Luas lahan itu sekitar 80m2. Di RW 01, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, DKI Jakarta. Ada bangunan kecil di bagian depan. Ada bank sampah. Ada pelbagai tanaman.
Lihatlah ciplukan (Physalis angulata L.). Di dalam buah dan daunnya terkandung pelbagai senyawa penting seperti saponin, flavonoid, polifenol, fisalin, asam malat, alkaloid, tanin, kriptosantin dan vitamin C yang bermanfaat bagi kesehatan.
Di dalam buah ciplukan juga terkandung asam oleat dan linoleat yang terbukti ampuh dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL atau low-density lipoprotein) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL atau high-density lipoprotein).
Ada bunga telang (Clitoria ternatea) yang bermanfaat bagi kesehatan mata. Campurkan lima bunga telang ke dalam 50ml air. Air berwarna biru kental. Saring air rendaman tersebut agar bersih dari sisa bunga yang terendam. Air rendaman yang telah disaring ini dapat digunakan sebagai obat tetes mata.
Apotek hidup
Lahan sempit di tengah kota tersebut berfungsi sebagai apotek hidup atau tanaman obat keluarga (TOGA). Selain ciplukan dan bunga telang, ada kemangi (Ocimum basilicum), kelor (Moringa oleifera), serai atau sereh (Cymbopogon citratus), ginseng atau kolesom jawa (Talinum paniculatum), kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dan handeleum atau daun ungu (Graptophyllum pictum).
Di samping tanaman obat, ada juga tanaman konsumsi sehari-hari seperti sayuran, umbi dan rempah. Ada kangkung akar (Ipomoea reptans), bayam (Amaranthus tricolor L.), oyong (Luffa acutangula), sawi hijau (Brassica rapa), cabai (Capsicum annuum), singkong (Manihot esculenta) dan bangle (Zingiber cassumunar), salah satu jenis tanaman rempah yang masih sekerabat dengan jahe (Zingiber officinale).
Pelbagai tanaman di atas adalah buah karya Kampung Berseri Astra (KBA) Kebon Pala di bidang lingkungan hidup di RW 01 tersebut. Di RW yang terpilih sebagai salah satu KBA, yang merupakan kegiatan corporate social responsibility (CSR) PT Astra Internasional Tbk, ini juga terdapat Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kebon Pala Berseri seluas 1.100m2, yang dibangun Pemerintah Daerah Jakarta.
Binaan Astra
“Sebelum masuk KBA, sudah ada RPTRA. Lalu RW 01 terpilih sebagai kampung binaan Astra, KBA Kebon Pala,” kata Catur Sugiyono, Ketua RW 01 dan Ketua KBA Kebon Pala, pertengahan Desember 2019. Program KBA meliputi empat pilar, yaitu bidang lingkungan, pendidikan, kesehatan dan kewirausahaan.
RPTRA Kebon Pala Berseri diresmikan Gubernur DKI Jakarta (semasa Basuki Tjahaja Purnama) pada 28 Januari 2016. Belum lama kemudian, RW 01 terpilih sebagai salah satu kampung binaan Astra secara berkelanjutan.
“Harapan Astra, dengan adanya KBA ini bakal banyak yang menjadi pelopor atau penggiat di bidang lingkungan, pendidikan, kesehatan dan ekonomi,” kata Catur saat ditemui di bank sampah.
Di bank sampah ini dulu ada pengolahan sampah menjadi kompos. Tapi karena sulit menjual komposnya sementara perlu biaya operasional, maka pengolahan kompos terhenti.
Kini di bank sampah ini hanya dilakukan pemilahan sampah organik dan anorganik. Yang organik diangkut petugas sampah untuk diantar ke Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, sedangkan yang anorganik seperti botol, karton dan akrilik dibuat kerajinan atau dijual. Misalnya kerajinan bunga dari akrilik.
Kegiatan kewirausahaan bukan hanya kerajinan dari sampah anorganik tetapi juga dari hasil tanaman seperti bayam yang dijual kepada warga. “Alhamdulillah sudah berhasil menjual bayam ke warga. Hasil penjualannya bisa untuk membeli kopi dan minuman untuk petugas yang menanam,” tambah Catur.
Melalui program empat pilar KBA ini diharapkan warga di lingkungan RW 01 dan sekitarnya makin lebih sadar lagi dengan kebersihan. “Lingkungan itu tidak hanya menanam pohon, bunga dan sebagainya tetapi juga kebersihan lingkungan,” papar Catur yang didampingi Mulyadi, Ketua bidang Lingkungan Hidup RW 01.
Saat ini di KBA Kebon Pala ini masih fokus menanam tanaman obat dan kebutuhan sehari-hari. Kelak akan menanam tanaman hias. “Kita rencanakan tanaman hias di sepanjang pinggir jalan. Sementara di sepanjang embung (di samping RPTRA) sudah ditanam mangga, sukun dan jambu air,” kata Catur.
“KBA benar-benar peduli lingkungan. Kalau nggak dibantu tumbuhan, panas semakin tinggi,” katanya.
Bernilai estetis
Selain bernilai fungsional seperti untuk obat, pangan dan lingkungan, tanaman juga bernilai estetis, misalnya dari bentuk, tekstur, warna daun dan warna bunga. Keempat hal ini dapat menimbulkan efek visual dan psikologis bagi yang memandang tanaman tersebut. Warna cerah akan memberikan kesan rasa senang, gembira, hangat dan dekat. Warna lembut dapat memberikan rasa tenang, sejuk dan jauh.
Suasana sejuk dengan rerimbunan tanaman di pekarangan rumah atau di sepanjang pinggir jalan bisa kita jumpai juga di KBA RW 16 Kelurahan Baktijaya, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Di sepanjang pinggir jalan di dalam Komplek Perumahan Depok II Timur ini banyak ditemukan tanaman hias seperti pucuk merah, tanaman obat seperti kelor, sayuran seperti katuk dan buah-buahan seperti mangga.
Dapat dikatakan KBA menjadi #ikon kebanggaan bangsa. Betapa tidak. Dengan semakin banyaknya KBA di perkotaan, diharapkan kian banyak pelopor atau penggiat di bidang lingkungan hidup di perkotaan.
Dengan demikian, kian banyak kampung urban farming (pertanian perkotaan) yang terwujud melalui program KBA di bidang lingkungan.
Pelbagai komunitas dan penggiat lahir untuk memelopori kegiatan-kegiatan produktif, yaitu memanfaatkan ruang terbuka, sekalipun sempit, sebagai lahan hijau produktif.
Yang menarik kegiatan KBA ini berkelanjutan. Sekali satu RW terpilih sebagai KBA, maka akan terus-menerus mendapat binaan dari Astra.
“Astra berpartner dengan LSM (lembaga swadaya masyarakat) di bidang lingkungan hidup yang berkomunikasi dengan kami untuk membina, membimbing, mengumpulkan, memberikan pelajaran, fasilitas, semangat dan dukungan. Kita dibantu dengan anggaran,” papar Catur.
Pesan untuk kebaikan
Setelah lebih dari dua tahun berkomunikasi dengan Astra melalui KBA, ada suatu filosofi yang dirasakan Catur. “Di Jakarta ini sebenarnya banyak tanah kosong. Astra ingin menemukan ‘emas’ atau ‘berlian’ di suatu wilayah untuk menjadi penggiat lingkungan, pendidikan, kesehatan dan kewirausahaan,” kata Catur. Dengan kesabaran, bisa ditemukan orang-orang yang dimaksud.
Dari dalam diri Astra, seperti yang dirasakan Catur, ada pesan tersembunyi untuk kebaikan. “Astra itu punya prinsip seperti dalam agama. Banyak memberi maka banyak pahalanya. Astra banyak membantu akhirnya perusahaannya lebih bagus. Di situ saya salut dengan Astra,” kata Catur, yang juga berbisnis kerajinan.
Penggiat lingkungan hidup juga mempunyai pesan tersembunyi untuk kebaikan. Bukan hanya untuk diri dan keluarganya tetapi juga untuk masyarakat. Apalagi di perkotaan. Melalui kegiatan KBA diharapkan semakin banyak orang yang peduli dengan kebersihan, keasrian dan kenyamanan di wilayah sekitarnya.
Syatrya Utama