AGRIKAN.ID – Kinerja industri sawit Indonesia ini meliputi produksi CPO (crude palm oil) dan CPKO (crude palm kernel oil), konsumsi domestik, ekspor serta persediaan awal dan akhir Januari 2024.
Produksi minyak sawit mentah (CPO), yang diekstraksi dari daging buah kelapa sawit (mesocarp), Januari 2024 sekitar 4,23 juta ton atau meningkat 5,91% dibandingkan Desember 2023.
Lihat juga: Proses produksi minyak sawit
Produksi minyak inti sawit mentah (CPKO), yang diekstraksi dari biji kelapa sawit (palm kernel), Januari 2024 sekitar 0,40 juta ton atau meningkat 5,79% dibandingkan Desember 2023.
Menurut Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) atau IPOA (Indonesian Palm Oil Association), kenaikan produksi tersebut seiring dengan ketuntasan panen sawit yang lebih optimal pada Januari 2024 pasca banyaknya hari libur pada Desember 2023.
Kegunaan CPO dan CPKO
Komposisi asam lemak CPO seimbang, yaitu 50% asam lemak jenuh dan 50% asam lemak tak jenuh.
Karena keseimbangan asam lemak tersebut, CPO lebih cocok digunakan untuk produksi berbagai produk turunan yang dapat dikonsumsi langsung.
CPO banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman (pangan) seperti minyak goreng, margarin, cokelat, dan makanan olahan lainnya.
Lihat juga: Minyak makan merah
Selain itu, CPO juga digunakan dalam produksi biodiesel, alternatif bahan bakar ramah lingkungan.
Pada industri kosmetik, CPO digunakan untuk pembuatan sabun, lotion, dan pembersih kulit.
Sementara komposisi asam lemak CPKO terdiri atas 80% asam lemak jenuh dan 20% asam lemak tak jenuh.
Karena tingginya komposisi asam lemak jenuh, CPKO lebih cocok digunakan untuk produksi produk turunan yang tidak dikonsumsi langsung seperti sabun, deterjen, dan produk kosmetik.
Lihat juga: Minyak sawit dan produk turunan
CPO dan CPKO dapat diolah menjadi produk oleokimia, baik olekokimia dasar maupun turunan.
Oleokimia dasar terdiri atas fatty acid, metil ester, fatty alcohol dan gliserol. Sementara oleokimia turunan antara lain fatty amine, metil ester sulfonat, fatty alcohol sulphates, dan gliserol ester.
Oleokimia turunan banyak digunakan untuk pembuatan sabun, deterjen, beberapa jenis surfaktan (memungkinkan dua atau lebih senyawa bisa bercampur homogen), dan emulsifier (pengemulsi).
Konsumsi sawit domestik
Berbeda dengan produksi, konsumsi sawit domestik justru turun Januari 2024 dibandingkan Desember 2023.
Menurut Mukti, konsumsi Januari 2024 hanya 1,94 juta ton atau lebih rendah 2,64% dibandingkan Desember 2023.
Lihat juga: Biodiesel berbasis minyak sawit
“Penurunan konsumsi yang terjadi, baik untuk pangan, oleokimia maupun biodiesel, merupakan fenomena musiman karena hari besar Natal dan musim liburan akhir tahun di bulan Desember,” ujar Mukti dalam siaran persnya, Kamis (28/3/2024), sebagaimana dikutip sawitindonesia.com.
Ekspor sawit
Kinerja ekspor sawit Januari 2024 sekitar 2,80 juta ton atau meningkat 14,63% dibandingkan Desember 2023.
“Kenaikan terbesar terjadi pada ekspor CPO dengan angka cukup fantastis yakni mencapai 80,47% yakni dari (0,19 juta) ton di Desember 2023 menjadi (0,35 juta) ton di Januari 2024,” tutur Mukti.
Lihat juga: Neraca industri sawit indonesia
Sementara itu, ekspor olahan minyak sawit pada Januari 2024 sekitar 1,92 juta ton atau meningkat 14,26% dibandingkan Desember 2023.
Berikut ini kondisi ekspor di beberapa negara atau wilayah tujuan:
- Ekspor ke Uni Eropa (EU) pada Januari 2024 sekitar 0,37 juta ton atau meningkat 104,52% dibandingkan Desember 2023.
- Ekspor ke Pakistan pada Januari 2024 sekitar 0,28 juta ton atau meningkat 110,91% dibandingkan Desember 2023.
- Ekspor ke Afrika pada Januari 2024 sekitar 0,35 juta ton atau meningkat 44,33% dibandingkan Desember 2023.
- Ekspor ke India pada Januari 2024 sekitar 0,53 juta ton atau meningkat 21,43% dibandingkan Desember 2023.
- Ekspor ke China pada Januari 2024 sekitar 0,38 juta ton atau menurun 34,02% dibandingkan Desember 2023.
- Ekspor ke Amerika Serikat pada Januari 2024 sekitar 0,20 juta ton atau menurun 35,27% dibandingkan Desember 2023.
Nilai ekspor pada Januari 2024 sekitar USD2,30 miliar atau meningkat 10,63% dibandingkan Desember 2023.
Lihat juga: Petani plasma sawit Asian Agri
Kenaikan nilai ekspor tersebut, selain karena kenaikan volume ekspor, juga karena kenaikan harga CPO dari rata-rata USD944 per ton menjadi USD958 per ton.
Dengan persediaan awal Januari 2024 sekitar 3,15 juta ton, produksi CPO dan CPKO 4,63 juta ton, konsumsi domestik 1,94 juta ton, dan ekspor 2,80 juta ton, maka persediaan akhir Januari 2024 sekitar 3,04 juta ton.
Syatrya Utama | Email: konten.agrikan@gmail.com
Referensi:
- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
- https://mutucertification.com/cpo-pengertian-contoh-jenis/.
- https://sawitindonesia.com/produksi-cpo-pada-januari-naik-591-persen-ekspor-ke-china-melorot/.