harga gabah dan beras tahun 2024
Ilustrasi. Tanaman padi di sawah.

AGRIKAN.ID – Pada saat panen raya, harga gabah cenderung turun. Hal ini mulai terlihat pada saat panen raya Maret dan April 2024. Apalagi panen raya padi akan berlangsung sampai Mei 2024.

Di tingkat petani, harga GKP (gabah kering panen) sudah menyentuh Rp5.300 per kg. Kantong petani bisa kurang nyaman. Padahal, sebelumnya, harganya sempat bertengger di angka Rp7.000 per kg.

Karena itulah pemerintah menaikkan sejenak harga pembelian pemerintah (HPP) terhadap gabah dan beras. Paling tidak, bisa memotivasi petani agar tetap bersemangat menanam padi pada musim tanam 2 (MT II) atau biasa disebut dengan musim kemarau 1 (MK I) selama April sampai Juli 2024.

Lihat juga: 3 Fase pertumbuhan tanaman padi

Beleid baru tersebut berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 167 Tahun 2024 tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah.

Kebijakan fleksibilitas (keluwesan) harga gabah dan beras tersebut berlaku 3 April 2024 sampai 30 Juni 2024.

Dalam keputusan tersebut dipaparkan HPP terhadap gabah dan beras yang diterapkan bagi Perum Bulog.

  • HPP terhadap gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang sebelumnya Rp5.000 per kg difleksibelkan menjadi Rp6.000 per kg.
  • HPP terhadap gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog yang sebelumnya Rp6.300 per kg difleksibelkan menjadi Rp7.400 per kg.
  • HPP terhadap beras di gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh 95%, kadar air 14%, butir patah maksimal 20%, dan butir menir maksimal 2% yang sebelumnya Rp9.950 per kg difleksibelkan menjadi Rp11.000 per kg.

“Kita putuskan adanya fleksibilitas HPP bagi Bulog. Ini agar Bulog dapat meningkatkan stok CBP (Cadangan Beras Pemerintah) yang berasal dari produksi dalam negeri, jadi tidak hanya bersumber dari importasi,” kata Arief Prasetyo Adi.

Tonton juga: Relaksasi HET beras premium

Kepala Bapanas itu menyampaikan keterangan seusai mendampingi Presiden Jokowi meninjau penyaluran bantuan beras di Kabupaten Merangin, Jambi, Rabu, 3 April 2024.

Harga gabah dan CBP

CBP, menurut Peraturan Bapanas Nomor 6 Tahun 2023, merupakan persediaan gabah atau beras yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah.

Dalam Pasal 4 Peraturan tersebut, Kepala Bapanas menugaskan Perum Bulog melakukan pembelian gabah dan beras berdasarkan HPP dan rafaksi harga gabah dan beras untuk pengadaan CBP.

Dalam Peraturan Bapanas Nomor 6 Tahun 2023 itu dipaparkan HPP terhadap gabah dan beras yang diterapkan bagi Perum Bulog.

  • HPP terhadap gabah kering panen (GKP) dengan kadar air maksimum 25% dan kadar hampa maksimum 10% di tingkat petani Rp5.000 per kg.
  • HPP terhadap gabah kering giling (GKG) dengan kadar air maksium 14% dan kadar hampa maksimum 3% di gudang Perum Bulog Rp6.300 per kg.
  • HPP terhadap beras dengan derajat sosoh minimum 95%, kadar air maksimum 14%, butir patah maksimum 20%, dan butir menir maksimum 2% di gudang Perum Bulog Rp.9.950 per kg.

Nah, dengan keluarnya Surat Keputusan Kepala Bapanas Nomor 167 Tahun 2024, maka Peraturan Bapanas Nomor 6 Tahun 2023 tersebut sejenak tidak berlaku dari 3 April 2024 sampai 30 Juni 2024.

Kenyataan di lapangan, sebelum panen raya, harga GKP di atas HPP dan rafaksi sehingga Bulog tidak bisa membeli gabah dan beras untuk pengadaan CBP. Jika Bulog membeli gabah dan beras di atas ketentuan HPP dan rafaksi, maka perusahaan negara itu bisa dianggap melanggar peraturan.

Karena itulah, untuk pengadaan CBP, Perum Bulog lebih banyak melakukan impor beras. Dengan menaikkan sejenak harga gabah dan beras, Perum Bulog berpeluang membeli gabah dan beras dari petani di dalam negeri, bukan dari petani di luar negeri (baca: impor).

Lihat juga: Dengan impor, persediaan beras aman

Di sisi lain, ketika panen raya tiba, harga gabah dan beras cenderung turun. Dengan menaikkan sejenak HPP terhadap gabah dan beras, Perum Bulog bisa membeli gabah dan beras dari petani di dalam negeri sesuai dengan HPP baru sehingga diharapkan bisa menjaga kesejahteraan petani.

Menjaga kesejahteraan petani, mengejar target produksi

Pada tahun 2024 ini, pemerintah (Kementerian Pertanian) menargetkan produksi beras 35 juta ton setara GKG (gabah kering giling) 54,67 juta ton.

Menurut Badan Pusat Statistik, potensi produksi beras periode Januari – April 2024 sekitar 10,7 juta ton setara GKG 16,51 juta ton. Kontribusinya baru sekitar 30,57% terhadap target produksi 2024.

Pemerintah perlu menjaga kesejahteraan petani agar petani terus bersemangat menanam padi sehingga produksi beras periode Mei – Desember 2024 bisa mencapai 24,3 juta ton setara GKG 37,96 ton. Jika hal ini tercapai, maka kontribusinya terhadap target produksi 2024 sekitar 69,43%.

Ditambah dengan potensi produksi Januari – April 2024, maka diharapkan target produksi beras tahun 2024 bisa tercapai.

Lihat juga: Pupuk subsidi tahun 2024 ditambah

Salah satu cara menjaga dan merawat kantong petani agar tetap nyaman, pemerintah menaikkan sejenak HPP terhadap gabah dan beras bagi Bulog dari 3 April 2024 sampai dengan 30 Juni 2024.

Pemerintah tidak hanya membela masyarakat kurang mampu, misalnya melalui program bantuan sosial beras, tetapi juga membela petani agar tetap bersemangat untuk melakukan usaha tani padi.

Syatrya Utama | Email: konten.agrikan@gmail.com

Referensi:

  1. Tohir, Winarno. 2019. Pertanian Presisi Untuk Mensejahterakan Petani. Jakarta: Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).
  2. Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 6 Tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras. Peraturan ini diundangkan dan diberlakukan 24 Maret 2023.
  3. https://badanpangan.go.id/blog/post/jaga-harga-di-tingkat-petaniprodusen-gabah-dan-beras-pemerintah-berikan-fleksibilitas-harga-untuk-bulog-serap-produksi-dalam-negeri.