Varietas padi unggul toleran kekeringan
Varietas padi unggul toleran kekeringan Inpago 7.

AGRIKAN.ID – Informasi 22 varietas padi unggul toleran kekeringan ini bisa bermanfaat bagi petani dalam mengantisipasi El Nino (musim kekeringan yang berkepanjangan).

Menurut prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas El Nino di Indonesia akan menguat pada Agustus dan September 2023.

Sebagai informasi, padi sendiri bukan tanaman air. Tetapi air merupakan unsur yang sangat menunjang keberhasilan budidaya padi, selain hara, udara, dan sinar matahari.

Dari perhitungan, untuk menghasilkan 1 kg gabah dibutuhkan air sekitar 1.432 liter. Air tersebut dibutuhkan pada fase pertumbuhan vegetatif (perbanyakan anakan) dan generatif (reproduksi).

Lihat juga: Fase pertumbuhan tanaman padi

Karena itu, di tengah musim kemarau yang panjang, petani dapat menanam varietas padi unggul toleran kekeringan. Toleran berarti padi tetap tumbuh dengan baik meski lahan minim air.

22 Varietas padi unggul toleran kekeringan

Berikut ini 22 varietas padi unggul toleran kekeringan yang dapat petani tanam di lahannya.

Lihat juga: Penggunaan herbisida Novlect

Sebelum memilih varietas padi yang akan ditanam, sebaiknya petani berkonsultasi dengan dinas-dinas pertanian setempat. Tentu dinas-dinas pertanian lebih memahami kondisi di daerahnya.

  1. Inpago 4
  2. Inpago 5
  3. Inpago 6
  4. Inpago 7
  5. Inpago 8
  6. Inpago 9
  7. Inpago Lipigo 4
  8. Inpago 11 Agritan
  9. Inpago 12 Agritan
  10. Rindang 1 Agritan
  11. Rindang 2 Agritan
  12. Cakrabuana Agritan
  13. Luhur 1
  14. Luhur 2
  15. Jatiluhur
  16. Situ Bagendit
  17. Situ Patenggang
  18. Batutegi
  19. Inpari 18
  20. Inpari 19
  21. Inpari 20
  22. Inpari 45 Dirgahayu

Inpago 4

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 124 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 4,1 ton GKG (gabah kering giling)/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpago 4 sekitar 21,9% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Inpago 5

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 118 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 4,0 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 6,2 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpago 5 sekitar 18% (rendah) sehingga tekstur nasinya tergolong sangat pulen.

Lihat juga: Penggunaan herbisida Loyant

Inpago 6

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 113 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 3,9 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 5,8 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpago 6 sekitar 22% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Inpago 7

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 111 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 4,6 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 7,4 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpago 7 sekitar 20,3% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Lihat juga: Penggunaan herbisida Nominee

Inpago 8

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 119 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 5,2 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 8,1 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpago 8 sekitar 22,3% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Inpago 9

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 109 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 5,2 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 8,4 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpago 9 sekitar 22,3% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Lihat juga: Tingkatkan hasil penen dengan Boom Flower

Inpago Lipigo 4

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 113 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 4,2 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 7,1 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpago Lipigo 4 sekitar 27,9% (tinggi) sehingga tekstur nasinya tergolong pera.

Inpago 11 Agritan

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 113 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 4,1 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 6,0 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpago 11 Agritan sekitar 21,3% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Inpago 12 Agritan

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 111 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 6,7 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 10,2 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpago 12 Agritan sekitar 22,8% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Lihat juga: Manfaat pupuk silika

Rindang 1 Agritan

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 111 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 4,62 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 6,97 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Rindang 1 Agritan sekitar 26,4% (tinggi) sehingga tekstur nasinya tergolong pera.

Rindang 2 Agritan

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 113 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 4,2 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 7,4 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Rindang 2 Agritan sekitar 16,4% (rendah) sehingga tekstur nasinya sangat pulen.

Cakrabuana Agritan

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 104 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 7,5 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 10,2 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Cakrabuana Agritan sekitar 22,0% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Lihat juga: Manfaat pupuk dolomit

Luhur 1

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 124 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 4,8 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 6,4 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Luhur 1 sekitar 21% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Luhur 2

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 123 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 4,6 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 6,9 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Luhur 2 sekitar 24,3% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Jatiluhur

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 110-115 hari setelah semai (HSS).
  • Kisaran hasil panen 2,5-3,5 ton GKG (gabah kering giling)/hektar.
  • Kadar amilosa beras Jatiluhur sekitar 27,6% (tinggi) sehingga tekstur nasinya tergolong pera.

Lihat juga: Padi Rojolele Srinuk dan Srinar

Situ Bagendit

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 110-120 hari setelah semai (HSS).
  • Kisaran hasil panen 3-5 ton GKG (gabah kering giling)/hektar.
  • Kadar amilosa beras Situ Bagendit sekitar 22% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Situ Patenggang

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 110-120 hari setelah semai (HSS).
  • Kisaran hasil panen 3,6-5,6 ton GKG (gabah kering giling)/hektar.
  • Kadar amilosa beras Situ Patenggang sekitar 23,93% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Batutegi

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 116 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 3,0 ton GKG (gabah kering giling)/hektar.
  • Kadar amilosa beras Batutegi sekitar 22,3% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Inpari 18

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 102 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 6,7 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 9,5 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpari 18 sekitar 18% (rendah) sehingga tekstur nasinya tergolong sangat pulen.

Inpari 19

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 104 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 6,7 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 9,5 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpari 19 sekitar 18% (rendah) sehingga tekstur nasinya tergolong sangat pulen.

Inpari 20

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 104 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 6,4 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 8,8 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpari 20 sekitar 21,1% (sedang) sehingga tekstur nasinya tergolong pulen.

Inpari 45 Dirgahayu

  • Umur tanaman sampai panen sekitar 116 hari setelah semai (HSS).
  • Rata-rata hasil panen 7,1 ton GKG (gabah kering giling)/hektar dengan potensi hasil 9,5 ton GKG/hektar.
  • Kadar amilosa beras Inpari 45 Dirgahayu sekitar 12,40% (rendah) sehingga tekstur nasinya tergolong sangat pulen.

Nah, sahabat agrikan.id, demikian informasi 22 varietas padi unggul toleran kekeringan. Semoga informasi ini bermanfaat dalam mengantisipasi El Nino tahun 2023 ini.

Syatrya Utama | Bloger, Jurnalis, dan Alumni IPB University | Email: syatrya_utama@yahoo.com

Referensi:

  1. Dokumentasi dan perpustakaan agrikan.id.
  2. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Buku-buku Deskripsi Varietas Padi.
  3. Wahab, Ismail. 2014. Kumpulan Deskripsi Varietas Padi. Jawa Tengah: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
  4. Beberapa website di bawah Kementerian Pertanian.
  5. https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/iptek/152.
  6. Beberapa website dinas-dinas pertanian.
  7. https://gdm.id/varietas-padi-tahan-kering/.
  8. https://mediaindonesia.com/humaniora/596938/bmkg-prediksi-el-nino-menguat-pada-agustus-2023.