Sang Hyang Seri menjadi pusat perbenihan nasional
Tanaman padi di sawah. Ilustrasi. Sumber logo: ptsanghyangseri.co.id.

AGRIKAN.ID – PT Sang Hyang Seri (SHS) bakal bertransformasi menjadi pusat perbenihan nasional.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdiri 5 Mei 1971 tersebut mempunyai 1.500 galur benih yang siap dikembangkan. Galur benih tersebut mempunyai sifat unggul, seragam, dan stabil.

Dalam perbenihan, selama ini anak perusahaan ID FOOD tersebut masih fokus memproduksi benih padi varietas Ciherang dan Mekongga. Maklum, kedua varietas tersebut digemari para petani.

Lihat juga: Fase pertumbuhan tanaman padi

Varietas Ciherang yang dirilis Kementerian Pertanian pada 25 Februari 2000 mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

  • Umur tanaman 116-125 hari sejak semai (HSS) atau hari sejak sebar (HSS) benih.
  • Bentuk gabah panjang ramping.
  • Warna gabah kuning bersih.
  • Bobot 1.000 butir gabah 27-28 gram.
  • Warna beras putih.
  • Tekstur nasi pulen.
  • Rata-rata hasil panen 5-7 ton gabah kering giling (GKG) per hektare.
  • Tahan terhadap wereng batang cokelat biotipe 2 dan 3 serta tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III dan IV.
  • Baik ditanam pada musim penghujan dan kemarau di sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Sementara varietas Mekongga yang dirilis Kementerian Pertanian pada 4 Juni 2004 mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

  • Umur tanaman 116-125 hari sejak semai (HSS) atau hari sejak sebar (HSS) benih.
  • Bentuk gabah ramping panjang.
  • Warna gabah kuning bersih.
  • Bobot 1.000 butir gabah 27-28 gram.
  • Warna beras putih.
  • Tekstur nasi pulen.
  • Potensi hasil panen 6 ton gabah kering giling (GKG) per hektare.
  • Agak tahan terhadap wereng batang cokelat biotipe 2 dan 3 serta agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe IV.
  • Baik ditanam di sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 mdpl (meter di atas permukaan laut).

Kebutuhan benih padi nasional

Berdasarkan fungsi dan cara produksinya, benih terdiri atas benih inti (nucleous seed), benih sumber, dan benih sebar (BR atau extention seed, ES).

Benih inti merupakan benih awal yang penyediaannya melalui proses pemuliaan dan atau perakitan suatu varietas tanaman oleh pemulia pada lembaga penyelenggara pemuliaan, baik swasta maupun pemerintah.

Benih sumber terdiri atas tiga kelas, yaitu benih penjenis (BS atau breeder seed, BS), benih dasar (BD atau foundation seed, FS), dan benih pokok (BP atau stock seed, SS).

Benih penjenis merupakan perbanyakan dari benih inti. Kemudian benih penjenis digunakan untuk perbanyakan benih dasar. Selanjutnya benih dasar digunakan untuk perbanyakan benih pokok.

Lihat juga: Periodisasi musim tanam dan panen padi

Benih sebar atau disebut juga benih komersial merupakan benih turunan dari benih pokok, yang ditanam petani penangkar. Benih sebar digunakan untuk menghasilkan padi (beras) konsumsi.

Nah, dalam tulisan ini, yang dimaksudkan dengan kebutuhan benih padi nasional adalah kebutuhan benih sebar, yang digunakan petani untuk menanam padi di sawah atau ladang untuk konsumsi.

Benih sebar ini tidak bisa digunakan sebagai benih sumber. Jadi, kalau petani mau menanam kembali padi setelah panen, harus membeli kembali benih sebar, baik padi inbrida maupun padi hibrida.

Dalam sertifikasi, benih sebar ini mempunyai label berwarna biru. Benih pokok labelnya berwarna ungu. Benih dasar labelnya berwarna putih. Dan benih penjenis labelnya berwarna kuning.

Pada tahun 2025, diperkirakan kebutuhan benih sebar padi secara nasional sekitar 300 ribu ton. Nilai totalnya sekitar Rp5 triliun.

SHS menjadi pusat perbenihan nasional

SHS mempunyai lahan sekitar 3.162 hektare di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, dan 42 unit pabrik benih padi di berbagai wilayah strategis, dengan kapasitas sekitar 136 ribu ton.

Dengan aset tersebut, SHS mempunyai peluang untuk memasok sekitar 45 persen dari kebutuhan benih komersial padi nasional.

“Jadi, kita lagi bertransformasi. Insyaallah (tahun 2025) kita akan menuju ke pusat perbenihan nasional,” kata Adhi Cahyono Nugroho, Direktur Utama SHS, sebagaimana dikutip ekonomi.bisnis.com, 8 September 2024.

Selama ini SHS masih menggunakan lahan di Sukamandi untuk menanam padi untuk benih dan konsumsi.

SHS terus bertransformasi untuk menjadikan lahan tersebut hanya menghasilkan padi untuk benih.

Lihat juga: Optimalisasi indeks pertanaman padi

Dalam penjualan benih padi (benih sebar), SHS masih mengandalkan penjualan ke Kementerian Pertanian melalui skema E-Katalog.

“Sama itu kita juga ada free market (pasar bebas), dan ke depan kita akan juga produksi benih untuk para produsen benih,” kata Adhi sebagaimana dikutip ekonomi.bisnis.com.

Biasanya produsen benih membeli benih pokok untuk menghasilkan benih sebar. Produksi benih sebar ini dilakukan penangkar, yang memperoleh benih pokok dari produsen benih.

Nah, benih sebar yang dihasilkan penangkar dibeli oleh produsen benih dan kemudian dijual kepada petani atau lembaga pemerintah.

Jadi, dengan bertransformasi, SHS akan fokus menjadi pusat perbenihan nasional, antara lain benih padi.

Benih padi unggul mempunyai peran penting dalam mendukung program swasembada pangan (food self-sufficiency) nasional.

Syatrya Utama | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. 2017. Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi.
  2. Riset data dan fakta di website ekonomi.bisnis.com, p4w.ipb.ac.id, dan ptsanghyangseri.co.id.

Lihat Ebook: Panduan Praktis Menulis Artikel