East West Seed meningkatkan kesejahteraan petani
Glenn Pardede di area Urban Farming Centre di kantor pusat Ewindo di Purwakarta, Jawa Barat. Sumber: Microsoft Indonesia.

Bagi PT East West Seed Indonesia (Ewindo), meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen sangat penting. Karena hal itu dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia.

Peningkatan kesejahteraan tersebut antara lain dilakukan melalui penyediaan benih berkualitas serta pelatihan dan pembinaan kultivasi modern bagi lebih 7 juta petani sayuran Nusantara.

Sebagai produsen benih sayuran, Ewindo menyadari pentingnya melakukan transformasi digital untuk memberdayakan petani sayuran yang berhasil dijangkaunya selama 30 tahun terakhir itu.

“Kini, dengan transformasi digital di seluruh industri menjadi sebuah arahan utama bagi Indonesia, yang diprediksi tumbuh hingga delapan kali lipat pada tahun 2030 mendatang,” kata Glenn Pardede, Managing Director Ewindo, dikutip dari siaran pers Selasa, 15 Desember 2021.

Karena itulah Ewindo menggandeng Microsoft di awal 2021 untuk mempercepat transformasi digital di semua lini perusahaannya. “Percepatan digitalisasi pertanian pun menjadi sangat penting karena dapat semakin memberdayakan ekonomi digital Indonesia,” tambah Glenn.

Dengan teknologi berbasis cloud sebagai pusat transformasi, Ewindo memulai percepatan transformasi digital ini dengan mengembangkan sistem pertanian yang berbasis pada data.

Mulai dari kegiatan riset perusahaan dalam menghasilkan bernih berkualitas, menyimpan dan memvisualisasi data, serta mendistribusikan benih ke jutaan petani di seluruh Indonesia.

Meningkatkan kesejahteraan petani

“Kami percaya, data memainkan peranan yang semakin penting dewasa ini,” kata Glenn.

“Dalam melakukan riset misalnya, kami mengumpulkan banyak sekali data, mulai data sekuen DNA (deoxyribonucleic acid) tomat yang berukuran sekitar 950 juta pasang basa (950 Mega Basepair) hingga sekuen DNA cabai sekitar 3,5 miliar pasang basa (3,5 Giga Basepair),” katanya.

“Dari situ kami melakukan proses pengolahan big data (data besar) untuk mengidentifikasi marka (penanda) genetik yang membantu menghasilkan benih yang berkualitas,” kata Glenn.

Selama ini, proses tersebut memakan waktu sekitar 24 jam karena pengolahan data perlu dilakukan on premise. Yaitu adopsi teknologi penyimpanan dan pengolahan data, yang mulai dari perangkat keras (hardware) hingga lunak (software), dilakukan sepenuhnya oleh Ewindo.

Namun setelah bertransformasi bersama Microsoft dengan teknologi cloud, terutama melalui Microsoft Genomics dan Azure High-Performance Computing, pengolahan data menjadi 5 jam.

Sederhananya begini. Pada on-cloud, adopsi teknologi memanfaatkan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi. Seluruh infrastruktur disediakan cloud provider, dalam hal ini Microsoft sebagai penyedia layanan. Perusahaan pengguna mempunyai hak akses (login).

Selain pengolahan datanya sangat cepat, “Insight yang dapat kami tarik pun mampu dilakukan secara lebih mendalam termasuk dengan memanfaatkan data riset sebelumnya,” papar Glenn.

Sebagai informasi, insight (nilai) diperoleh dari analisis data. Dalam analisis ini ditemukan pola dan tren data. Dari sinilah diperoleh insight, yang diperlukan dalam mengambil keputusan.

“Hasilnya kami dapat terus menyediakan benih lokal mutakhir yang dapat menghasilkan sayuran berkualitas, sehingga membantu meningkatkan kualitas penen para petani di Indonesia. (Dengan begitu) berkontribusi (meningkatkan) kesejahteraan mereka,” kata Glenn.

Penyimpanan dan visualisasi data

Dengan Azure Datawarehouse dan Power Business Intelligent, memungkinkan perusahaan yang berkantor pusat di Purwakarta, Jawa Barat, itu mengintegrasikan seluruh data hanya pada satu platform, mengidentifikasi masalah, dan mengambil keputusan dengan cara cepat dan akurat.

Misalnya keputusan perusahaan untuk memprediksi permintaan pasar terhadap benih sayuran.

Dengan memanfaatkan pertanian yang berbasis data akan memudahkan perusahaan untuk menyimpan dan memvisualisasi data, yang dapat dimanfaatkan dalam membuat keputusan.

Selan itu, teknologi berbasis cloud mampu memberikan fleksibilitas yang mendorong kreativitas pekerja. Misalnya pekerja dapat mengembangkan program ketelusuran (traceability) yang memungkinkan distributor untuk melacak status pengiriman benih-benih sayuran di Indonesia.

Dengan adanya program ini memungkinkan Ewindo memperbarui data distribusi seketika dan menjaga hubungan baik dengan distributor. Sebab, prosesnya dilakukan efektif dan transparan.

Selain itu, Ewindo pun mampu mengontrol mutu yang optimal dalam seluruh kegiatan operasi.

Inovasi memajukan pertanian Indonesia

“Merupakan sebuah kebanggaan kami di Microsoft untuk menjadi solution partner (mitra solusi) Ewindo,” kata Fiki Setiyono, Azure Business Group Lead Microsoft Indonesia.

“Terutama melihat bagaimana Ewindo berinovasi menggunakan Microsoft cloud untuk memaksimalkan pertanian berbasis data, serta memberdayakan jutaan petani Indonesia,” tambahnya.

Microsoft memang mempunyai misi untuk mengakselerasi inovasi pada industri agrikultur.

Karena itu, pihaknya berharap transformasi yang dilakukan Ewindo dapat menjadi inpirasi bagi perusahaan dan ekosistem bidang pertanian lainnya untuk melakukan transformasi digital.

“Secara kolektif, inovasi ini akan kita bangun guna memajukan sektor pertanian Indonesia dan memberdayakan para petani dalam negeri,” kata Fiki Setiyono.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. Siaran pers Microsoft Indonesia, Selasa, 15 Desember 2021.
  2. https://infokomputer.grid.id/read/122318483/antara-on-premise-dengan-on-cloud-inilah-perbandingan-dari-keduanya?page=all.