Nugget ayam terbuat dari daging ayam kultur bermerek GOOD Meat, tepung terigu, dan protein berbasis kacang hijau.
Nugget ayam berbahan baku daging ayam kultur GOOD Meat. Sumber: Rilis Media Eat Just Inc., Rabu, 2 Desember 2020.

Jika suatu hari Anda mengonsumsi nugget ayam di restoran mewah di Singapura, boleh jadi Anda memakan daging ayam kultur (cultured chicken).

Sebab, di restoran kelas atas di sana akan dijual nugget ayam premium antara lain terbuat dari daging ayam kultur bermerek GOOD Meat, tepung terigu, dan protein kacang hijau.

Menurut rilis Eat Just Inc., produsen GOOD Meat, 2 Desember 2020, Singapore Food Agency (SFA), regulator pangan di Singapura, mengatakan daging ayam kultur ini aman dikonsumsi. Yang baru diizinkan SFA adalah daging ayam kultur bahan baku nugget.

Bekerjasama dengan Food Innovation and Resource Centre, fasilitas penelitian pangan yang dilakukan Singapore Polytechnic dan Enterprise Singapore, Eat Just Inc. juga akan memproduksi format daging ayam kultur lainnya untuk produk akhir selain nugget.

Daging ayam kultur ini terbuat dari biakan sel daging ayam, bukan dari pemeliharaan ayam di kandang. Sel tersebut bisa dari biopsi sel ayam hidup, daging ayam segar, bank sel, dan akar bulu ayam. Sel tersebut bisa berupa sel utama (otot dan lemak) dan sel punca (stem cell).

Setelah distandardisasi, sel tersebut dibiakan secara eksponensial di bioreaktor. Di dalam bioreaktor terdapat media tumbuh dengan puluhan zat seperti gula, garam, asam amino, mikronutrien, dan zat perangsang tumbuh.

Daging ayam kultur aman dan bernutrisi untuk konsumsi manusia.
Hidangan daging ayam kultur GOOD Meat. Sumber: Rilis Media Eat Just Inc., Rabu, 2 Desember 2020.

Daging ayam kultur yang dihasilkan mengandung protein tinggi, komposisi asam amino yang beragam, mengandung lemak tak jenuh tunggal sehat yang tinggi, dan kaya mineral.

Untuk meloloskan daging ayam kultur ini secara komersial, uji dilakukan panel ilmuwan dari Singapura dan Amerika Serikat. Panel tersebut terdiri atas ahli kedokteran, toksikologi, alergenisitas, biologi sel, dan keamanan pangan.

Berdasarkan pengujian, daging ayam kultur ini aman dan bernutrisi untuk dikonsumsi manusia. Karena itulah SFA mengizinkannya dijual di Singapura.

“Singapura pemimpin dalam segala inovasi, dari teknologi informasi ke biologi. Sekarang menjadi pemimpin dunia dalam membangun sistem pangan yang aman dan sehat. Saya yakin, pihak regulasi akan menyetujui penjualan daging kultur ini pertama di Singapura dan di seluruh dunia,” kata Josh Tetrick, pendiri dan CEO perusahaan rintisan teknologi pangan Eat Just Inc.

Menurut Tetrick, pada tahap awal, pemasaran daging ayam kultur ini dimulai di restoran kelas atas dulu, karena masih relatif mahal. Tetapi kelak, jika permintaan semakin tinggi sehingga produksi semakin banyak dan harga terjangkau, baru dipasarkan secara massal di masyarakat.

Ke depan, daging ayam kultur (cultured chicken) atau daging kultur (cultured meat) semakin populer.

Menurut laporan Barclays 2019, diperkirakan nilai pasar daging kultur ini US$ 14 miliar atau satu persen dari total pasar industri daging di dunia yang US$ 1,4 triliun. Tetapi pada tahun 2029, nilai pasar daging kultur ini akan meningkat menjadi sekitar US$ 140 miliar.

Ke depan, pasar daging ayam kultur dan daging kultur bakal semakin besar.
Masakan daging ayam kultur GOOD Meat. Sumber: Rilis Media Eat Just Inc., Rabu, 2 Desember 2020.

Beberapa perusahaan rintisan teknologi pangan di Singapura sudah mengembangkan daging dan telur kultur. Float Food, 29 Nopember 2020, mengumumkan, pada kuartal pertama tahun 2022 akan meluncurkan telur buatan berbasis kacang-kacangan.

Nopember lalu, Shiok Meats mengatakan sudah membuat laboratorium untuk memproduksi daging lobster dan meluncurkan produk pertama pada tahun 2022.

Sebelumnya, Eat Just Inc. sudah mengumumkan produksi telur buatan berbasis kacang hijau dengan merek JUST Egg di Singapura.

Perusahaan yang didirikan di Minnesota, Amerika Serikat, 2011, ini berpatungan dengan Proterra Investment Partners Asia Pte. Ltd., mendirikan anak usaha Eat Just Asia. Proterra menginvestasikan dana US$ 100 juta dan Eat Just Rp 20 juta.

Kehadiran daging ayam kultur, daging kultur, serta telur dan mayones berbasis protein kacang hijau, bakal menjadi pesaing kuat daging dan telur yang diproduksi konvensional.

Barangkali, yang menjadi hambatan pasar adalah kehalalan, terutama daging ayam kultur dan daging kultur.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. Rilis Media Eat Just Inc., Rabu, 2 Desember 2020.
  2. https://www.channelnewsasia.com/news/singapore/eat-just-lab-grown-chicken-cultured-meat-first-approval-sfa-13681072. Diakses Rabu, 2 Desember 2020.
  3. https://www.theguardian.com/food/2020/jan/19/cultured-meat-on-its-way-to-a-table-near-you-cultivated-cells-farming-society-ethics. Diakses Rabu, 2 Desember 2020.