perusahaan produsen biodiesel berbasis sawit
Perusahaan produsen biodiesel berbasis sawit di Indonesia. Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 30 November 2021.

Produksi biodiesel B30 di Indonesia pada tahun 2021, menurut Airlangga Hartarto, mencapai 9,4 juta kiloliter (KL) atau setara dengan 64,14 juta barel.

“Program mandatori biodiesel di negara kita merupakan inisiatif dan pencapaian yang luar biasa,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu.

“Kami ingin menunjukkan mandatori biodiesel sebagai bagian dari event Road to G20 yang diadakan bersamaan dengan meeting G20 Energy Transitions Working Group di Yogyakarta,” katanya.

Hal itu disampaikan Airlangga dalam sambutannya secara virtual pada acara 3rd Palm Biodiesel Conference 2022, yang dilaksanakan di Yogyakarta, Kamis, 24 Maret 2022.

Biodiesel, yang dihasilkan dari sumber terbarukan, sebagai alternatif bahan bakar fosil, menurut Arifin Tasrif, memiliki berbagai pengaruh positif dalam berbagai aspek.

  • Memberikan nilai tambah melalui hilirisasi industri pertanian dalam negeri.
  • Menstabilkan harga crude palm oil (CPO).
  • Meningkatkan kesejahteraan petani kecil.
  • Menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
  • Mengurangi bahan bakar impor.
  • Menghemat devisa negara dan neraca perdagangan.
  • Menyediakan kesempatan kerja.
  • Menjaga ketahanan energi.

“Kami percaya bahwa kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, pasarnya besar, dan akan terus tumbuh,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu di Yogyakarta, Kamis, 24 Maret 2022.

“Pada tahun 2021, nilai ekonomi dari implementasi B30 lebih dari US$4 miliar dan berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga (ekuivalen) 25 juta CO2,” tambah Arifin.

Sumber daya energi baru dan terbarukan

Sebagaimana kita ketahui, Kebijakan Energi Nasional Indonesia menetapkan ambisi untuk mengubah bauran energi dengan memprioritaskan sumber daya energi baru dan terbarukan.

Kebijakan tersebut menargetkan kontribusi sumber daya energi baru dan terbarukan sekitar 23% dari total bauran energi primer pada tahun 2025.

Pada tahun 2021, pangsa energi terbarukan sudah mencapai 11,7% dari total bauran energi. Dari porsi tersebut, biodiesel berkontribusi sekitar 35%.

Tetapi, imbuh Arifin, pembangunan biodiesel berbasis sawit tidak boleh berbenturan dengan pangan, pakan, dan pupuk.

Selain itu, menghindari pembukaan lahan secara besar-besaran yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

“Diperlukan cara-cara baru yang inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi, menghasilkan bahan bakar yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, meningkatkan daya dukung lingkungan, dan lebih menyejahterakan petani,” kata Arifin.

Perusahaan produsen biodiesel berbasis sawit

Berikut 32 perusahaan produsen biodiesel berbasis sawit di Sumatra Utara, Riau, Lampung, Banten, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.

  1. PT Sintong Abadi di Sumatra Utara. Kapasitas 35.000 KL dan investasi US$2.444.000.
  2. PT Musim Mas (Medan) di Sumatra Utara. Kapasitas 459.770 KL dan investasi US$31.339.031.
  3. PT Permata Hijau Palm Oleo di Sumatra Utara. Kapasitas 417.214 KL dan investasi US$56.165.185.
  4. PT Sari Dumai Oleo di Riau. Kapasitas 413.793 KL dan investasi US$41.379.310.
  5. PT Intibenua Perkasatama di Riau. Kapasitas 442.529 KL dan investasi US$55.555.556.
  6. PT Ciliandra Perkasa di Riau. Kapasitas 287.356 KL dan investasi US$46.581.449
  7. PT Pelita Agung Agrindustri di Riau. Kapasitas 229.885 KL dan investasi US$48.275.862.
  8. PT Pelita Agung Agrindustri di Riau. Kapasitas 568.966 KL dan investasi US$70.671.724.
  9. PT Sari Dumai Sejati di Riau. Kapasitas 689.655 KL dan investasi US$30.000.000.
  10. PT Wilmar Bioenergi Indonesia di Riau. Kapasitas 1.603.448 KL dan investasi US$158.126.118.
  11. PT Bayas Biofuels di Riau. Kapasitas 862.069 KL dan investasi US$85.000.000.
  12. PT LDC Indonesia di Lampung. Kapasitas 482.759 KL dan investasi US$78.518.519.
  13. PT Tunas Baru Lampung di Lampung. Kapasitas 402.299 KL dan investasi US$26.962.963.
  14. PT Musim Mas (Batam) di Kepulauan Riau. Kapasitas 896.552 KL dan investasi US$172.364.673.
  15. PT Alpha Global Cynergy di Banten. Kapasitas 12.000 KL dan investasi US$3.000.000.
  16. PT Multimas Nabati Asahan di Banten. Kapasitas 568.966 KL dan investasi US$48.642.000.
  17. PT Sinar Mas Bioenergy di Jawa Barat. Kapasitas 455.400 KL dan investasi US$111.678.349.
  18. PT Sumiasih di Jawa Barat. Kapasitas 114.943 KL dan investasi US$26.666.667.
  19. PT Darmex Biofuel di Jawa Barat. Kapasitas 287.356 KL dan investasi US$57.629.630.
  20. PT Anugerahinti Gemanusa di Jawa Timur. Kapasitas 160.920 KL dan investasi US$48.984.354.
  21. PT Batara Elek Semesta Terpadu di Jawa Timur. Kapasitas 780.459 KL dan investasi US$52.618.102.
  22. PT Wilmar Nabati Indonesia di Jawa Timur. Kapasitas 2.250.000 KL dan investasi US$109.335.484.
  23. PT Energi Baharu Lestari di Jawa Timur. Kapasitas 229.885 KL dan investasi US$6.370.370.
  24. PT Eterindo Nusa Graha di Jawa Timur. Kapasitas 568.966 KL dan investasi US$80.548.055.
  25. PT Eco Prima Energi di Jawa Timur. Kapasitas 579.310 KL dan investasi US$30.099.594.
  26. PT Bali Hijau Biodiesel di Bali. Kapasitas 360 KL dan investasi US$222.222.
  27. PT Smart Tbk di Kalimantan Selatan. Kapasitas 440.517 KL dan investasi US$59.677.951.
  28. PT Jhonlin Agro Raya di Kalimantan Selatan. Kapasitas 568.966 KL dan investasi US$60.426.512.
  29. PT Sukajadi Sawit Mekar di Kalimantan Tengah. Kapasitas 402.299 KL dan investasi US$52.222.222.
  30. PT Kutai Refinery Nusantara di Kalimantan Timur. Kapasitas 1.143.247 KL dan investasi US$65.640.556.
  31. PT Energi Unggul Persada di Kalimantan Timur. Kapasitas 948.276 KL dan investasi US$25.444.253.
  32. PT Multi Nabati Sulawesi di Sulawesi Utara. Kapasitas 475.862 KL dan investasi US$32.620.407.

Dari 32 perusahaan tersebut, kapasitas terpasangnya sekitar 17,14 juta kiloliter (KL) dengan investasi US$1,78 miliar.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Makalah webinar APROBI dan Majalah Sawit Indonesia, 30 November 2021, bertema, Menjaga Keberlanjutan Mandatori Biodiesel: Indonesia Menuju B40. Judul makalahnya, Implementasi Mandatori Biodiesel.
  2. Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Keynote Speech webinar APROBI dan Majalah Sawit Indonesia, 30 November 2021.
  3. https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3952/akselerasi-transisi-energi-bersih-dan-meraih-net-zero-emission-melalui-kebijakan-biodiesel.
  4. https://ebtke.esdm.go.id/post/2022/03/24/3127/pengembangan.biodiesel.di.indonesia.beri.manfaat.nyata.