Harga minyak sawit global melesat
Ilustrasi kebun sawit.

Perang Rusia dan Ukraina sejak 24 Februari 2022, memicu kenaikan harga minyak nabati (vegetable oil), termasuk minyak sawit.

Di pasar global, harga minyak sawit Indonesia menembus angka US$1.700/ton pada awal Maret 2022. Padahal, tahun 2021, rata-rata harganya sekitar US$1.194/ton.

Perlu diketahui, total permintaan minyak nabati dunia pada tahun 2021 sekitar 211,8 juta ton dan total pasokan sekitar 214,8 juta ton sehingga secara normal surplus sekitar 3 juta ton.

Pangsa produksi empat minyak nabati, yaitu minyak sawit (palm oil), minyak kedelai (soybean oil), minyak rapa (rapeseed oil), dan minyak bunga matahari (sunflower oil) sekitar 187,4 juta ton atau 87,24%.

Produksi minyak sawit sekitar 76,5 juta ton, minyak kedelai 61,7 juta ton, minyak rapa 27,4 juta ton, dan minyak bunga matahari 21,8 juta ton.

Sisanya, 27,4 juta ton atau 12,76%, adalah minyak nabati lainnya seperti minyak kelapa, minyak zaitun, minyak jagung, minyak bekatul, dan minyak wijen.

Tetapi perang Rusia dan Ukraina serta sanksi Amerika Serikat, EU-27, dan negara lainnya terhadap ekonomi Rusia, membuat pasokan minyak nabati tergoncang.

Rusia dan Ukraina merupakan pemasok 80% minyak bunga matahari. Tetapi karena tidak bisa dikirim, menyebabkan konsumen minyak bunga matahari mencari minyak nabati lainnya.

India, misalnya, yang selama ini mendapat pasokan minyak bunga matahari dari Rusia dan Ukraina, berusaha menambah pasokan minyak sawit dari Indonesia.

Padahal, dulu India merupakan negara yang meningkatkan bea masuk untuk mempersulit minyak sawit Indonesia masuk ke negara itu.

Bahkan, India meminta Indonesia mengimpor daging kerbau sebagai konpensasi negara itu mengimpor minyak sawit Indonesia.

Dengan mengimpor daging kerbau tersebut membuat industri sapi potong di Indonesia terganggu. Sebab, harga daging kerbau relatif murah dari harga daging sapi.

Tetapi, sekarang ini Indonesia juga perlu menggenjot impor gandum dari India. Sebab, Indonesia juga kesulitan mengimpor gandum dari Ukraina.

Harga minyak sawit global meningkat, begitu juga harga TBS sawit

Buat petani sawit, kenaikan harga minyak nabati, termasuk minyak sawit, membuat mereka senang.

Sebab, harga tandan buah segar (TBS) atau fresh fruit bunches (FFBs) ikut meningkat, seirama dengan harga minyak sawit di pasar global.

Misalnya harga tandan buah segar (TBS) sesuai dengan umur sawit di Riau untuk periode 9-15 Maret 2022, seperti dikutip infosawit.com:

  • Umur sawit 3 tahun, harga TBS-nya Rp3.113,05/kg
  • Umur sawit 4 tahun, harga TBS-nya Rp3.360,84/kg
  • Umur sawit 5 tahun, harga TBS-nya Rp3.661,13/kg
  • Umur sawit 6 tahun, harga TBS-nya Rp3.747,59/kg
  • Umur sawit 7 tahun, harga TBS-nya Rp3.893,99/kg
  • Umur sawit 8 tahun, harga TBS-nya Rp4.000,28/kg
  • Umur sawit 9 tahun, harga TBS-nya Rp4.090,66/kg
  • Umur sawit 10-20 tahun, harga TBS-nya 4.183,51/kg
  • Umur sawit 21 tahun, harga TBS-nya Rp4.012,42/kg
  • Umur sawit 22 tahun, harga TBS-nya Rp3.993,05/kg
  • Umur sawit 23 tahun, harga TBS-nya Rp3.976,91/kg
  • Umur sawit 24 tahun, harga TBS-nya Rp3.815,51/kg
  • Umur sawit 25 tahun, harga TBS-nya Rp 3.726,74/kg

Dengan produktivitas TBS sekitar 3 ton/ha/bulan dan harga TBS Rp4.000/kg, petani sawit bisa mengantongi duit Rp12 juta/ha/bulan sehingga membuat kantongnya makin tebal.

Belum diketahui kapan perang Rusia dan Ukraina berakhir. Begitu juga sanksi negara-negara EU-27, Amerika Serikat, dan negara lainnya terhadap Rusia.

Sanksi EU-27, Inggris, Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Selandia Baru, dan Australia terhadap ekonomi Rusia ikut meningkatkan harga pangan.

Pemicunya, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), karena kenaikan harga minyak nabati dan produk susu.

Februari 2022, harga pangan dunia mencetak rekor tertinggi dengan kenaikan tahunan sekitar 20,70%.

Tindakan Amerika Serikat untuk tidak mengimpor minyak dan gas bumi dari Rusia bakal meningkatkan harga minyak mentah.

Ada pengamat yang mengatakan harga minyak mentah bisa menembus US$185/barel. Bahkan Rusia mengatakan harganya bisa menyentuh US$300/barel.

Kenaikan harga minyak mentah akan mempengaruhi biaya logistik pangan sehingga bisa meroketkan harga pangan, termasuk minyak sawit.

Presiden Jokowi merespon Eropa dengan mandatori biodiesel B30

Pada tahun 2018 dan 2019, Uni Eropa EU-28 (dulu termasuk Inggris) berusaha mengganjal pemasaran produk sawit Indonesia di luar negeri.

Eropa berkepentingan mengamankan minyak nabati mereka, yaitu minyak rapa dan minyak bunga matahari.

Secara terstruktur, sistematis, dan masif, negara-negara EU-28 menentang minyak sawit Indonesia.

Mereka menuding kebun sawit di Indonesia melakukan deforestasi dan efek negatif lainnya, meski Indonesia sudah menjawab tuduhan itu tidak benar.

Terakhir Uni Eropa mengenakan bea masuk antisubsidi impor biodiesel dari Indonesia 8% sampai 18%.

Yang menarik, setelah keluar dari Uni Eropa, justru Inggris membela industri sawit Indonesia.

Tatapi tindakan EU-27 (Inggris keluar dari Uni Eropa) membuat harga minyak sawit global melemah.

Pada tahun 2018, rata-rata harga minyak sawit Indonesia di pasar global sekitar US$595,50/ton.

Pada tahun 2019 harganya turun lagi menjadi US$565,83/ton, bahkan pernah di bawah US$500,00/ton.

Dengan melemahnya harga minyak sawit Indonesia, membuat harga TBS di tingkat petani sekitar Rp1.300/kg. Kondisi ini membuat petani sawit gerah.

Presiden Jokowi tidak mau petani sawit Indonesia meradang gegara tekanan negara-negara Eropa.

Pada 1 Januari 2020, Jokowi membuat kebijakan mandatori biodiesel sawit dari B20 menjadi B30.

Apa yang terjadi? Konsumsi minyak sawit dunia meningkat sekitar 5,83 juta ton pada tahun 2019 dan 7,23 juta ton pada tahun 2020 untuk bahan baku biodiesel.

Bandingkan dengan impor Eropa terhadap minyak sawit Indonesia sekitar 5 juta ton. Meski impor Eropa lebih rendah, Indonesia menilai pasar Eropa tetap penting.

Dengan mandatori biodiesel B30, permintaan minyak sawit global meningkat, harganya pun menanjak.

Pada tahun 2020, rata-rata harga minyak sawit Indonesia di pasar global sekitar U$715/ton dan 2021 sekitar US$1.194/ton.

Melonjaknya harga minyak sawit Indonesia di pasar global ikut meningkatkan harga TBS di tingkat petani sawit.

Dengan demikian, dapat menyejahterakan petani sawit, yang jumlahnya di Indonesia sekitar 4 juta orang.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. https://www.statista.com/statistics/263933/production-of-vegetable-oils-worldwide-since-2000/#:~:text=The%20production%20volume%20of%20vegetable,tons%20in%20that%20time%20period.
  2. https://www.biofuelsdigest.com/bdigest/2021/11/20/global-vegetable-oil-production-set-to-reach-new-record-highs-in-2021-22/.
  3. https://www.cnbcindonesia.com/news/20190728232737-4-88124/jatuh-bangun-sawit-ri-penyelamat-devisa-yang-dikepung-eropa.
  4. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220306151107-92-767414/fao-harga-pangan-global-naik-207-persen-februari-2022.