Kalau saja Wance tidak datang ke rumahnya di Bengkulu pada 10 Maret 2020, mungkin saja Harlon Nuzirwan tidak pernah tahu daun sungkai dapat menangkal penyakit bergejala Covid-19.
“Banyak nian kemudahan dari Allah. Saat saya sakit bergejala Covid-19, kawan Wance datang meminta saya minum air rebusan daun sungkai. Alhamdulillah, saya sembuh,” cerita Harlon.
Pria kelahiran Bengkulu, 14 Februari 1957, ini yakin kedatangan Wance dengan tiba-tiba ke rumahnya adalah kehendak Allah. Sebab Wance ini sudah lama nian tidak bertandang.
Dengan niat menolong sesama manusia, Harlon membuat teh daun sungkai. Maklumlah, orang yang lama tinggal di Malaysia ini, 2000-2017, mendapat info bahwa di Negeri Jiran itu sudah dibuat teh daun sungkai. Tidak sulit Harlon mendapat info itu. Dua anaknya bermukim di sana.
Sebagai orang Bengkulu, suami Nurhanah ini tidak mau kalah pamor. Ia berharap, Bengkulu bisa menjadi pusat produksi teh daun sungkai murni, yang bermanfaat menangkal Covid-19, yang disebabkan virus Sars-Cov-2. Kalau yang di Malaysia, tehnya dicampur dengan teh hijau zahra.
Jika niat baik pehobi penombak ikan gebur (kuwe) di laut ini terwujud, bukan saja dapat mengangkat pamor provinsi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan rakyat provinsi Bengkulu.
Maklumlah, di provinsi yang berpenduduk sekitar 2 juta jiwa ini, sungkai banyak ditemukan di hutan, kebun, pekarangan, pagar pembatas, dan sebagainya. Tidak sulit rakyat memanennya.
Sawit pernah menjadi kebanggaan rakyat Bengkulu. Harlon juga mempunyai kebun sawit 30 ha. Tetapi sekarang sawit sudah kurang menjanjikan. “Cuma sawit kurang menjanjikan,” katanya.
Jika nanti teh daun sungkai kian banyak terbukti mampu menangkal Covid-19, bisa jadi sungkai ini menjadi pengungkit baru perekonomian rakyat di Bengkulu. Itulah salah satu harapan Harlon.
SMA Perguruan Cikini
Harlon adalah anak bungsu dari 6 bersaudara dari pasangan Razzak dan Mimma. Orang tuanya pengusaha sejak zaman Jepang sampai merdeka. Boleh dikatakan keluarga ini bergelimang harta.
Keluarga ini pernah mempunyai Hotel Samudra 1 dan Hotel Samudra Dwinka di Bengkulu. Tetapi pada tahun 2018 kedua hotel tersebut dijual dan hasilnya dibagi di antara 6 bersaudara.
Dari hasil warisan, alumnus Sekolah Tinggi Teknik Nasional (STTN), kini Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Jakarta, ini membeli SPBU atau pompa bensin di Bengkulu Tengah.
“Saya sudah dilabeli pengusaha. Dulu pengusaha hotel, sekarang pengusaha minyak,” paparnya.
Sebagai anak orang kaya, tidak sulit bagi ayah 4 anak ini dulu sekolah di SMA Perguruan Cikini, Jakarta. Di sekolah inilah Soekarno dan Soeharto menyekolahkan anak-anak mereka. Harlon lulus SMA tahun 1975.
“SMA Perguruan Cikini dulu top. Banyak anak orang kaya yang sekolah di sana,” katanya.
Proyek KAMA Arab Saudi
Meskipun keturunan orang kaya, setamat kuliah di STTN, Harlon tetap bekerja. Ia tidak mau mengandalkan harta kekayaan orang tuanya. Pada tahun 1981-1987 ia bekerja di Arab Saudi.
“Menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah,” tulis Harlon melalui messenger FB.
Ia bekerja di proyek King Abdul Aziz Millitary Academy (KAMA) dengan konsultan dari Amerika Serikat. Nilai proyek waktu itu sekitar US$ 206 juta. Di sinilah musibah itu datang.
Suatu hari, ia berempat dengan temannya mengendarai mobil Cadillac dengan kecepatan sekitar 115 km per jam. Mereka kecelakaan.
Mobil terguling-guling beberapa kali membentur apa saja yang ada di sekitarnya. Bayangkan, atap mobil saja rata dengan kap depan dan bonet belakang.
Alhamdulillah mereka selamat. Selain mobilnya kuat, waktu itu mereka menggunakan sabuk pengaman. Meski selamat, tetapi mereka diminta mengganti mobil dan diancam putus kontrak.
Mereka benar-benar menderita. Di tengah kegalauan itu, datang seorang pengusaha Arab Saudi yang mau mengganti mobil itu.
“Alhamdulillah ada pengusaha Arab Saudi yang menggantinya dengan mobil baru sebagai zakat. Kami tetap bekerja dan tidak diputus kontrak,” kata Harlon.
Jika kita sedang kesulitan dan ada yang mau membantu, nilainya sangat berarti. Sama ketika Harlon sakit, datang temannya, Wance, memberi petunjuk minum air rebusan daun sungkai.
“Saya sangat terkesan, kalau ada yang membantu di tengah kesulitan,” cerita Harlon. Bukan berapa besar nilai bantuan tersebut, tetapi berkat bantuan yang ikhlas itu Harlon bisa selamat.
Proyek di Malaysia
Sepulang dari Arab Saudi, pria yang sudah melanglang buana ke puluhan negara ini pulang ke Jakarta, 1987-1990. Sepuluh tahun di Bengkulu, lalu ia ke Malaysia, 2000-2017. Membangun proyek Bandar Baru. Di sinilah Harlon kenal baik dengan Menteri Besar Selangor, Malaysia.
Menteri Besar ini berada langsung di bawah Perdana Menteri. Jangan heran kalau Harlon sering diajak Menteri Besar ke luar negeri. Meski begitu, sejak bujangan ia juga sering ke luar negeri.
Banyak negara yang dikunjungi Harlon, antara lain Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Korea Selatan, Jepang, India, Turki, Mesir, New Zealand, Australia, Bahrain, UAE, Arab Saudi, Perancis, Spanyol, Jerman, dan Inggris. Sedianya tahun ini ke AS, tapi gegara Covid-19, ditunda.
Yang menarik, ia pernah membawa Menteri Besar Selangor ke Bengkulu. Mereka naik jet pribadi mendarat di bandara Fatmawati. Selama bertandang di Bengkulu, “Saya bawa beliau (Menteri Besar Selangor) ke Pulau Tikus (Bengkulu),” kata Harlon melalui telepon genggam.
MM STIE IPWI
Sebagai pengusaha, otak dan hati Harlon terus berkreasi. Ketika universitas di Bengkulu belum mempunyai program Magister Manajemen (MM), ia membuka program MM di provinsi ini.
Ia bekerjasama dengan STIE IPWI, Jakarta. Kuliahnya di Hotel Samudra Dwinka, Bengkulu. Semuanya menggunakan dosen terbang dari Jakarta. Para dosen itu menginap di hotel Harlon.
Jadwal kuliahnya dipadatkan Sabtu-Minggu. Banyak pejabat yang kuliah di program MM ini.
Ada juga teman akrabnya kuliah di MM ini akhirnya bisa melanjutkan S3 di sebuah perguruan tinggi di Bogor, Jawa Barat. “Nasibnya baik, sekarang teman itu bergelar profesor,” kata Harlon.
Tetapi berkat membuka program MM ini, Harlon mendapat gelar Dr. (HC) dari Amerika Serikat.
Teh daun sungkai untuk kebaikan
Sebenarnya, banyak orang yang telah merasa terbantu dengan meminum teh daun sungkai buatan Harlon. Menurut cerita, ada seorang mantan pejabat di Bengkulu yang sembuh dari Covid-19 setelah minum teh daun sungkai dan suntik vitamin C dosis tinggi. Tapi belum bisa diungkap.
Ada juga rekan temannya di Pekanbaru, Riau. Sudah dua kali dites, positif Covid-19. Pasien itu dirawat di rumah sakit. Setelah meminum teh daun sungkai tiga kali sehari selama tiga hari, pada hari kelima dites lagi, ternyata negatif Covid-19. Begitu juga setelah dites lagi pada hari ketujuh.
“Alhamdulillah, setelah minum (teh daun sungkai) dari Bang Harlon pagi-sore selama tiga hari, pada tes hari kelima negatif Covid-19. Begitu juga tes hari ketujuh. Sekarang saudara saya itu diisolasi di rumah,” tulis sebuah sumber, yang tidak mau disebutkan namanya, melalui WA.
Boleh dikatakan, kehadiran teh daun sungkai buatan Harlon ini dapat membuat Covid-19 ambyar. Teh ini membuat virus Sars-Cov-2, penyebab Covid-19, tercerai-berai. Selain dapat meningkatkan antibodi, teh ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Bayangkan, dari seorang bernama Wance, Harlon berhasil menebarkan kebaikan untuk sesama manusia melawan Covid-19. “Saya membuat teh daun sungkai ini untuk kebaikan,” kata Harlon.
Syatrya Utama (email: syatrya_utama@yahoo.com)