Itik alabio telah cukup terkenal sebagai itik petelur yang sangat potensial. Penampilan fisiknya sangat berbeda dengan jenis-jenis itik lain yang ada di Pulau Jawa.
Itik alabio ini merupakan plasma nutfah ternak yang layak dibanggakan.
Secara tradisional, itik alabio banyak dipelihara di daerah rawa di Kalimantan Selatan dengan sistem lanting. Itik yang pusat pengembangannya di Kabupaten Hulu Sungai Utara ini diberi nama alabio karena banyak dipasarkan di Alabio.
Diduga itik ini berasal dari jenis itik mallard dengan warna bulu yang sangat menarik.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2921 Tahun 2011 tentang Penetapan Rumpun Itik Alabio tertanggal 17 Juni 2011 bahwa itik alabio merupakan salah satu rumpun itik lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Kalimantan Selatan.
Saat ini itik alabio telah banyak dijumpai di berbagai wilayah, baik di dalam maupun di luar Provinsi Kalimantan Selatan. Bahkan telah menjadi usaha tani beberapa peternak di Pulau Jawa.
Pusat produksi itik alabio ada di Desa Mamar, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Di sini terdapat sejumlah peternak yang memang telah mengembangkan unit-unit penetasan secara turun-temurun.
Perbaikan kualitas bibit
Namun selama ini belum ada upaya khusus untuk memperbaiki kualitas bibit secara genetik yang terarah sehingga produktivitasnya cenderung sama dari generasi ke generasi. Bahkan disinyalir telah mulai menurun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa itik alabio sangat potensial jika dikembangkan lebih jauh untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga dapat digunakan sebagai sumber pendapatan yang diandalkan bagi peternak.
Pemerintah berupaya untuk mengembangkan kualitas bibit alabio. Sebagai salah satu programnya, Balai Pembibitan Ternak Unggul Kambing Domba dan Itik, Kementerian Pertanian, Pelaihari, Kalimantan Selatan telah melaksanakan program pemurnian itik alabio dan menghasilkan itik parent stock (indukan) alabio.
Penampilan fisik itik alabio
- Tubuh berukuran relatif lebih besar dari itik petelur lainnya. Sikap berdirinya tidak terlalu tegak. Bobot itik dewasa betina 1,6 – 1,8 kg dan bobot itik dewasa jantan 1,8 – 2,0 kg.
- Warna bulu cokelat dengan bintik-bintik putih di seluruh badan dan garis putih di sekitar mata. Pada itik jantan, warna bulu cenderung lebih gelap dan pada sayap terdapat beberapa helai bulu suri yang mengkilap berwarna hijau kebiruan.
- Warna paruh dan kaki kuning terang.
Pakan
Pakan yang diberikan dapat berupa ransum campuran sendiri dengan memanfaatkan limbah pertanian atau perikanan yang sesuai dengan potensi wilayah masing-masing. Atau dapat juga diberi dalam bentuk konsentrat buatan pabrik.
Yang terpenting dari pakan ini adalah terpenuhinya zat gizi untuk kebutuhan itik.
Referensi:
- Brosur Itik Parent Stock Alabio, Balai Pembibitan Ternak Unggul Kambing Domba dan Itik, Pelaihari, Kalimantan Selatan.
- Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2921/Kpts/OT.140/6/2011 tertanggal 17 Juni 2011 tentang Penetapan Rumpun Itik Alibio.
- http://bibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/content/itik-alabio