu, tetapi juga keterlibatan perusahaan sawit tersebut dengan petani mitranya untuk mengidentifikasi kebutuhan dan persyaratan peremajaan (replanting) atau penanaman kembali sawit dan penerapan pola bagi hasil untuk mendorong rasa tanggung jawab bersama.

Penanaman kembali sawit petani tersebut dilakukan di lahan yang sama untuk meminimalkan kemungkinan deforestasi dan degradasi. Peremajaan itu dapat meningkatkan produktivitas sawit petani. Untuk itu Asian Agri memanfaatkan teknologi dan pelatihan bagi petani mitra.

“Mendorong lebih banyak petani kelapa sawit melakukan replanting atau penanaman kembali merupakan elemen penting strategi bisnis kami. Karena itu kami harus memahami (kebutuhan) petani agar mereka berhasil melakukan replanting,” kata Kelvin Tio, Managing Director Asian Agri.

Selain itu, Asian Agri juga mendampingi petani mitra meraih pendapatan alternatif, khususnya selama masa tunggu peremajaan. Sebab, selama masa penanaman kembali, sawit baru akan berbuah pada umur 4-5 tahun. Selama masa tunggu inilah petani perlu pendapatan alternatif.

Selain itu, Asian Agri juga menyediakan dukungan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan hasil perkebunan petani melalui pelatihan, bantuan, dan peralatan modern.

Komitmen berkelanjutan yang telah dilaksanakan Asian Agri selama ini merupakan wujud dari nilai-nilai inti perusahaan, yaitu 5C (community, country, climate, customer, dan company):

  • Baik untuk masyarakat (good for community),
  • Baik untuk negara (good for country),
  • Baik untuk iklim (good for climate),
  • Baik untuk pelanggan (good for customer), dan
  • Baik untuk perusahaan (good for company).

“Kami terus berupaya untuk (memberikan) kualitas terbaik dan (meningkatkan) produktivitas tertinggi sekaligus menurunkan biaya ekonomi, lingkungan, dan sosial,” kata Kelvin Tio.

Pengelolaan sawit berkelanjutan

Pada tahun 2017, Asian Agri meluncurkan program Komitmen Kemitraan Satu Banding Satu. Yaitu pengelolaan satu hektar lahan petani mitra sebanding satu hektar lahan inti Asian Agri.

Melalui program tersebut Asian Agri menyediakan pasar untuk mempermudah petani menjual hasil panennya. Selain itu, memberikan dukungan berkelanjutan seperti disebutkan di atas.

Pada tahun 2020, sebagai bagian dari Komitmen Kemitraan Satu Banding Satu, Asian Agri menginvestasikan dana US$2,7 juta (setara Rp37,8 miliar) dalam program kemitraan petani.

Dana tersebut untuk biaya sekitar 200 staf ahli lapangan, insentif tunai untuk produktivitas yang berkualitas, serta pembagian premi minyak sawit bersertifikat untuk Roundtable on Sutainable Palm Oil (RSPO) dan International Sustainability and Carbon Certification (ISCC).

Sebagai informasi, lebih 86% dari perkebunan inti Asian Agri di Sumatra Utara, Riau, dan Jambi serta 100% perkebunan petani plasma di Riau dan Jambi sudah bersertifikat RSPO.

Seluruh unit bisnis Asian Agri juga sudah bersertifikat ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil).

Pada saat yang sama, ISCC (International Sustainability and Carbon Certification) telah dicapai oleh seluruh perkebunan sawit, baik yang dimiliki oleh Asian Agri maupun petani binaannya.

Jadi, kemitraan Asian Agri dengan petani mitra selama ini telah terbukti memberikan dampak positif bagi kehidupan para petani dalam pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

Berita Pers Asian Agri, Selasa, 14 Desember 2021, Asian Agri Mempublikasikan Studi Kasus tentang Komitmen dan Investasinya untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani.