impor premiks fortifikan untuk tepung terigu
Ilustrasi. Tepung terigu Segitiga Biru, produksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

AGRIKAN.ID – Tepung terigu diolah dari gandum (Triticum spp.). Rendemen penggilingan biji gandum (kernel) kering menjadi tepung terigu sekitar 78,16%.

Di Indonesia, pada tahun 2023, kebutuhan tepung terigu sekitar 6,8 juta ton setara biji gandum kering 8,7 juta ton. Jadi, kebutuhan terigu sekitar 550 ribu sampai 600 ribu ton per bulan.

Industri pangan berbasis terigu memang terus berkembang di Indonesia. Menurut Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), terdapat dua kategori industri pengguna terigu. Pertama, industri besar dan modern. Kedua, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pada umumnya, mereka menggunakan terigu untuk produksi mie instan, roti, dan mie basah.

Lihat juga: Harga roti dan mie bisa naik

Bagi UMKM, terigu digunakan sebagai bahan baku untuk membuat roti, biskuit, kue, kue tradisional, mie basah, pancake, dan pastry. Bisa dibilang, puluhan juta UMKM di Indonesia menggunakan bahan baku terigu.

Dengan keluarnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pangaturan Impor tertanggal 11 Desember 2023, bisa mengganggu pasokan tepung terigu, terutama untuk UMKM. Permendag tersebut mulai berlaku 11 Maret 2024.

Dengan peraturan baru tersebut, prosedur impor premiks fortifikasi untuk tepung terigu yang semula hanya dengan Laporan Surveyor (LS), kini harus dengan LS dan Persetujuan Impor (PI).

Dengan ketentuan baru tersebut, menurut Franciscus (Franky) Welirang, Ketua Umum Aptindo, bisa mengganggu penyediaan premiks fortifikasi yang dibutuhkan untuk memproduksi terigu.

Sebab, impor premiks fortifikan semakin sulit. “Prosedur administrasi semakin panjang dan butuh waktu lama, bisa sampai berbulan-bulan,” kata Franky dalam keterangan resmi Rabu, 17 April 2024, sebagaimana dikutip cnbcindonesia.com.

Ganggu pasokan tepung terigu bagi UMKM

Pada saat ini, “Ketersediaan premiks fortifikan (bahan fortifikasi) dari setiap anggota kami industri terigu nasional cukup untuk bulan April 2024 sampai dengan bulan Juni 2024,” kata Franky.

“Jika belum ada solusi pengadaan premiks fortifikan sampai dengan bulan April ini, hampir bisa dipastikan pasokan tepung terigu nasional akan berkurang lebih dari 50%,” tambah Franky.

“Dan pasti berpotensi berdampak kepada kelangkaan tepung terigu, bahkan kenaikan harga tepung terigu di pasar. Kasihan masyarakat kita,” katanya. Terutama jutaan UMKM pengguna terigu.

Menurut Franky, pihaknya sudah berkirim surat kepada Pemerintah melalui berbagai instansi terkait sejak bulan Maret lalu. Bahkan surat pertama Aptindo langsung ditujukan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Lihat juga: Mari makan nasi sorgum

“Tapi sampai sekarang, sudah hampir 2 bulan, belum ada balasan. Kami para pelaku industri terigu nasional belum pernah mendapat arahan yang jelas dan pasti, kenapa harus berubah aturan impor pengadaan premiks fortifikan ini. Bahkan tidak ada jawaban yang pasti,” tukasnya.

Aptindo berharap pemerintah segera meninjau ulang aturan Permendag 36 tahun 2023 tentang pengadaan premiks fortifikan untuk terigu.

“Pemerintah harus dan perlu segera membuatkan aturan baru atau pengecualian khusus terkait impor premiks fortifikan untuk tepung terigu, karena stok (premiks fortifikan) sudah sangat menipis. Bahkan ada yang sudah habis bulan April ini,” urai Franky.

Ketentuan premiks fortifikan tepung terigu

Premiks fortifikan merupakan bahan yang digunakan untuk fortifikasi (pengayaan) atau penambahan zat gizi mikro pada terigu, yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), asam folat (vitamin B9), zat besi, dan seng. Hal ini sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Coba Anda perhatikan, misalnya tepung terigu merek Segitiga Biru. Tepung terigu yang diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk itu mempunyai komposisi: tepung terigu, vitamin B1, vitamin B2, asam folat, zat besi, dan seng. Khusus tepung terigu dicetak tebal sebagai pertanda mengandung alergen (zat alergi).

Dengan tambahan (fortifikan) vitamin dan mineral tersebut, membuat terigu lebih bergizi.

  • Vitamin B1 antara lain bermanfaat membantu sel-sel tubuh mengubah karbohidrat menjadi energi.
  • Vitamin B2 antara lain dapat menjaga kesehatan mata, sistem saraf, kulit, saluran pencernakan, dan otak.
  • Asam folat antara lain berperan dalam pembelahan sel dan pertumbuhan jaringan sehingga penting untuk perkembangan normal tubuh.
  • Zat besi antara lain dapat menjaga dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Seng antara lain dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi peradangan, dan mempercepat penyembuhan luka.

Perlu diketahui penggunaan terigu di Indonesia sudah meluas. Karena itulah, untuk mengatasi kekurangan gizi masyarakat, pemerintah mewajibkan produsen melakukan fortifikasi tepung terigu dengan zat gizi mikro.

Lihat juga: Sorgum, salah satu pangan lokal

Fortifikasi bertujuan menggantikan zat gizi yang hilang selama pemrosesan sehingga dihasilkan tepung gandum atau terigu fortifikasi (enriched wheat flour).

Kebutuhan premiks fortifikan untuk terigu di Indonesia sekitar 1.500 ton sampai 1.800 ton per tahun atau 125 ton sampai 150 ton per bulan.

Bayangkan, jika pengadaan premiks fortifikan terganggu. Hampir dipastikan akan mengganggu pasokan terigu di Indonesia. Risikonya bisa dirasakan UMKM pengguna tepung terigu.

Bukan saja bisa membuat pasokan terigu terganggu, tetapi harganya juga naik. “Kami tidak mungkin memasarkan tepung terigu ke masyarakat tanpa adanya premiks fortifikasi,” jelas Franky.

Syatrya Utama | Email: konten.agrikan@gmail.com

Referensi:

  1. Permendag No. 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Peraturan yang ditandatangani Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tanggal 11 Desember 2023 itu mulai berlaku 90 hari sejak diundangkan 11 Desember 2023. Jadi mulai berlaku 11 Maret 2024.
  2. https://www.cnbcindonesia.com/news/20240417104344-4-530956/bos-pengusaha-teriak-aturan-impor-ancam-produksi-terigu-bikin-langka.
  3. https://www.family.abbott/id-id/ensure/tools-and-resources/tips-on-how-to-live-strong/nutrition/manfaat-gandum.html.